Home Blog Page 43

Kokoon Hotel Surabaya Raih Juara Pertama dalam Festival Rujak Uleg Ke-20

0

Surabaya, 17 Mei 2025 – Lebih dari sekadar sajian kuliner, Rujak Uleg adalah simbol kekayaan budaya dan identitas masyarakat Surabaya. Dikenal sebagai makanan khas yang menyatukan berbagai rasa dalam satu piring, Rujak Uleg juga diakui sebagai warisan budaya tak benda yang terus dilestarikan melalui berbagai kegiatan seperti festival Rujak Uleg ke-20. Festival ini merupakan salah satu agenda utama dalam rangka perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732, yang setiap tahunnya dirayakan dengan berbagai kegiatan budaya dan kuliner. Total 131 peserta yang terdiri dari hotel, restoran, hingga umum turut ambil bagian dalam festival yang sarat makna ini.

Kokoon Hotel Surabaya dengan bangga mengumumkan keberhasilannya meraih Juara 1 dalam kategori Kreasi Rujak Uleg pada ajang Festival Rujak Uleg ke-20, yang digelar meriah di Surabaya Expo Center pada 17 Mei 2025. Kokoon Hotel Surabaya memikat dewan juri dengan kreasi Rujak Uleg inovatif yang menggabungkan cita rasa autentik dengan sentuhan presentasi modern tanpa meninggalkan esensi tradisionalnya. Penampilan tim yang energik, konsep yang kuat, serta rasa yang menggugah selera berhasil mengantar hotel ini meraih peringkat tertinggi di antara ratusan peserta lainnya.

“Kami merasa terhormat bisa ikut serta dalam festival yang tidak hanya meriah, tetapi juga memiliki makna budaya yang mendalam. Kemenangan ini kami dedikasikan untuk seluruh warga Surabaya dan tim hebat kami yang terus berinovasi dalam menjaga warisan kuliner lokal,” ujar Wiwied A. Widyastuti, Hotel Manager Kokoon Hotel Surabaya.

Festival Rujak Uleg tahun ini berlangsung semarak dengan penampilan berbagai hiburan, mulai dari kesenian tradisional hingga pertunjukan modern, serta dihadiri oleh ribuan pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat.

Krisis Gaza Makin Panas: Sanksi Internasional Mengintai Israel?

EtIndonesia. Situasi di Jalur Gaza kembali memanas setelah militer Israel secara resmi mengumumkan operasi darat besar-besaran di wilayah selatan Gaza, tepatnya di Khan Younis. Langkah ini disertai dengan perintah evakuasi massal kepada seluruh penduduk Khan Younis, menandai babak baru dalam konflik berkepanjangan yang telah memicu kecaman luas dari dunia internasional.

Israel Umumkan Evakuasi dan Serangan Darat

Pada pagi hari, 19 Mei, militer Israel melalui siaran radio berbahasa Arab mengumumkan kepada warga Khan Younis untuk segera meninggalkan kawasan mereka dan mengungsi ke arah barat, yang oleh pihak Israel disebut sebagai “zona lebih aman.” Pengumuman ini mempertegas rencana operasi militer Israel yang akan difokuskan pada Khan Younis, menjadikan wilayah tersebut sebagai zona perang aktif dalam beberapa hari ke depan.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pernyataannya menegaskan niat pemerintahannya untuk mengambil alih kontrol penuh atas seluruh wilayah Gaza. Netanyahu juga mengakui, tekanan dan sorotan dunia internasional terhadap krisis kemanusiaan, khususnya isu kelaparan di Gaza, kini mulai melemahkan dukungan global terhadap Israel. Dia menambahkan bahwa situasi ini menuntut tindakan strategis baru demi menjaga kepentingan keamanan nasional Israel.

Krisis Kemanusiaan Memburuk, Bantuan Masih Terhambat

Meski Pemerintah Israel mengumumkan pembukaan jalur bantuan kemanusiaan, kenyataannya bantuan yang berhasil masuk sangat terbatas. Menurut data PBB, pada hari yang sama hanya lima truk bantuan yang diizinkan menyeberang ke wilayah Gaza. Sementara itu, ratusan truk bantuan lainnya masih tertahan di perbatasan Al-Arish, Mesir, menunggu izin masuk dari pihak Israel.

Kepala Urusan Kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, menyebut jumlah bantuan yang masuk “jauh dari mencukupi kebutuhan masyarakat Gaza,” seraya mengingatkan bahwa krisis kelaparan yang terjadi kini semakin mengancam jiwa ribuan warga sipil, terutama anak-anak dan perempuan.

Kondisi di Gaza semakin mengkhawatirkan. Otoritas kesehatan setempat melaporkan bahwa sejak 15 Mei, lebih dari 400 orang dilaporkan tewas dan lebih dari seribu orang lainnya terluka akibat serangan beruntun yang dilancarkan oleh militer Israel. Fasilitas medis di wilayah tersebut pun sudah berada di ambang kolaps akibat kekurangan suplai dan beban pasien yang sangat berat.

Kecaman dan Ancaman Sanksi dari Dunia Barat

Eskalasi militer Israel di Gaza menuai reaksi keras dari para pemimpin dunia. Pada 19 Mei, pemimpin Inggris, Prancis, dan Kanada secara bersama-sama mengeluarkan pernyataan kecaman terhadap tindakan militer Israel yang dinilai berlebihan. Mereka secara tegas menuntut penghentian segera operasi militer di Gaza serta pembukaan jalur bantuan kemanusiaan yang lebih luas dan bebas hambatan.

Dalam pernyataan yang sama, ketiga negara juga memperingatkan bahwa jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, mereka siap mempertimbangkan pemberlakuan sanksi terhadap Israel. Langkah ini menandai tekanan diplomatik terbaru dari negara-negara Barat, yang sebelumnya dikenal sebagai sekutu dekat Israel.

Netanyahu membalas sikap tegas para pemimpin Barat tersebut dengan menyebutnya sebagai “penghargaan bagi ekstremisme.” Dia menilai bahwa tekanan dan ancaman sanksi justru akan mendorong kelompok-kelompok radikal untuk semakin berani menyerang Israel di masa depan.

Secara terpisah, Netanyahu mengungkapkan bahwa seorang senator Amerika Serikat telah memperingatkan secara pribadi bahwa jika media Barat terus memberitakan krisis kelaparan di Gaza, tekanan publik dapat memaksa Pemerintah AS untuk mengubah sikap politik mereka terhadap Israel.

Diplomasi Gencatan Senjata Masih Buntu

Di tengah kekacauan militer dan krisis kemanusiaan, upaya diplomasi untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza masih menemui jalan buntu. Internal Hamas sendiri dilaporkan mengalami perpecahan pendapat terkait tawaran pertukaran sandera dengan Israel.

Seorang pejabat Hamas menyatakan kesiapan untuk membebaskan 7 hingga 9 sandera Israel dengan syarat utama, yaitu diberlakukannya gencatan senjata selama 60 hari serta pembebasan 300 tahanan Palestina dari penjara Israel. Namun, pernyataan ini segera dibantah oleh juru bicara resmi Hamas yang menegaskan bahwa tidak akan ada pembebasan sandera selama operasi militer Israel di Gaza masih berlangsung.

Situasi di Lapangan: Korban Terus Bertambah

Menurut data terbaru dari otoritas kesehatan Gaza, sejak pecahnya gelombang serangan baru pada 15 Mei, lebih dari 400 orang telah dilaporkan meninggal dunia dan lebih dari 1.000 orang mengalami luka-luka, sebagian besar adalah warga sipil. Rumah sakit di Gaza menghadapi tantangan besar karena kekurangan pasokan medis dan keterbatasan fasilitas untuk merawat korban dalam jumlah besar.

Penutup: Gaza di Titik Kritis

Dengan operasi militer yang semakin diperluas, krisis kemanusiaan yang kian parah, serta tekanan dan kecaman dari berbagai negara, situasi di Gaza kini berada di titik kritis. Masa depan wilayah tersebut sangat bergantung pada perkembangan diplomasi internasional dan kesediaan semua pihak untuk mencari solusi damai demi mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa.

Israel tetap pada pendiriannya, sementara dunia internasional bersatu menuntut perubahan. Gaza kembali menjadi panggung pertarungan bukan hanya militer, tetapi juga kemanusiaan dan diplomasi global.

Trump Ubah Sikap Setelah Bicara dengan Pemimpin Rusia-Ukraina, Isyaratkan Mundur dari Mediasi dan Tolak Sanksi Baru untuk Rusia

EtIndonesia. Pada tanggal 19 Mei, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin guna membahas kemungkinan gencatan senjata dalam perang Rusia-Ukraina. Namun, alih-alih mendesak Rusia segera menghentikan serangan, Trump justru mengubah sikap: dia menyatakan dukungan atas niat Putin untuk membuka dialog langsung dengan Ukraina, dan menyatakan tidak akan bergabung dalam putaran baru sanksi Eropa terhadap Rusia.

Pernyataan Trump setelah pembicaraan tersebut mengisyaratkan bahwa AS akan mundur dari perannya sebagai mediator dalam konflik Rusia-Ukraina.

Dua Kali Bicara dengan Zelenskyy, Trump Dukung Dialog Langsung Rusia-Ukraina

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa dia berbicara dua kali dengan Trump pada hari yang sama. Dalam pernyataannya, dia mengungkapkan bahwa Ukraina bersama sekutu-sekutunya saat ini tengah mempertimbangkan kemungkinan pertemuan tingkat tinggi yang melibatkan Ukraina, Rusia, Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, dan Inggris, guna mengupayakan penghentian perang.

Trump Serahkan Peran Mediasi ke Vatikan, Tolak Sanksi Baru ke Rusia

Menurut laporan berbagai media internasional, setelah pembicaraan dengan Putin, Trump mengatakan bahwa konflik ini harus diselesaikan oleh kedua pihak yang berseteru secara langsung, bahkan menyarankan agar Vatikan mengambil alih peran sebagai tuan rumah untuk negosiasi perdamaian.

Trump menyatakan bahwa Putin telah menyetujui untuk segera memulai perundingan langsung dengan Ukraina guna mencapai kesepakatan gencatan senjata dan perdamaian yang lebih luas. Dia menyebut hal ini sebagai bentuk “kompromi besar” dari pihak Putin.

“Hanya mereka yang terlibat langsung dalam perang yang tahu secara rinci kondisi di lapangan dan apa yang bisa dinegosiasikan. Campur tangan pihak luar sering kali tidak tepat,” ujar Trump.

Di Gedung Putih pada 19 Mei, Trump mengatakan kepada wartawan: “Saya pikir masih ada peluang untuk mencapai sesuatu. Tapi jika Anda memberi tekanan saat ini, situasinya justru bisa memburuk.”

Pernyataan ini sangat kontras dengan sikap Trump sebelumnya pada April, di mana dia sempat mengancam akan memberlakukan sanksi perbankan tambahan kepada Rusia jika Putin enggan menghentikan perang.

Trump juga menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan peran mediasi kepada otoritas tertinggi keagamaan. Dalam pernyataan tertulisnya, Trump menyebut bahwa Vatikan telah menyatakan kesediaan untuk memimpin perundingan mendatang, dan dia menyambutnya dengan berkata: “Mari kita mulai proses perdamaian!”

Menurut harian Financial Times, pernyataan ini merupakan sinyal jelas bahwa Trump tidak lagi ingin AS menjadi mediator utama dalam penyelesaian konflik Rusia-Ukraina.

Trump Sampaikan Hasil Percakapan kepada Para Pemimpin Eropa

Trump mengaku telah segera menginformasikan isi percakapannya dengan Putin kepada Zelenskyy serta para pemimpin dari Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Finlandia, dan Komisi Uni Eropa.

Kanselir Jerman Friedrich Merz menyampaikan bahwa seluruh peserta pertemuan tersebut mengonfirmasi komitmen untuk terus mendukung Ukraina dalam upaya mencapai gencatan senjata.

Namun, dua sumber yang mengetahui isi pembicaraan mengatakan bahwa Trump secara eksplisit menyatakan niat AS untuk menarik diri dari konflik ini dan menyerahkannya sepenuhnya kepada Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikannya secara bilateral.

Salah satu sumber mengatakan bahwa para pemimpin Eropa terkejut dengan cara Trump menggambarkan “kesepakatan yang telah tercapai.”

Menurut laporan CNN, Trump tidak akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia karena dia meyakini bahwa masih ada peluang nyata untuk mendorong proses perdamaian.

Zelenskyy Cemas, Ukraina Tolak Ultimatum Rusia

Sementara itu, Presiden Zelenskyy menyampaikan keprihatinannya terhadap niat Trump yang ingin mundur dari proses mediasi dan mendorong dialog langsung Rusia-Ukraina. Dia mengatakan bahwa dalam pembicaraan pertamanya dengan Trump, dia menekankan pentingnya tetap menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, menuntut gencatan senjata segera, dan menegaskan bahwa keputusan apa pun terkait Ukraina harus melibatkan persetujuan dari Ukraina sendiri.

Dalam pembicaraan kedua, yang melibatkan para pemimpin dari Prancis, Finlandia, Jerman, Italia, dan Uni Eropa, diskusi lebih panjang dan menyeluruh. Para pihak membahas rencana pertemuan tingkat tinggi yang melibatkan Rusia, Ukraina, AS, Uni Eropa, dan Inggris. Lokasi pertemuan kemungkinan akan digelar di Turki, Vatikan, atau Swiss.

Zelenskyy menegaskan bahwa Ukraina tidak akan menarik pasukannya dari wilayah yang saat ini masih dipertahankan, dan tidak akan menyerah terhadap ultimatum apa pun yang diajukan oleh Rusia.

Dia juga berharap agar pertukaran tawanan yang sempat disepakati dengan Rusia dapat terealisasi dalam beberapa hari atau pekan mendatang.

Lebih lanjut, Zelenskyy menyampaikan bahwa dia mengantisipasi Uni Eropa akan segera menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia dalam waktu dekat, meski tidak merinci jenisnya. Dia juga mendesak AS untuk memberlakukan sanksi terhadap sektor perbankan dan energi Rusia guna membatasi sumber pendanaan perang Moskow.

Apa Dampak Mundurnya AS dari Mediasi? CNN: Ukraina Tak Punya Pilihan

Menurut CNN, kemungkinan besar Trump akhirnya menyadari bahwa Moskow tidak membutuhkan restu dari Washington untuk bergerak. Meskipun AS mungkin belum sepenuhnya mundur dari mediasi, pernyataan Trump mengindikasikan bahwa AS ingin menyerahkan kepemimpinan proses ini kepada pihak lain. Pengaruh AS terhadap Rusia pun kini terlihat semakin terbatas.

Bagi Eropa, prospek Ukraina pada tahun 2025 tetap suram. Namun di antara semua pilihan yang buruk, mempertahankan solidaritas NATO masih menjadi satu-satunya cara untuk menekan Rusia agar mengurangi ambisi strategisnya. Apabila ekonomi, cadangan, pasukan, atau senjata Rusia goyah, maka mesin perangnya dapat lumpuh.

Eropa memang tidak memiliki banyak pilihan, dan Ukraina sendiri tidak punya pilihan sama sekali.(jhn/yn)

Para Ilmuwan Membuat Model Mini Bom Lubang Hitam, dan  Benar-Benar Berhasil

0

Todd Crawford

Sekelompok peneliti dari University of Southampton mengklaim bahwa mereka telah berhasil menciptakan sebuah “model mainan” dari apa yang disebut sebagai “bom lubang hitam” dalam pengaturan laboratorium, demikian dilaporkan oleh Live Science.

“Bom lubang hitam” pertama kali dikemukakan pada tahun 1970-an oleh fisikawan Roger Penrose dan Yakov Zel’dovich, yang melibatkan proses peningkatan energi dari sebuah lubang hitam dan menjebaknya dengan cermin hingga terjadi ledakan.

Konsep ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh William Press dan Saul Teukolsky pada tahun 1972.

Para peneliti dari University of Southampton memanfaatkan apa yang disebut sebagai “efek Zel’dovich” untuk mensimulasikan kondisi di sekitar lubang hitam.

Dengan menggunakan silinder aluminium yang berputar, dikelilingi oleh tiga lapisan kumparan logam, para peneliti berhasil mencapai hasil yang diinginkan, yaitu menciptakan sebuah lubang hitam mini dalam lingkungan laboratorium.

Eksperimen ini dirinci dalam makalah draf tertanggal 31 Maret yang tersedia di server pracetak arXiv dan saat ini sedang menunggu proses tinjauan sejawat (peer review).

Hendrik Ulbricht, salah satu penulis studi sekaligus profesor fisika di University of Southampton, menunjukkan bagaimana energi dapat diekstraksi dan diperkuat melalui siklus umpan balik positif.

 Mereka menemukan bahwa saat silinder berputar lebih cepat dibandingkan medan magnet yang dihasilkannya, terjadi peningkatan energi dalam medan tersebut, yang pada gilirannya memperkuat sinyal magnetik.

“Pekerjaan kami membawa prediksi ini secara utuh ke dalam laboratorium, tidak hanya menunjukkan penguatan energi, tetapi juga transisi menuju ketidakstabilan dan pembangkitan gelombang secara spontan,” ujar Maria Chiara Braidotti, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini, kepada Live Science.


Efek Zel’dovich

Efek Zel’dovich adalah fenomena teoritis di mana gelombang, seperti cahaya atau suara, dapat memperoleh energi dengan memantul dari objek yang berputar, yang berpotensi menyebabkan penguatan gelombang atau bahkan akumulasi energi tak terkendali — seperti “bom lubang hitam” dalam kasus ekstrem.

Para peneliti berhasil memanfaatkan efek ini saat kumparan di sekitar sistem bertindak sebagai reflektor, menghasilkan siklus umpan balik yang menjebak dan memperkuat energi.
Hal ini menghasilkan sinyal magnetik yang diperkuat, yang berhasil mensimulasikan pelepasan energi eksplosif sebagaimana pertama kali diperkirakan oleh Zel’dovich.

Walaupun eksperimen ini sepenuhnya tidak berbahaya, hal ini memberikan kesempatan langka bagi para peneliti untuk mempelajari superradiasi saat itu terjadi.
Superradiasi adalah proses di mana gelombang — seperti cahaya, suara, atau medan kuantum — mengambil energi dari objek yang berputar, menjadi lebih kuat setelah memantul darinya.

Penelitian ini juga akan memungkinkan ilmuwan untuk menguji teori-teori yang melibatkan medan eksotik, termasuk yang diduga berkaitan dengan materi gelap yang hingga kini masih sulit dipahami.

Dalam temuan mereka, para peneliti menulis:

“Sistem ini secara langsung memenuhi kondisi yang diprediksi oleh Zel’dovich pada tahun 1971 dan dikembangkan menjadi bom lubang hitam oleh Press dan Teukolsky.”

Eksperimen ini mensimulasikan peningkatan energi yang terjadi di ergosfer lubang hitam, wilayah di mana objek dapat memanfaatkan rotasinya, membantu para ilmuwan memahami bagaimana lubang hitam memutar dan mempercepat struktur ruang-waktu.

“Meskipun pengamatan langsung terhadap lubang hitam tidak memungkinkan, mungkin kita dapat mempelajari lebih banyak tentang sifat lubang hitam — salah satu struktur paling ekstrem di alam semesta — melalui analogi eksperimental seperti ini,” tulis tim peneliti. (asr)

Sumber : Visiontimes.com

Makan Malam Favorit Udang Saus Mentega  yang Lezat Hanya dengan Waktu 10 Menit

Makan malam udang yang mudah ini dijamin akan disukai banyak orang

Janette Zepeda – TheKitchn.com

Saya sangat menyukai udang. Saya tumbuh besar bersama seorang paman yang ahli dalam memasak hidangan laut. Ia memulai perjalanannya dari Nayarit, Meksiko, ke Las Vegas, Nevada, di mana ia kini menjadi koki dan pemilik Mariscos El Ancla, sebuah restoran hidangan laut khas Meksiko. 

Setiap kali ia berkunjung, hampir bisa dipastikan bahwa udang akan menjadi bagian dari menunya. Terinspirasi dari paman saya, resep udang pedas dengan lemon dan bawang putih ini adalah hidangan udang paling mudah dan paling kaya rasa yang pernah Anda coba.

Saus yang segar ini dibuat dengan cepat dari bawang putih dan air lemon. Meski agak berbeda dari camarones a la diabla (udang ala setan) yang saya kenal sejak kecil, tambahan lemon membuat hidangan yang sederhana tapi memuaskan ini naik ke tingkat yang lebih tinggi. 

Sekarang mari kita bicara soal pedasnya: Saya tidak bisa bohong dan mengatakan bahwa ini tidak terlalu pedas, tetapi saya bisa katakan bahwa sausnya sangat seimbang, berkat mentega, bawang putih, paprika asap, dan lemon. 

Sajikan bersama nasi kukus atau nikmati begitu saja dengan hiasan daun ketumbar dan perasan lemon tambahan. Makan malam udang yang mudah ini dijamin akan memikat siapa pun—bahkan anak-anak saya pun menyukainya.


Kenapa Anda Akan Menyukainya

  • Siap hanya dalam 10 menit! Hidangan ini dibuat dengan sangat cepat, cocok untuk makan malam di malam hari yang sibuk atau sebagai hidangan pembuka mendadak.
  • Sausnya pedas tapi seimbang. Mentega dan air lemon meredam rasa pedasnya. Namun jika Anda ingin rasa tanpa terlalu banyak pedas, Anda bisa mengurangi jumlah cabai kering sesuai selera.

Bahan Utama Udang Pedas Lemon Bawang Putih

  • Paprika asap: Memberikan rasa dalam yang berasap dan pedas ringan.
  • Bawang putih: Menjadi dasar dari saus, melapisi udang dengan rasa gurih dan kaya.
  • Cabai kering (red pepper flakes): Menyumbangkan rasa pedas dan berpadu dengan lemon untuk menghasilkan rasa buah, berasap, dan sedikit seperti jeruk.

Alternatif yang Membantu

  • Ingin lebih pedas? Ganti paprika asap dengan cabai cayenne untuk sensasi yang lebih menyengat.
  • Ingin lebih ringan? Cukup gunakan setengah jumlah cabai kering.

Resep Udang Pedas Lemon Bawang Putih

Untuk 4 porsi

Bahan:

  • 680 gram udang besar mentah (sekitar 26–30 ekor per pon), kupas dan buang urat punggungnya
  • 5 sendok makan mentega tawar
  • 3 sendok makan bawang putih cincang halus (sekitar 10 siung)
  • Parutan kulit lemon dari 1 lemon ukuran sedang (sekitar 1 sendok makan)
  • Air perasan dari 1 lemon ukuran sedang (sekitar 3 sendok makan)
  • 2 sendok teh cabai kering
  • 1 sendok teh paprika asap
  • 1/2 sendok teh garam kosher
  • 1/4 sendok teh lada hitam bubuk
  • Daun ketumbar segar cincang, untuk hiasan (opsional)
  • Irisan lemon, untuk penyajian (opsional)

Cara Membuat:

  1. Keringkan 680 gram udang besar mentah dengan tisu dapur.
  2. Lelehkan 5 sendok makan mentega tawar dalam wajan berukuran 30 cm di atas api sedang-kecil. Tambahkan 3 sendok makan bawang putih cincang dan masak hingga harum, sekitar 1–2 menit.
  3. Tambahkan udang, parutan kulit lemon, air perasan lemon, 2 sendok teh cabai kering, 1 sendok teh paprika asap, 1/2 sendok teh garam, dan 1/4 sendok teh lada hitam. Aduk rata lalu susun udang dalam satu lapisan di wajan.
  4. Tingkatkan panas ke sedang. Masak sambil sesekali diaduk hingga udang matang dan terasa kenyal, sekitar 3–5 menit. Sajikan dengan hiasan daun ketumbar dan irisan lemon jika diinginkan.

Catatan Resep: Sisa makanan dapat disimpan di dalam wadah tertutup di lemari es hingga dua hari. Hangatkan kembali di atas api sedang hingga cukup panas, sekitar 3–4 menit.


Janette Zepeda adalah produser kuliner untuk TheKitchn.com, sebuah blog nasional terkenal bagi para pecinta makanan dan masakan rumahan. Kirimkan komentar atau pertanyaan Anda ke [email protected].

Terapi Mindfulness Secara Signifikan Memperbaiki Depresi yang Resisten terhadap Pengobatan

Uji klinis baru menunjukkan bahwa terapi kognitif berbasis mindfulness memperbaiki gejala pada pasien dengan depresi yang menetap setelah pengobatan standar

George Citroner

Terapi berbasis mindfulness memberikan kelegaan secara signifikan bagi pasien yang tetap mengalami depresi setelah gagal merespons pengobatan konvensional, menurut sebuah uji klinis terbaru.

Studi tersebut menemukan bahwa sesi mindfulness jarak jauh mampu memperbaiki gejala depresi, yang berpotensi memberikan harapan baru bagi ratusan ribu pasien yang selama ini dianggap telah berada di “jalan buntu” dalam pilihan pengobatan psikologis mereka.

Manfaat Terukur Setara dengan Obat

Studi ini menemukan bahwa terapi kognitif berbasis mindfulness (Mindfulness-Based Cognitive Therapy/MBCT) — bentuk pengobatan kesehatan mental yang menggabungkan praktik meditasi dengan prinsip terapi perilaku kognitif (CBT) — secara signifikan meningkatkan gejala depresi dibandingkan dengan pengobatan standar.

MBCT menggabungkan meditasi dan praktik mindfulness, seperti belas kasih terhadap diri sendiri, dengan CBT, yang membantu individu mengubah pola pikir negatif.

Uji coba ini melibatkan lebih dari 200 pasien di seluruh Inggris yang sebelumnya telah menjalani terapi bicara (talk therapy) dan mengonsumsi antidepresan, tetapi tetap berjuang melawan depresi.

Peserta dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok intervensi menerima sesi MBCT sebagai tambahan dari pengobatan standar. Sesi ini berfokus pada pengembangan keterampilan mindfulness dan pengelolaan emosi yang sulit. Sementara itu, kelompok lainnya melanjutkan perawatan biasa mereka, yang mencakup kombinasi antidepresan dan terapi bicara.

Enam bulan kemudian, mereka yang menerima MBCT menunjukkan peningkatan skor depresi yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang hanya menjalani perawatan standar.
Kelompok yang menerima MBCT ditambah pengobatan biasa memiliki skor depresi yang rata-rata 2,5 poin lebih rendah pada Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9), alat skrining depresi yang banyak digunakan.

Terapi MBCT Jarak Jauh Sama Efektifnya

Penyampaian MBCT secara jarak jauh dapat “sangat efektif,” terutama bagi orang yang mungkin tidak bisa menghadiri sesi secara langsung karena lokasi, keterbatasan waktu, atau masalah kesehatan mental, kata Dr. Sanam Hafeez, neuropsikolog dan direktur Comprehend the Mind di New York, yang tidak terlibat dalam studi ini, kepada The Epoch Times.
“Mampu bergabung dari rumah justru bisa membantu sebagian orang merasa lebih nyaman untuk terbuka,” ujarnya. “Jika sesi disusun dengan baik dan kelompoknya terlibat aktif, dampaknya bisa sama kuatnya.”

Mengapa MBCT Efektif untuk Depresi yang Persisten

MBCT sangat membantu bagi mereka yang mengalami depresi berulang atau persisten, terutama jika mereka masih memiliki gejala setelah pengobatan standar, kata Erik Larson, perawat spesialis kejiwaan bersertifikat dan pemilik Larson Mental Health, yang juga tidak terlibat dalam studi tersebut.

 Terapi ini awalnya dikembangkan untuk mencegah kekambuhan pada mereka yang mengalami depresi berulang, karena MBCT mengajarkan cara berpikir yang berbeda terhadap pikiran dan emosi negatif — bukan mencoba menghilangkannya.

Meskipun MBCT paling efektif bagi mereka yang sering merenung berlebihan (overthinking) atau merasa kewalahan oleh stres, para ahli memperingatkan bahwa terapi ini memerlukan kestabilan emosional dan latihan yang konsisten. Karena itu, terapi ini tidak cocok untuk pasien dalam krisis akut atau yang mengalami gejala psikotik.

“[MBCT] membantu orang mengenali pikiran negatif yang bersifat mengkritik diri sendiri sebagai sekadar pikiran, bukan sebagai fakta, sehingga membantu mengurangi dampak emosionalnya,” ujar rekan penulis Profesor Clara Strauss dari University of Sussex. “Terapi ini membantu orang menjadi lebih menerima terhadap pengalaman sulit mereka dan lebih ramah terhadap diri sendiri.”

MBCT Bisa Dikombinasikan dengan Terapi Lain

Hafeez mengatakan MBCT dapat dikombinasikan dengan pengobatan lain.
“Banyak orang sudah mengonsumsi obat, dan ini bisa memberikan dukungan tambahan,” ujarnya. “MBCT tidak menggantikan terapi seperti CBT, tetapi menambahkan lapisan baru. Bahkan ada yang merasa terapi ini membantu mereka lebih sedikit bergantung pada obat seiring waktu.”

Depresi yang sulit diobati (treatment-resistant depression) memengaruhi sekitar 30 persen dari seluruh penderita gangguan depresi mayor.

Mary Ryan, penasihat pasien sekaligus rekan penulis yang telah bekerja dengan tim riset sejak awal, menekankan dalam pernyataannya betapa pentingnya temuan ini bagi pasien yang sebelumnya merasa telah kehabisan pilihan pengobatan.

Ia mengatakan banyak orang diberi tahu bahwa mereka telah mencapai “akhir jalan” dalam pengobatan psikologis mereka dan tidak ada pilihan lain yang tersisa.

“Temuan dari uji coba ini sangat penting karena kita memberi tahu kelompok orang ini bahwa mereka tetap berarti — bahwa masih ada sesuatu yang bisa dicoba dan mungkin berhasil bagi mereka,” ujarnya. (asr)

Realitas Alam Semesta: “Sehari di Langit, Seribu Tahun di Bumi” Bukan Sekadar Mitos

EtIndonesia. Kalimat “Sehari di langit, seribu tahun di bumi” tentu sudah tidak asing bagi banyak orang, khususnya dalam budaya Tiongkok. Namun, kebanyakan orang modern menganggapnya hanya sebagai kiasan mitologis atau imajinasi religius semata. Akan tetapi, ilmu pengetahuan masa kini justru menunjukkan bahwa kalimat ini bukan sekadar legenda, melainkan mencerminkan kenyataan yang benar-benar terjadi dalam struktur waktu dan ruang alam semesta.

Waktu Relatif dalam Tata Surya: Perbedaan yang Menakjubkan

Dalam pemahaman ilmiah, waktu diukur berdasarkan rotasi dan revolusi suatu planet. Di Bumi, satu hari adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu rotasi penuh (sekitar 24 jam), dan satu tahun adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu kali revolusi mengelilingi Matahari (sekitar 365 hari).

Namun, waktu berjalan sangat berbeda di planet lain:

  • Jupiter membutuhkan 11,86 tahun Bumi untuk menyelesaikan satu putaran mengelilingi Matahari. Artinya, jika seseorang tinggal di Jupiter selama satu tahun Jupiter, di Bumi telah berlalu hampir 12 tahun.
  • Neptunus memiliki revolusi yang jauh lebih panjang: satu tahun Neptunus setara dengan 164,8 tahun Bumi.
  • Merkurius mengelilingi Matahari dalam waktu hanya 88 hari, dan satu rotasi memakan waktu 58 hari 15 jam. Jadi, satu hari di Merkurius setara dengan hampir dua bulan waktu bumi.
  • Venus, uniknya, membutuhkan 243 hari Bumi hanya untuk berputar sekali (satu hari), dan satu tahunnya adalah 224,7 hari Bumi. Ini berarti, sehari di Venus lebih lama dari satu tahunnya.

Melihat perbedaan ekstrem tersebut, maka logis untuk bertanya: bagaimana waktu berlalu di luar tata surya, di galaksi lain, atau bahkan di batas alam semesta? Apakah benar ada tempat di mana “satu hari setara dengan seribu tahun”?

Galaksi dan Skala Waktu Kosmis

Penelitian dari Pusat Penelitian Astronomi Radio Internasional (ICRAR) di Australia yang diterbitkan dalam Monthly Notices of the Royal Astronomical Society di Inggris menunjukkan bahwa:

  • Matahari membutuhkan lebih dari 200 juta tahun untuk mengelilingi pusat Galaksi Bima Sakti sekali.
  • Galaksi Bima Sakti sendiri, sebagai struktur spiral besar yang terdiri dari miliaran bintang, memerlukan waktu sekitar 1 miliar tahun untuk menyelesaikan satu rotasi penuh.

Profesor Gerhardt Meurer dari ICRAR menyatakan :“Tak peduli apakah suatu galaksi besar atau kecil, jika Anda berada di pinggiran piringan galaksi dan ikut berputar bersamanya, maka Anda memerlukan sekitar 1 miliar tahun untuk satu kali putaran.”

Jika kita menganggap Galaksi Bima Sakti sebagai “planet”, maka hidup selama 1 tahun di sana akan setara dengan 1 miliar tahun waktu Bumi. Maka tidak heran jika kalimat “sehari di langit, seribu tahun di Bumi” tampak sangat masuk akal secara ilmiah, setidaknya dalam konteks relativitas waktu skala kosmis.

Relativitas Waktu dan Misteri Dimensi

Waktu manusia berbeda secara fundamental dengan waktu di skala tata surya, galaksi, atau bahkan alam semesta secara keseluruhan. Jika kita naik ke skala pinggiran alam semesta, berapa tahun bumi yang akan setara dengan satu tahun di sana? Tidak ada angka pasti—yang jelas, perbedaannya luar biasa besar, hingga tak terbayangkan oleh manusia biasa.

Para ilmuwan menyatakan bahwa waktu adalah konsep relatif. Tanpa keterikatan pada ruang tertentu, waktu sebagaimana yang kita kenal di Bumi bisa menjadi tidak relevan.

Dalam Alkitab, tertulis: “Bagi Tuhan, satu hari seperti seribu tahun, dan seribu tahun seperti satu hari.”

Demikian pula dalam ajaran Buddha, dikatakan bahwa alam semesta memiliki 33 tingkatan langit. Jika atmosfer Bumi dianggap sebagai tingkat pertama, maka tingkat-tingkat berikutnya mencakup tata surya, galaksi, gugusan galaksi, dan semesta yang lebih tinggi lagi—semakin tinggi, maka waktu berjalan semakin lambat, bisa mencapai milyaran kali lebih lambat dibandingkan waktu di Bumi. Itulah sebabnya kitab suci Buddha menggunakan satuan 10 pangkat N, dengan angka yang luar biasa besar, melampaui batas pemahaman manusia biasa.

Einstein dan Ilmu Modern: Waktu Bisa Melambat Hingga Berhenti

Menurut Teori Relativitas Albert Einstein, ruang dan waktu membentuk struktur empat dimensi (spacetime) yang merupakan dasar dari alam semesta. Ketika sebuah objek bergerak mendekati kecepatan cahaya, waktu bagi objek tersebut akan melambat dibandingkan dengan waktu bagi pengamat yang diam. Jika kecepatan mencapai kecepatan cahaya (atau bahkan melebihinya secara teoritis), maka waktu bisa berhenti sama sekali.

Artinya, jika sebuah pesawat ruang angkasa bergerak dengan kecepatan cahaya sejauh 1.000 tahun cahaya, maka bagi penumpang di dalamnya mungkin hanya terasa sekejap, sementara bagi penduduk Bumi, waktu telah berlalu selama 10 abad.

Dari Mitologi Menuju Ilmu Pengetahuan

Konsep “sehari di langit, seribu tahun di bumi” kini bukan lagi sekadar dongeng atau mitos. Ilmu pengetahuan modern telah memberikan dasar logis dan matematis bagi pernyataan yang dahulu hanya bisa ditemui dalam kitab-kitab kuno.

Dalam tradisi Tao dan Buddha Tiongkok, terdapat konsep panjang umur dan keabadian. Namun, bukan berarti seseorang hidup di tubuh fisik yang sama selama ribuan tahun. Yang dimaksud adalah bahwa seseorang melalui praktik spiritual dapat naik ke dimensi yang lebih tinggi, keluar dari batasan ruang dan waktu bumi, dan hidup dalam ruang di mana waktu berjalan sangat lambat. Maka, bagi orang-orang di Bumi, mereka tampak seperti tidak menua atau bahkan abadi.(jhn/yn)

Putin Sedang Menjebak Trump Selangkah demi Selangkah?

EtIndonesia. Pada 19 Mei, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menelepon langsung Kremlin dan berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin selama 2 jam 5 menit. Setelah pembicaraan itu, Trump segera mengumumkan kepada dunia bahwa diskusi tersebut “berjalan sangat lancar” dan bahwa “Rusia dan Ukraina segera memulai perundingan gencatan senjata.”

Namun, pernyataan Putin jauh lebih hati-hati. Dia menyebut bahwa pihak Rusia bersedia menyusun nota kesepahaman bersama dengan Ukraina terkait kemungkinan perjanjian damai di masa depan. Tetapi, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengaku tidak mengetahui apa pun tentang isi nota tersebut. Apakah mencakup jadwal, peta jalan, atau hal lainnya? Tidak jelas.

Putin hanya menegaskan satu hal penting—pernyataan yang telah dia ulang berkali-kali selama konflik ini: “Hal yang paling utama adalah menghapus akar dari krisis ini.”

Putin Langsung Tanggapi Trump dan Media

Setelah berbicara dengan Trump dari lokasi liburannya di Sochi, Putin segera memberikan pernyataan resmi kepada media dan muncul dalam pidato televisi. Dia menyebut bahwa “pembicaraan ini sangat bermanfaat” dan bahwa Rusia “sedang berada di jalur yang benar.”

Tak lama kemudian, Juru Bicara Kremlin mengatakan satu hal yang sangat penting: “Kedua presiden sepakat bahwa hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat perlu dinormalisasi.”

Putin Ingin Duduk Bersama Trump, Bukan Zelenskyy

Gagasan “normalisasi hubungan Rusia-AS”, serta keinginan untuk berbicara langsung dengan Trump, bukan Zelenskyy, tampaknya menjadi tujuan utama Putin. Meski Putin menyampaikan kepada Trump bahwa dia siap merancang nota damai bersama Ukraina, nyatanya tidak ada konsesi nyata yang ditawarkan dalam pembicaraan dua jam itu.

Pernyataan yang terdengar positif dari Putin sebenarnya hanyalah strategi untuk melunakkan Trump dan sekaligus membeli waktu. Sebab setelah menyatakan siap berdamai, Putin kembali menegaskan bahwa hal yang paling penting adalah “menghapus akar penyebab konflik.”

Trump Klaim “Negosiasi Dimulai,” Putin Masih Konsisten Ingin Capai Tujuan Militer

Trump melalui platform Truth Social menyatakan dengan optimis bahwa “perundingan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina telah dimulai.” Dia bahkan menambahkan bahwa Vatikan bersedia menjadi tempat perundingan.

Namun hanya beberapa jam sebelum itu, juru bicara Kremlin sudah menegaskan bahwa: “Rusia akan mencapai seluruh tujuan dari operasi militer khusus ini. Tapi jika solusi diplomatik bisa membantu mencapainya, maka itu juga baik.”

Pernyataan ini mengungkapkan pemikiran sebenarnya dari Kremlin—yakni bahwa diplomasi hanya alat tambahan, bukan jalan utama. Sementara itu, keseimbangan kekuatan antara Moskow, Kyiv, dan Washington terus bergeser secara halus.

Putin Tetap Ingin Ukraina Tunduk

Rusia secara konsisten menegaskan bahwa tidak ada kekuatan yang dapat menghentikannya mencapai tujuan perang. Bahkan perundingan yang gagal pekan lalu di Istanbul menunjukkan bahwa Moskow belum mengubah tuntutannya sedikit pun:

  • Ukraina harus menyerahkan empat wilayah yang saat ini sebagian dikuasai Rusia,
  • Mengakui aneksasi Semenanjung Krimea,
  • Menghentikan semua bantuan militer dari Barat,
  • Menjadi negara netral yang secara permanen menolak bergabung dengan NATO.

Putin Butuh Trump untuk Menekan Ukraina

Namun, banyak analis militer Barat (termasuk sebagian dari Rusia sendiri) sepakat bahwa murni mengandalkan kekuatan militer untuk menundukkan Ukraina bukanlah hal yang mudah. Meskipun Rusia perlahan terus bergerak maju di medan tempur, tidak ada terobosan besar yang bisa memaksa Ukraina menyerah dalam waktu dekat.

Dalam konteks ini, Trump bisa jadi merupakan kartu truf terbaik Putin untuk menekan Kyiv agar tunduk.

Trump Tidak Marah, Putin Makin Berani

Otoritas Moskow mencermati bahwa hasil buruk dari perundingan Istanbul tidak memicu reaksi keras dari Trump. Meskipun belakangan ini Trump mulai kesal dengan sikap keras Rusia—seperti ketika Kremlin menolak usulan gencatan senjata 30 hari dari Barat dan Ukraina—Trump tetap tidak bersikap keras kepada Putin.

Bahkan:

  • Trump tidak keberatan ketika delegasi Rusia ke Istanbul lebih rendah tingkatannya dibanding delegasi Ukraina,
  • Ia juga tidak mempermasalahkan fakta bahwa ketua delegasi Rusia adalah Vladimir Medinsky, pencetus teori “Ukraina adalah negara Nazi”, yang sangat kontroversial.

Putin Tidak Butuh Zelenskyy, Hanya Butuh Washington

Pada akhirnya, pertemuan di Istanbul hanya alat Putin untuk “menyenangkan” Trump, bukan untuk menyelesaikan masalah dengan Kyiv.

Menurut Tatyana Stanovaya, analis politik dan pakar sistem kekuasaan Rusia: “Tujuan utama Putin adalah membujuk Trump agar menekan Ukraina agar bersedia membahas agenda Rusia.”

Dengan kata lain, Putin tidak berniat berdamai dengan Zelenskyy, dan bahkan tidak berminat berbicara langsung dengannya.

Yang dia inginkan adalah:

  • Bisa duduk setara dengan AS dalam percaturan global,
  • dan bernegosiasi langsung dengan Washington,
  • demi mendorong Amerika Serikat menerima tatanan dunia baru versi Putin—yang ia sebut sebagai “Tatanan Dunia Baru”.

Putin Terus Menekan Garis Depan dan Menghindari Detail Gencatan Senjata

Putin terus meningkatkan tekanan di garis depan Ukraina, namun menghindari membahas secara rinci mengenai gencatan senjata.

Seperti yang dikatakan oleh Wakil Presiden AS, JD Vance sebelum Trump menelepon Putin: “Satu-satunya pertanyaan yang tersisa sekarang adalah: Apakah Putin benar-benar menginginkan perdamaian?”

Namun faktanya, pertanyaan sejati yang mengemuka saat ini adalah:

“Berapa lama lagi Trump akan terus bersabar terhadap Putin?” (jhn/yn)

Pemimpin PKT “Menyembah Buddha” di Henan, Cai Qi Menghilang, Hanya Ditemani oleh Orang Kepercayaannya

EtIndonesia. Pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) Xi Jinping pada 19 Mei sore, muncul di Luoyang, Henan, dan mengunjungi Kuil Kuda Putih (Baima Si) serta Gua Batu Longmen. Kepala Kantor Umum Partai, Cai Qi, tidak tampak ikut serta; hanya orang kepercayaan Xi, He Lifeng, yang mendampingi. 

Belakangan ini, rumor tentang Xi kehilangan kekuasaan terus beredar, dan publik memperhatikan bahwa setiap kali terjadi krisis politik, Xi kerap keluar “menyembah Buddha”, hingga dijuluki “pelarian mendadak ke Buddha”.

Xi Jinping Kunjungi Baima Si dan Gua Longmen

Media resmi CCTV Tiongkok merilis video kunjungan Xi di Luoyang. Ia pertama-tama menginspeksi perusahaan Luoyang Bearing Group Co., Ltd., lalu mengunjungi Baima Si dan Gua Longmen.

Dalam rekaman video, tampak Xi Jinping berambut putih, berjalan tertatih, dan tubuhnya tampak kurus. Saat berada di Baima Si, ia dan pejabat yang menyertainya masuk ke sebuah aula besar, yang dari tampilannya diduga adalah Aula Raja Langit (Tianwang Dian).

Menurut catatan publik, Baima Si merupakan kuil Buddha pertama yang dibangun secara resmi di Tiongkok, atas perintah Kaisar Ming dari Dinasti Han. Bangunan-bangunan peninggalan yang masih ada saat ini berasal dari Dinasti Yuan, Ming, dan Qing, seperti Aula Raja Langit, Aula Buddha Besar, Aula Mahavira, dan Aula Penyambutan. Di dalam Aula Raja Langit terdapat patung Buddha Maitreya, serta patung Empat Raja Langit di sisi kanan dan kiri aula.

(Tangkapan Layar Berita CCTV)

Setelah mengunjungi Baima Si, Xi langsung menuju Gua Longmen. Dalam video, Xi tampak berdiri di sebuah balkon pengamatan, memandang ke atas pada patung-patung Buddha yang terukir di tebing.

Area Dibersihkan, “Wisatawan” Kemungkinan Figuran

Tidak ada wisatawan terlihat di tempat yang dikunjungi Xi, menandakan kawasan Gua Longmen telah dikosongkan terlebih dahulu. “Wisatawan” yang tampak menyambut Xi dalam video kemungkinan besar merupakan figuran yang diatur oleh pemerintah, sesuai kebiasaan Partai Komunis.

Dari video resmi yang dirilis, tampak bahwa kunjungan Xi ke Luoyang kali ini tidak diikuti oleh Cai Qi, Kepala Kantor Umum Partai, melainkan hanya ditemani oleh He Lifeng, Wakil Perdana Menteri yang dikenal sebagai orang kepercayaan Xi.

Hubungan Dekat He Lifeng dengan Xi Jinping

Diketahui, hubungan antara He Lifeng dan Xi sangat erat. He pernah menjadi pendamping pengantin saat Xi menikah di Xiamen, Fujian. He Lifeng lahir di Provinsi Fujian dan telah bekerja di sana selama 25 tahun, 17 tahun di antaranya bersamaan dengan masa kerja Xi di provinsi yang sama.

Profesor Alfred Wu dari National University of Singapore pernah menganalisis bahwa keunggulan utama He adalah karena telah dipercaya Xi sejak sebelum naik ke puncak kekuasaan. Ia dianggap sebagai bagian dari lingkaran dalam dan tidak menjadi ancaman bagi Xi. “Tugas utama He Lifeng adalah melaksanakan instruksi Xi Jinping; ia sepenuhnya dalam posisi bawahan,” ujarnya.

He Lifeng Baru Saja Selesaikan Perundingan Dagang dengan AS

Perlu dicatat bahwa He Lifeng baru saja menghadiri perundingan dagang tingkat tinggi antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Pada 10–11 Mei, pembicaraan berlangsung di Jenewa, Swiss, dengan He sebagai pemimpin delegasi PKT. Hasil perundingan sangat mengejutkan: kedua pihak sepakat untuk menurunkan tarif secara signifikan—dari 145% menjadi 30% di pihak AS, dan dari 125% menjadi 10% di pihak PKT.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa ia hanya akan menurunkan tarif jika Tiongkok bersedia membuat konsesi. Setelah perundingan, dalam wawancara dengan Fox, Trump mengatakan: “Jika saya tidak mencapai kesepakatan itu dengan Tiongkok, saya pikir Tiongkok (PKT) mungkin sudah tercerai-berai.”

Xi Jinping Sembah Buddha di Tengah Krisis?

Pengamat mencatat bahwa setiap kali terjadi krisis politik di internal PKT, Xi kerap melakukan perjalanan yang tampak seperti “sembah Buddha”, sehingga disebut oleh publik sebagai bentuk “mendadak mencari Buddha”.

Contohnya, pada musim panas 2019, menjelang pertemuan Beidaihe, Xi sempat menghilang selama lebih dari 10 hari. Ketika akhirnya muncul kembali, ia terlihat mengunjungi Gua Mogao di Gansu, yang juga dikenal sebagai “Gua Seribu Buddha”.

Pada September 2024, Xi mengunjungi Shaanxi dan Gansu. Dalam laporan resmi, tampak Xi mengamati patung Buddha di Gua Maijishan, Tian Shui, Gansu. Wajahnya terlihat pucat dan perutnya tampak mengecil.

Komentator politik Tiongkok di AS, Tang Jingyuan, mengatakan kepada NTD: “Dari gambar yang dirilis media resmi, Xi Jinping memang terlihat lebih kurus, ini tidak mengejutkan. Jelas ada masalah kesehatan, apalagi ada rumor ia pernah menjalani operasi otak, semua ini menunjukkan kondisi kesehatan yang mengkhawatirkan.”

Ia menambahkan bahwa di usia 71 tahun, wajar jika Xi mengalami masalah kesehatan. Ia juga mencatat bahwa meskipun pemimpin PKT secara resmi menganut ateisme, sejak era Mao Zedong tidak ada satu pun pemimpin yang benar-benar tidak percaya pada “takdir langit”.

Tang menyimpulkan bahwa kebiasaan Xi “mencari Buddha” ini mencerminkan keterdesakan dan kebuntuan dalam menghadapi tekanan politik dan ekonomi, baik dari dalam maupun luar negeri. (Hui)

(Laporan oleh Luo Tingting / Editor: Wen Hui)

Menghilangkan Gulma: Bahan Ini Lebih Efektif daripada Cuka Putih atau Garam

EtIndonesia. Gulma yang sulit diberantas adalah salah satu hal paling menjengkelkan di musim panas. Banyak orang telah mencoba berbagai cara, seperti menggunakan cuka putih atau garam untuk memberantas gulma. Namun, ternyata ada satu bahan yang lebih efektif.

Dalam grup Facebook “Tips dan Trik Berkebun”, seseorang pernah bertanya:
“Aku melihat banyak postingan yang menyarankan menggunakan cuka putih dan garam untuk membasmi gulma. Jalan masuk rumahku ditutupi kerikil, dan gulma tetap tumbuh tidak terkendali, bahkan setelah memakai herbisida yang direkomendasikan. Apakah cuka putih dan garam efektif di jalan masuk? Atau ada pilihan yang lebih baik?”

Anggota grup pun ramai-ramai membagikan pengalaman mereka di kolom komentar. Banyak yang mengatakan cuka atau garam memang bekerja, tetapi mereka menekankan bahwa deterjen bubuk (seperti sabun cuci pakaian) justru lebih efektif.

Salah satu pengguna menulis:
“Aku dulu menaburkan garam di jalan kecil, itu efektif, tapi deterjen bubuk bekerja lebih baik buatku.”

Yang lain berkata:
“Aku menggunakan sabun bubuk murah dan air panas, hasilnya berhasil.”

Ada juga yang menyebut bahwa deterjen bekerja sangat cepat:
“Deterjen sangat efektif terhadap gulma di kerikil. Hasilnya bisa langsung terlihat.”

Cara Kerja Deterjen dalam Menghilangkan Gulma

Ahli taman, Tom Clifford, juga pernah membagikan metode ini kepada situs Ideal Home.

“Herbisida kimia yang kuat memang efektif, tapi seringkali merusak permukaan teras, terutama yang terbuat dari batuan yang rapuh,” ujarnya.

“Deterjen bubuk adalah pilihan yang lebih lembut. Ia tidak merusak permukaan teras dan sangat efektif untuk membasmi gulma.”

Deterjen bubuk mengandung boron, yang bersifat toksik bagi tanaman dan bisa membuat tanaman layu dan mati. Selain itu, sabun dalam deterjen membantu menghilangkan minyak alami yang melindungi daun gulma, sehingga boron bisa membunuh gulma dalam waktu singkat.

Menggunakan Deterjen untuk Menghilangkan Lumut

Direktur utama perusahaan lanskap taman Paving Shopper, Steven Bell, juga pernah menyarankan menggunakan deterjen untuk menangani lumut.

Dalam wawancaranya dengan situs The Fabulous, ia menjelaskan bahwa saat lumut dalam kondisi kering, cukup taburkan deterjen bubuk di atasnya, lalu biarkan hujan membilasnya.

Jika ingin hasil yang lebih cepat, campurkan deterjen dengan air dan semprotkan langsung ke lumut. Setelah lumut mati, bilas dengan air hangat dan sikat dengan sikat keras hingga bersih. (Hui)

Laporan oleh Jin Jing, diterjemahkan dan disunting oleh Lin Qing

PM Israel: Tekanan terhadap Hamas Meningkat, Bantuan  ke Gaza akan Dilanjutkan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada  Senin (19/5) menyatakan bahwa Israel akan melanjutkan bantuan bahan pokok ke Jalur Gaza untuk mencegah terjadinya kelaparan. Pada saat yang sama, militer Israel meningkatkan serangan terhadap Gaza guna memaksa Hamas membebaskan semua sandera.

EtIndonesia. PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa di bawah tekanan dari sekutu dekatnya, Israel memutuskan untuk melanjutkan bantuan bahan pokok ke Gaza demi mencegah krisis kelaparan.

“Kita perlu menyediakan bantuan transisi dalam bentuk paling dasar, guna memastikan tidak terjadi kelaparan,” ujarnya. 

Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Israel,  Eden Bar Tal mengatakan: “Barang-barang yang akan segera dikirim termasuk tepung untuk roti utama yang dikelola oleh organisasi internasional di Gaza, serta makanan bayi dan peralatan medis untuk dapur umum yang dijalankan oleh organisasi internasional.”

Sementara itu, Israel melancarkan gelombang serangan baru terhadap Hamas guna memaksa kelompok tersebut membebaskan semua sandera dan memastikan bantuan tidak jatuh ke tangan Hamas.

Pada hari yang sama, militer Israel merilis video yang menunjukkan peningkatan serangan udara dan operasi darat di Gaza. Sebelum serangan dimulai, militer Israel telah mendesak warga sipil untuk meninggalkan zona pertempuran.

Di kota terbesar kedua di Gaza, Khan Younis, warga kembali meninggalkan rumah mereka.

Pada hari yang sama, Iran menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki hak untuk menyetujui atau menolak program pengayaan uranium negaranya, yang kembali menyentuh “garis merah” Amerika.

Sebelumnya, utusan khusus AS untuk urusan Timur Tengah, Wittkoff, mengatakan kepada media bahwa Amerika memiliki garis merah yang sangat jelas dalam isu Iran, yaitu bahwa Iran tidak boleh memiliki kapasitas pengayaan uranium, bahkan hanya 1%.

Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt : “Kami 100% berkomitmen terhadap garis merah ini. Presiden, utusan Wittkoff, dan Menteri Luar Negeri Rubio telah secara jelas menyampaikan hal ini – tidak hanya kepada publik Amerika, tetapi juga dalam diskusi langsung dengan pihak Iran.”

Hingga saat ini, Iran dan Amerika Serikat telah mengadakan empat putaran perundingan untuk membatasi percepatan program nuklir Teheran. Waktu dan lokasi perundingan selanjutnya belum diumumkan. (hui)

Laporan oleh Zhao Fenghua, NTD Television

Putin Dipermalukan! Gagal Tunjukkan Kekuatan — Rusia Gagal Luncurkan Rudal Balistik Antar Benua Yars yang Diklaim Mampu Menjangkau 10.000 Km

EtIndonesia. Berdasarkan laporan dari badan intelijen militer Ukraina, Rusia dijadwalkan melakukan peluncuran rudal balistik antar-benua RS-24 Yars pada malam sebelumnya dengan dalih latihan tempur. Namun, peluncuran ini gagal dilakukan, tanpa penjelasan resmi dari pihak Rusia. Kejadian ini mempermalukan Kremlin yang sebelumnya gencar mempromosikan rudal ini sebagai senjata strategis yang bisa menjangkau target sejauh lebih dari 10.000 km—ditujukan untuk menggertak Ukraina dan negara-negara Barat.

Rencana Peluncuran Gagal Terwujud, Tak Ada Jejak di Langit

Menurut laporan Reuters pada tanggal 18, yang mengutip sumber dari Dinas Intelijen Pertahanan Ukraina, peluncuran rudal RS-24 Yars dijadwalkan berlangsung dari wilayah Sverdlovsk di Rusia, yang berdekatan dengan Kota Nizhny Tagil (hanya sekitar 25 kilometer jauhnya). Lokasi yang relatif dekat dengan pemukiman ini dinilai berisiko, karena jejak peluncuran sangat mungkin direkam warga dan tersebar luas di internet.

Namun hingga kini, tidak ditemukan satu pun video atau bukti visual yang menunjukkan adanya peluncuran tersebut. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa peluncuran batal dilakukan atau mengalami kegagalan teknis yang sengaja ditutup-tutupi.

Rudal yang Ditakuti Tapi Rentan Masalah

Menurut data dari Missile Defense Project, sebuah lembaga di bawah naungan think tank Washington, RS-24 Yars adalah rudal balistik antar-benua (ICBM) berjenis tiga tahap dengan mesin roket bahan bakar padat. Rudal ini dilengkapi dengan tiga hulu ledak terpisah (Reentry Vehicles/RV) serta alat bantu penetrasi (penetration aid) yang memungkinkan rudal menembus sistem pertahanan lawan dan menghancurkan target dalam radius hingga 10.500 kilometer. Dikenal dengan mobilitas tinggi dan daya rusak besar, Yars menjadi tulang punggung kekuatan nuklir strategis Rusia.

Namun begitu, ini bukan kali pertama rudal ini mengalami masalah. Laporan dari Defense Express menyebutkan bahwa pada tahun 2023, Rusia dua kali mengalami kegagalan peluncuran RS-24 Yars, di mana rudal keluar dari jalur yang ditentukan (loss of trajectory). Hal ini diyakini bisa jadi alasan utama mengapa peluncuran terbaru tidak terealisasi.

Apalagi, peluncuran ini dilakukan bertepatan dengan momen pembicaraan sensitif antara Moskow dan Washington, sehingga Kremlin kemungkinan enggan menanggung malu jika rudalnya kembali gagal, apalagi di hadapan dunia internasional.

Kemungkinan Masalah pada Tahap Awal Peluncuran

Defense Express juga tidak menutup kemungkinan bahwa kegagalan terjadi pada tahap pertama peluncuran. Meskipun RS-24 Yars merupakan versi modern dari rudal Topol-M (RT-2PM2), yang dikenal lebih tua, Rusia tetap memiliki rekam jejak yang tidak mulus dalam proyek rudal jarak jauhnya.

Pada tahun 2024, misalnya, Rusia mengalami insiden ledakan saat mencoba meluncurkan rudal balistik antar-benua RS-28 Sarmat, yang seharusnya lebih canggih. Insiden ini memperlihatkan bahwa meskipun Rusia terus membanggakan persenjataan strategisnya, resiko kegagalan teknis masih tinggi.

Kesimpulan: Propaganda Nuklir yang Gagal Terealisasi

Rencana peluncuran RS-24 Yars oleh Rusia, yang sejatinya dimaksudkan sebagai unjuk kekuatan strategis dan sinyal ancaman ke Barat, justru menjadi bumerang akibat gagal terlaksana dan mengundang keraguan atas kemampuan militer Moskow.

Ketika ancaman nuklir dijadikan alat diplomasi dan intimidasi, kegagalan teknis semacam ini bukan hanya memalukan di mata dunia, tetapi juga menggerus kredibilitas Rusia sendiri di panggung internasional.(jhn/yn)

Trump: Perundingan Damai Rusia-Ukraina Dimulai Segera! Vatikan Mungkin Akan Terlibat

EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (19 Mei) melakukan pembicaraan telepon selama dua setengah jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Setelah itu, Trump juga berbicara melalui telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen, serta para pemimpin negara Prancis, Jerman, Italia, dan Finlandia untuk menjelaskan arah perundingan. 

Tak lama kemudian, Trump menyatakan kepada media bahwa perundingan antara Rusia dan Ukraina akan segera dimulai, dan mengungkapkan bahwa Vatikan kemungkinan besar akan menjadi lokasi perundingan tersebut.


“Kami baru saja mengadakan pembicaraan selama dua setengah jam dengan Vladimir Putin, dan saya rasa kami telah mencapai beberapa kemajuan. Semoga kita bisa membuat sesuatu terjadi. Kami juga telah berbicara dengan sebagian besar pemimpin negara-negara Eropa. Kami sedang berupaya untuk mengakhiri konflik ini secepat mungkin,” kata Trump. 

Setelah berbicara dengan Putin, Trump segera menghubungi Presiden Ukraina Zelenskyy, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen, serta para pemimpin Prancis, Italia, Jerman, dan Finlandia, untuk menyampaikan bahwa “perundingan antara Rusia dan Ukraina akan segera dimulai.”

Trump juga mengungkapkan bahwa Vatikan kemungkinan besar akan menjadi lokasi perundingan.

Putin menyatakan bahwa pembicaraannya dengan Presiden Trump bersifat mendalam, jujur, dan sangat konstruktif.

Putin menekankan bahwa Rusia mendukung penyelesaian damai atas konflik ini, namun menegaskan bahwa harus ditemukan cara paling efektif untuk mencapai perdamaian. Ia menyebutkan bahwa dirinya dan Trump telah menyepakati bahwa Rusia bersedia menandatangani nota kesepahaman dengan Ukraina mengenai syarat-syarat gencatan senjata di masa mendatang.

 “Nota kesepahaman ini akan memuat serangkaian isu penting, seperti prinsip penyelesaian, klausul perjanjian damai yang mungkin, termasuk kemungkinan penerapan gencatan senjata untuk jangka waktu tertentu apabila kesepakatan tercapai,” katanya. 

Putin kembali menegaskan posisi Rusia, yaitu bahwa hal paling penting adalah menghapus akar penyebab krisis Ukraina. Ia menyatakan bahwa baik Rusia maupun Ukraina harus menunjukkan niat terbesar untuk mencapai perdamaian, serta menemukan solusi kompromi yang menguntungkan semua pihak.

Pada hari yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensyky menyampaikan di Kyiv bahwa Ukraina dan para sekutunya sedang mempertimbangkan untuk mengadakan konferensi tingkat tinggi yang melibatkan banyak pihak sebagai bagian dari upaya mengakhiri perang.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy:  “Kami berharap konferensi ini akan dihadiri oleh para pemimpin tinggi: termasuk dari Amerika Serikat, Ukraina, Rusia, negara-negara Eropa, dan Inggris.”

Saat membicarakan isi percakapannya dengan Trump, Zelenskyy menyebutkan bahwa ia mengajukan tiga hal utama:

  1. Permintaan untuk segera menerapkan gencatan senjata secara menyeluruh;
  2. Jika Rusia menolak gencatan senjata, maka ia meminta Amerika Serikat mempertimbangkan sanksi yang lebih berat terhadap Moskow;
  3. Tidak seorang pun boleh membuat keputusan terkait Ukraina tanpa kehadiran Ukraina dalam pembicaraan.

Laporan oleh Yi Jing untuk NTD

Peringati Hardiknas dan Harkitnas, XLSMART Selenggarakan Akademi Konten Kreator di Surabaya

0

Surabaya — PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) melalui program unggulannya Teman Pintar Indonesia, menyelenggarakan kegiatan content creator academy sebagai rangkaian kegiatan menyambut Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional. Kegiatan ini berlangsung selama tiga bulan di Kota Surabaya. Workshop dan kompetisi dilakukan pada bulan Januari-Maret 2025 diikuti dengan penilaian selama April 2025, dan pengumuman pemenang di bulan Mei 2025.

Peserta pelatihan adalah para siswa-siswi SMK di Surabaya. Setiap setelah pelatihan mereka diberi tugas membuat konten video di media sosial masing-masing. Konten tersebut kemudian dievaluasi oleh dewan juri. Evaluasi ini untuk memperbaiki konten peserta, sehingga kedepannya hasil yang diharapkan lebih baik lagi. Selama tiga bulan tersebut konten para pesera dikompetisikan yang selanjutnya dipilih tiga orang pemenang mewakili sekolah masing – masing.

Head of Corporate Communications & CSR dari XLSMART, Dani Miftahul Akhyar, mengatakan, “Program Teman Pintar Content Creator Academy dari XLSMART ini sudah berjalan konsisten selama lima tahun terakhir. Selain si Surabaya, kegiatan ini juga berjalan di 9 kota/kabupaten lain yaitu Bandar Lampung, Pringsewu, Bandung Barat, Depok, Cilacap, Blora, Kediri, Malang, dan Makassar. Program Teman Pintar Indonesia merupakan program pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas di bidang pendidikan. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah memberikan edukasi literasi digital dan content creator academy ke berbagai kalangan masyarakat yang dilaksanakan melalui aplikasi daring maupun luring.”

Leader Smartfren Community Kota Surabaya Hamida Soetadji, sebagai penyelenggara kegiatan, menambahkan “Materi yang diberikan selama workshop bertujuan mengembangkan talenta digital peserta. Materi yang diberikan antara lain teknik videografi dan editing, personal branding, dan public speaking. Semua materi disambut antusias oleh pasar peserta. Kegiatan di Surabaya ini berkolaborasi dengan Fakultas Ilmu Komunikasi Uiversitas Dr. Soetomo Surabaya”.

“Selama mengikuti workshop banyak hal yang selama ini belum tahu, sehingga saya banyak tanya kepada mentor di setiap sesi kelas. Jadi kami tidak melepas begitu saja, dampingan pasca workshop dari mentor sangat diperlukan. Sehingga materi yang diberikan nara sumber tidak hilang. Apalagi target dari worskshop ini mereka bisa praktek sesuai tema yang diberikan pemateri.”, testimoni dari Muhammad Rafif Pemenang ke-2 dari SMK Unitomo jurusan Multimedia, Kamis (15/05/2025)

Penyerahan hadiah diilakukan di Gedung Fakultas Ilmu Komunikasi Unitomo Surabaya. Pemenang pertama diraih oleh Dennis Rachmad Syahputra SMKTAG (SMK 17 Agustus) yang mendapatkan hadiah uang tunai Rp 3 juta. Pemenang kedua diraih oleh Muhammad Rafif Khairullah (SMK Unitomo) mendapatkan Rp 2 juta. Dan pemenang ketiga diraih oleh Muhammad Ihsan (SMK Unitomo) mendapatkan hadiah tunai Rp 1juta.

Hubungan Sebaik Apa pun, Jangan Ungkapkan 10 Rahasia Ini Kalau Tak Mau Merugi

EtIndonesia. Kepercayaan antar manusia ibarat kaca—sekali retak, sulit untuk kembali seperti semula. Terlalu cepat membuka diri pada orang lain adalah kesalahan fatal, dan bahkan dalam hubungan yang sangat dekat sekalipun, tetap diperlukan batasan yang sehat. Ada rahasia-rahasia tertentu yang ibarat kotak Pandora—sekali terbuka, akan sulit ditutup kembali. Bisa melukai diri sendiri dan orang lain, serta berpotensi menjadi pemicu konflik besar di kemudian hari.

Berikut adalah 10 rahasia yang sebaiknya tidak diungkapkan kepada siapa pun, meski hubungan terasa sangat akrab:

1. Pendapatan dan Kondisi Keuangan Pribadi

Uang adalah batu ujian paling jujur bagi sifat manusia. Membuka informasi soal penghasilan berarti menempelkan label di dahi sendiri: terlalu tinggi bisa memicu iri hati, terlalu rendah bisa membuat orang meremehkan. Keuangan adalah privasi inti, dan bahkan sahabat atau kerabat dekat bisa berubah sikap saat menyangkut kepentingan. Menjaga misteri tentang finansial bukan berarti sombong, tetapi bentuk perlindungan dan penghormatan terhadap relasi yang sehat.

2. Komentar Negatif tentang Orang Lain

Gosip adalah jebakan. Hari ini mungkin Anda sedang curhat pada seseorang, tapi siapa yang bisa menjamin besok orang itu berada di kubu lawan? Setiap kata negatif yang keluar bisa berubah bentuk saat tersebar, dan cepat atau lambat sampai ke telinga pihak yang dibicarakan. Tembok pun bisa bocor, apalagi mulut manusia. Bijaklah dalam menjaga ucapan.

3. Masalah Internal dan Rahasia Keluarga

Rumah tangga adalah pelabuhan, bukan bahan pembicaraan. Mengungkap konflik keluarga berarti membuka aib diri sendiri. Orang luar tidak akan memahami sepenuhnya konteks dan emosi yang terlibat, dan nasihat mereka bisa saja justru memperkeruh keadaan. Lebih dari itu, apa yang Anda ungkapkan hari ini bisa digunakan untuk menyerang Anda di masa depan.

4. Rencana Besar yang Belum Terwujud

Jangan bicarakan hasil sebelum panen. Membocorkan rencana penting sebelum terlaksana hanya akan mengalihkan fokus dan membuka peluang sabotase. Dunia ini penuh dengan orang yang berharap Anda sukses, tapi juga tidak sedikit yang takut melihat Anda melampaui mereka. Bekerjalah dalam diam, dan biarkan hasil yang berbicara.

5. Jaringan dan Koneksi Khusus yang Anda Miliki

Relasi adalah aset, bukan bahan pameran. Semakin Anda mengumbar siapa yang Anda kenal, semakin cepat nilainya tergerus. Hubungan yang berharga butuh perawatan, bukan eksploitasi. Menyebut-nyebut koneksi bisa membuat orang lain berniat memanfaatkan atau malah merusaknya. Jaga agar tetap rendah hati dan tidak terlalu terbuka soal siapa yang Anda kenal.

6. Kelemahan dan Masa Lalu yang Tidak Ingin Diungkit

Luka yang ditunjukkan ke orang lain berisiko disiram garam. Semua orang punya masa lalu yang kelam, dan sisi lemah yang ingin disimpan rapat-rapat. Sekalipun dibagikan dalam momen penuh kepercayaan, cerita semacam itu bisa berubah menjadi gosip, olok-olok, bahkan senjata di saat konflik. Ketulusan Anda bisa jadi bumerang.

7. Kekurangan Pasangan dan Konflik Rumah Tangga

Hubungan cinta adalah taman pribadi yang tak semestinya dijadikan tontonan umum. Mengeluhkan pasangan ke orang lain sama dengan membuka aib rumah sendiri. Ini bukan hanya melecehkan pasangan Anda, tapi juga menunjukkan bahwa Anda sendiri tidak bisa menyelesaikan masalah secara dewasa. Orang bijak tahu bahwa masalah rumah tangga hanya layak diselesaikan oleh dua pihak yang terlibat, bukan dengan melibatkan pihak ketiga.

8. Pemasukan Gelap atau Keuntungan Tidak Sah

Integritas adalah pondasi dari ketenangan batin. Uang atau keuntungan yang diperoleh secara tidak wajar adalah bom waktu. Saat Anda membocorkannya ke orang lain, itu artinya Anda menyerahkan pemantik kepada orang tersebut. Ingat: hari ini dia sahabat, tapi besok bisa jadi orang yang membocorkan atau bahkan melaporkan Anda.

9. Rahasia Orang Lain yang Anda Ketahui

Menjaga rahasia orang lain adalah tanda kematangan dan kehormatan diri. Sekali Anda membocorkan rahasia orang lain, maka kepercayaan pada diri Anda pun ikut runtuh. Orang akan memberi label “si mulut besar”, dan dari sana semua hubungan akan mulai merenggang. Orang berkarakter tidak menyimpan rahasia untuk dibicarakan—mereka membawanya ke liang kubur.

10. Pendapat Sejujurnya tentang Atasan di Tempat Kerja

Dunia kerja adalah medan pertempuran yang membutuhkan kecermatan. Membuka opini pribadi tentang atasan, sekecil apa pun, adalah risiko besar. Bahkan obrolan paling privat sekalipun bisa bocor ke orang yang salah. Setiap kata yang diucapkan bisa menjadi penghalang karier Anda di kemudian hari. Bijaklah memilih kapan harus bicara, dan kapan sebaiknya diam.

Diam Bukan Berarti Palsu, Tapi Dewasa

Ada rahasia-rahasia yang memang harus disimpan sendiri. Ini bukan kemunafikan—ini adalah kecakapan hidup. Dunia orang dewasa menuntut kita untuk bijak menjaga kata-kata, tahu kapan berbicara, dan tahu kapan menutup mulut. Menjaga sepuluh rahasia ini sama artinya dengan menjaga stabilitas hubungan, reputasi, dan ketenangan hati kita sendiri.

“Orang bijak menjaga diam, orang ceroboh membiarkan lidahnya menjadi bumerang.”

Jadilah pribadi yang dipercaya karena kediamanmu, bukan dicurigai karena keterbukaanmu yang sembrono.(jhn/yn)