Home Blog Page 7

Elon Musk: Pembatasan Ekspor Tanah Jarang oleh Tiongkok Berdampak pada Produksi Robot Tesla

EtIndonesia. Di tengah memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Beijing memberlakukan kebijakan pembatasan ekspor logam tanah jarang (rare earth). Kebijakan ini mulai berdampak pada perusahaan teknologi tinggi Amerika, termasuk Tesla. CEO Tesla, Elon Musk, mengungkapkan bahwa pembatasan tersebut telah memengaruhi proses produksi robot humanoid Optimus milik perusahaannya.

Langkah Balasan Tiongkok terhadap Tarif AS

Menurut laporan Reuters, pada bulan April, Tiongkok menerapkan kontrol ekspor terhadap sejumlah komoditas tanah jarang. Langkah ini dinilai sebagai bentuk respons terhadap peningkatan tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Tanah jarang merupakan komponen penting dalam produksi senjata, perangkat elektronik, hingga berbagai produk konsumen, termasuk kendaraan listrik dan robotika.

Musk: “Ini Bukan untuk Senjata, Tapi untuk Robot”

Dalam panggilan konferensi keuangan Tesla pada hari Selasa, 22 April, Elon Musk menyatakan bahwa pembatasan Tiongkok terhadap ekspor magnet tanah jarang telah mengganggu jalur produksi robot humanoid Tesla, Optimus.

“Tiongkok ingin mendapat jaminan bahwa tanah jarang tersebut tidak digunakan untuk keperluan militer. Jelas bukan, karena bahan ini akan digunakan untuk robot humanoid,” tegas Musk.

“Ini bukan senjata,” tambahnya.

Tesla Upayakan Izin Ekspor dari Beijing

Musk juga mengungkapkan bahwa Tesla saat ini tengah bekerja sama dengan otoritas di Beijing untuk mengamankan izin ekspor magnet tanah jarang. Para analis mencatat bahwa kontrol ekspor kali ini tidak hanya menyasar mineral mentah, tetapi juga mencakup produk akhir seperti magnet dan komponen lain yang sulit digantikan.

Saat ini, seluruh eksportir yang ingin mengirimkan tanah jarang dari Tiongkok harus mengajukan izin kepada Kementerian Perdagangan Tiongkok. Proses ini dinilai kurang transparan dan bisa memakan waktu  enam hingga tujuh minggu, bahkan berbulan-bulan.

Optimus dan Ketergantungan pada Tanah Jarang

Sebelumnya, Elon Musk pernah menyatakan bahwa Tesla menargetkan produksi ribuan unit robot humanoid “Optimus” tahun ini. Menurut laporan dari Securities Times, material magnet permanen NdFeB (Neodymium-Iron-Boron) berkinerja tinggi adalah komponen utama motor servo dalam robot. Data publik menyebutkan bahwa satu robot humanoid bisa menggunakan lebih dari 40 motor servo, dan setiap motor membutuhkan sekitar 50 hingga 100 gram material NdFeB.

Untuk satu unit robot Optimus, dibutuhkan sekitar 3,5 kilogram NdFeB berkualitas tinggi—yang sebagian besar saat ini diproduksi di Tiongkok.

Langkah Regulasi dari Pemerintah Tiongkok

Pada awal April, Kementerian Perdagangan Tiongkok dan Administrasi Umum Bea Cukai secara bersama-sama mengeluarkan pengumuman mengenai pembatasan ekspor pada sejumlah unsur tanah jarang kelas menengah hingga berat, termasuk: samarium, gadolinium, terbium, dysprosium, lutetium, scandium, dan yttrium.

Lebih lanjut, material NdFeB yang mengandung terbium dan dysprosium juga termasuk dalam daftar kontrol ekspor tersebut.

Kebijakan ini menambah satu lagi lapisan tantangan dalam hubungan perdagangan antara Washington dan Beijing. Di sisi lain, ini juga menggarisbawahi ketergantungan industri teknologi tinggi global terhadap pasokan tanah jarang dari Tiongkok—yang memproduksi lebih dari 70% dari total pasokan global. (jhn/yn)

Area Terlarang di Tiongkok: Segitiga Bermuda di Daratan

EtIndonesia. Sejak zaman kuno hingga hari ini, tanah Tiongkok yang begitu luas selalu diselimuti aura misterius, dipenuhi oleh legenda abadi, pemandangan luar biasa, serta wilayah-wilayah yang dianggap tabu. Seiring perkembangan teknologi dan perluasan kota, beberapa tempat terlarang ini bukannya terlupakan—justru semakin menunjukkan keanehan dan daya tariknya yang tak masuk akal. Ada yang mengatakan bahwa tempat-tempat ini adalah zona terlarang bagi kehidupan, taman belakang Sang Maut—sekali masuk, serasa terjatuh ke alam baka. Terlepas dari perubahan zaman, beberapa wilayah tetap terselubung tabir misteri yang tak terpecahkan.

Berikut ini tiga lokasi paling sering disebut ketika membahas kawasan penuh teka-teki di Tiongkok:

1. Wawu Shan dan “Mihun Dang” – Segitiga Bermuda di Daratan

Di wilayah Meishan, Provinsi Sichuan, terdapat Wawu Shan, sebuah gunung indah yang dipenuhi bunga azalea dan menjadi sumber inspirasi para sastrawan. Namun di balik keindahan hutan permai itu, tersembunyi sebuah area yang dikenal dengan nama “Mihun Dang”—secara harfiah berarti “Kolam Kebingungan Jiwa”, yang dijuluki Segitiga Bermuda di Daratan.

Tempat ini memiliki medan yang rumit dan rawa-rawa yang luas. Berbagai fenomena aneh sering dilaporkan terjadi di sana: kompas tidak berfungsi, jam tangan berhenti mendadak, bahkan orang-orang bisa mengalami disorientasi atau kehilangan kesadaran.

Sejak era Dinasti Ming, sudah tak terhitung banyaknya penjelajah yang masuk ke dalam hutan ini dan tak pernah kembali. Para astronom bahkan berspekulasi bahwa lokasi ini memiliki kesamaan garis lintang dengan Segitiga Bermuda dan Piramida Mesir—mungkin merupakan celah menuju dunia lain. Jalur menuju “Mihun Dang” atau alam baka dalam teks-teks kuno, mungkin benar-benar tersembunyi di balik hutan Wawu Shan.

2. Gerbang Setan di Sungai Erlong – Ujian Nyali di Alam Liar

Di Pegunungan Liupan, wilayah Ningxia, terdapat Gerbang Setan di Sungai Erlong. Tempat ini dikenal sebagai lokasi strategis militer sejak zaman dulu, namun juga merupakan salah satu “lubang hitam” petualangan yang paling menyeramkan di Tiongkok.

Memasuki Gerbang Setan bagaikan menembus lapisan-lapisan kabut magis. Angin dingin mendesis, binatang liar muncul secara tak terduga, dan suasana begitu mencekam. Masyarakat setempat punya pepatah terkenal: “Mudah masuk, sulit keluar.” Tempat ini seperti medan ujian hidup dan mati versi nyata.

Tak ada peta wisata, tak ada pemandu. Semua bergantung pada insting dan takdir. Banyak kisah menegangkan yang beredar di kalangan masyarakat, namun tidak ada satu pun yang dapat menceritakan keseluruhan pengalaman dengan utuh. Seolah-olah ada kekuatan misterius yang menyembunyikan kebenaran dari dunia luar.

3. Desa Fengmen – Desa Terkutuk yang Ditakuti Warga

Di Qinyang, Provinsi Henan, terdapat sebuah desa bernama Fengmen, yang dari luar tampak indah dengan pegunungan hijau dan arsitektur kuno seperti dalam lukisan. Namun di balik keindahan itu tersembunyi rahasia kelam yang membuat bulu kuduk berdiri.

Sejak tahun 1981, warga desa mulai meninggalkan tempat itu satu per satu, hingga akhirnya desa tersebut benar-benar kosong dan dijuluki sebagai “Desa Hantu”. Sebuah kursi tua dari Dinasti Qing di dalam desa terkenal angker—konon siapa pun yang duduk di sana akan mengalami kematian misterius. Para pecinta misteri menjadikan kursi ini sebagai tantangan ekstrem.

Beberapa fotografer mengaku berhasil menangkap wajah-wajah aneh di dalam foto, mengalami luka cakaran saat malam, atau menyaksikan peti mati yang muncul lalu menghilang begitu saja.

Cerita yang paling populer adalah tentang tiga seniman muda yang menginap di rumah tua desa itu pada tahun 1963. Mereka mengalami serangkaian mimpi aneh dan gangguan fisik: wajah hantu muncul di lemari, sosok wanita telanjang mandi lalu melompat ke sumur, dan saling mencekik di malam hari hingga pingsan. Semua itu hanya berhenti setelah mereka melakukan ritual persembahan. Sejak saat itu, nama “Fengmen” menjadi tabu bagi orang-orang yang penakut.

Mendapatkan Kembali Rasa Percaya

Entah itu kisah horor dari Desa Fengmen, anomali waktu di Mihun Dang, atau angin gelap dari Gerbang Setan, semuanya seperti mengingatkan kita bahwa di dunia ini masih banyak fenomena yang belum bisa dijelaskan oleh sains modern. Misteri-misteri lama yang mungkin telah dilupakan, sebenarnya belum lenyap—mereka hanya bersembunyi diam-diam di balik hutan, gunung, dan desa terpencil.

Mungkin sudah waktunya kita kembali mendongak ke langit, merunduk dalam doa, dan menghidupkan kembali rasa hormat kepada alam dan yang gaib. Sebab hanya dengan keseimbangan antara nalar dan ketakziman, manusia bisa memahami semesta dengan lebih utuh.(jhn/yn)

Prabowo Luncurkan Program Gerakan Indonesia Menanam di Banyuasin, Sumatera Selatan

0

EtIndonesia. Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina), sebuah gerakan kolaboratif untuk membangkitkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menanam, menumbuhkan, dan memanen tanaman pangan. 

Acara peluncuran yang digelar di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, pada Rabu, 23 April 2025, turut dihadiri oleh sejumlah petani.

Dikutip dari siaran pers BPMI Setpres, kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran. Setelah itu, Presiden beserta tamu undangan disuguhi penayangan video “Road Map to Gerina” yang menampilkan rencana besar penanaman tanaman pangan guna mendukung komitmen Indonesia menuju swasembada pangan.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menekankan bahwa tidak ada negara yang bisa hidup tanpa adanya pangan. Untuk itu, Presiden mengapresiasi partisipasi aktif berbagai pihak turut mewujudkan dan memastikan ketahanan pangan nasional terpenuhi, salah satunya inisiasi dari Ustaz Adi Hidayat pada Gerina.

“Apa yang dirintis oleh Ustaz Adi Hidayat dan tokoh-tokoh seperti Setiawan Ichlas, kawan saya lama ini beliau, ini membahagiakan. Jadi inovasi, improvisasi, riset, teknologi ini yang akan membawa Indonesia menjadi negara yang berhasil. Apa yang dirintis di sini menjadi contoh dan saya percaya banyak seperti ini yang mungkin perlu kita beri kesempatan untuk berkembang dan tumbuh,” kata Presiden.

Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Ustaz Adi Hidayat menyampaikan perlu adanya kolaborasi sejumlah pihak untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. Menurutnya, perlu ada kebersamaan yang menyatu antara pemerintah dengan rakyat untuk membangun kesadaran bahwa ketahanan pangan itu bagian yang penting untuk stabilitas negeri.

“Oleh karena itu, ketika pemerintah sudah memiliki programnya, sudah memiliki rancang bangun dan visinya, maka dari rakyat mempersamai sehingga terjadi akselerasi dan membangun kesadaran,” ucap Ustaz Adi Hidayat.

Melalui program Gerina ini, dua program penanaman tanaman pangan yang telah dikembangkan dan diperkenalkan kepada Presiden Prabowo. Ada Si Opung atau solusi olah padi terapung yang memanfaatkan kolam air untuk menanam padi.

“Jadi yang tidak punya tanaman darat, dia punya kolam atau dia ingin bikin di samping rumahnya, itu bisa dirakitkan dengan biaya yang jangkau, kemudian bisa diolah dan bisa panen,” lanjutnya.

Program kedua dinamakan Si Cepot yakni solusi cepat panen via pot yang telah dilakukan riset untuk menanam tanaman sawah. Tidak hanya itu, media pot juga dapat dimanfaatkan untuk menanam bahan pangan lainnya seperti cabai dan kentang.

“Dari tanaman sawah, kita riset dengan pot. Potnya kemudian kita riset bentuknya, gramasinya, volumenya. Dan kalau kita bisa susun satu keluarga, bisa simulasi 5 orang, kebutuhan makannya x sekian, itu dengan tanam pot itu 3x musim, dia bisa sampai nabung 100-300 ribu dibandingkan beli secara biasa,” jelas Ustaz Adi Hidayat.

Pada kesempatan tersebut, Presiden juga melakukan peninjauan langsung ke area riset metode penanaman yang menampilkan berbagai teknik tanam modern. Agenda ditutup dengan kunjungan Presiden ke pameran mitra tanam Program Gerina yang memamerkan kontribusi dan inovasi mereka dalam mendukung keberhasilan gerakan ini. Dengan semangat kolektif dan gotong royong, Program Gerina diharapkan dapat menciptakan dampak jangka panjang bagi ketahanan pangan nasional. (BPMI Setpres)

Mesin Keramas Bertenaga AI Meraih Kesuksesan Salon Rambut di Tiongkok

EtIndonesia. Sejumlah salon rambut di Tiongkok telah memperkenalkan mesin keramas bertenaga AI yang kabarnya dapat mencuci dan membilas rambut klien hanya dalam waktu 13 menit.

Revolusi AI baru saja dimulai, tetapi tampaknya industri perawatan rambut telah menggunakan kecerdasan buatan untuk mengotomatiskan proses mencuci rambut di salon rambut.

Menurut beberapa media berita Tiongkok, perangkat pencuci rambut bertenaga AI telah terlihat di salon rambut di berbagai distrik di Provinsi Guangzhou, Tiongkok, dengan beberapa orang menyebut popularitasnya yang semakin meningkat sebagai “kegilaan keramas AI”.

Mesin inovatif tersebut kabarnya mengandalkan sensor inframerah untuk mendeteksi kulit kepala pengguna dan kemudian memilih sampo dan metode keramas yang tepat berdasarkan jenis rambut orang tersebut.

Menurut seorang pemilik salon rambut di Distrik Tianhe, mesin keramas AI tersebut memiliki beberapa mode pencucian bawaan, seperti pencucian cepat, normal, waktu tambahan, atau pancuran air, serta tiga pengaturan intensitas pijat kulit kepala yang berbeda. Mesin tersebut juga memiliki mode yang berbeda untuk klien berambut panjang dan pendek.

Saat layanan otomatis pertama kali diluncurkan, harga untuk sesi keramas dengan AI adalah 9,9 yuan (sekitar Rp 21 ribu), tetapi harganya hampir dua kali lipat menjadi 19 yuan (sekitar Rp 42 ribu), karena popularitasnya. Sesi keramas normal hanya memakan waktu 13 menit.

Meskipun popularitasnya semakin meningkat di Tiongkok, mesin keramas bertenaga AI telah mendapat tanggapan beragam dari pengguna, dengan beberapa mengeluh bahwa pijatan kulit kepala terlalu menyakitkan, dan yang lain mengklaim bahwa mesin itu tidak bekerja dengan baik.

“Saya mencobanya dan tidak berguna, kulit kepala saya sakit,” komentar seseorang di Weibo, versi X (Twitter) Tiongkok.

“Saya sudah mencobanya, alat itu hanya menyemprotkan gelembung dan membilas dengan air, tetapi alat itu bahkan tidak dapat mencapai bagian belakang kepala saya, dan alat itu tidak cukup bersih, saya harus melakukannya secara manual,” tulis orang lain.

Terlepas dari kritik, semua orang setuju bahwa, dengan harga semurah ini, mesin keramas dengan AI setidaknya patut dicoba.(yn)

Sumber: odditycentral

Dokter di India Secara Keliru Melakukan Operasi pada Pria Tua yang Menemani Putranya untuk Operasi

EtIndonesia. Sebuah rumah sakit di India, telah menjadi sorotan setelah seorang pria tua dioperasi secara keliru saat menemani putranya untuk operasi.

Insiden tersebut terjadi di sebuah rumah sakit perguruan tinggi kedokteran pada 12 April, menyusul kasus salah identitas.

Menurut India Today, Manish telah tiba untuk operasi kaki yang dijadwalkan setelah kecelakaan sebelumnya.

Ayahnya, Jagdish, pergi bersamanya untuk memberikan dukungan.

Sementara Manish menjalani operasi, ayahnya menunggu di luar.

Saat keluar, Manish terkejut mengetahui bahwa ayahnya, yang menderita kelumpuhan wajah dan tidak dapat berbicara, secara keliru dibawa ke ruang operasi lain.

Di sana, tangannya diiris untuk prosedur yang seharusnya dilakukan orang lain.

Kemudian terungkap bahwa pasien lain yang juga bernama Jagdish dijadwalkan menjalani operasi kecil untuk membuat fistula dialisis di tangannya.

Prosedur ini melibatkan operasi penyambungan arteri dan vena untuk memfasilitasi perawatan dialisis.

Ketika staf medis memanggil “Jagdish”, ayah Manish secara keliru mengangkat tangannya dan dibawa masuk tanpa verifikasi lebih lanjut.

Staf tidak mengonfirmasi identitasnya dengan benar sebelum membawanya ke ruang operasi.

Pria tua itu bahkan dibaringkan di meja operasi dan menerima sayatan di tangannya untuk memulai prosedur.

Untungnya, dokter yang merawat Manish datang tepat waktu dan menghentikan operasi sebelum dapat dilanjutkan.

Luka di tangan Jagdish segera dijahit, dan dia dikembalikan ke bangsal.

Manish mengatakan kepada Times of India bahwa ayahnya sekarang memiliki lima hingga enam jahitan di tangannya.

Dia menambahkan bahwa dia tidak dapat mengingat nama dokter yang melakukan prosedur tersebut.

Sumber rumah sakit mengungkapkan bahwa pria tua itu tidak mengenakan pakaian bedah yang diwajibkan, dan langkah-langkah pra-operasi yang biasa — seperti mencukur dan mensterilkan area tersebut — juga tidak dilakukan.

Meskipun ada tanda-tanda bahaya yang jelas, tim medis tetap melanjutkan operasi.

Rumah sakit kemudian mengakui bahwa prosedur operasi standar tidak diikuti, terutama mengingat ketidakmampuan pria tersebut untuk berbicara karena kelumpuhan.

Dr. Sangeeta Saxena, Kepala Rumah Sakit Medical College, mengonfirmasi bahwa tiga anggota komite telah ditunjuk untuk menyelidiki kesalahan tersebut. (yn)

Sumber: mustsharenews

Pria Beli Ferrari Impiannya Setelah Menabung 10 Tahun, Mobilnya Terbakar dalam Satu Jam

EtIndonesia. Setelah menabung selama 10 tahun untuk membeli mobil impiannya, Ferrari 458 Spider baru, seorang pria Jepang terpaksa duduk dan menyaksikan mobilnya terbakar dalam waktu satu jam setelah mengendarainya untuk pertama kali.

Media sosial Jepang diramaikan dengan kisah sedih Honkon, seorang produser musik muda yang menghabiskan banyak uang untuk mobil sport Ferrari impiannya tetapi kemudian menyaksikan mobilnya terbakar pada hari pertama dia mengendarainya.

Pria berusia 33 tahun itu baru-baru ini menggunakan X (Twitter) untuk berbagi cerita tentang bagaimana dia hanya bisa menikmati Ferrari impiannya selama beberapa menit karena mobil itu tiba-tiba terbakar saat dia mengendarainya di Jalan Tol Shuto di Tokyo, pada hari Rabu, 16 April.


Rupanya, 458 Spider baru saja dikirim kepadanya, dan dia sedang melakukan uji coba mengendarainya ketika melihat asap putih. Awalnya, dia mengira asap itu berasal dari mobil di sebelahnya, tetapi saat kendaraan itu menjauh, terlihat jelas bahwa asap itu keluar dari Ferrari tersebut. Jadi Honkon menepi, keluar dari kendaraan, dan menelepon pemadam kebakaran. Dia menghabiskan 20 menit berikutnya menyaksikan mimpinya terbakar hampir seluruhnya.

“Saya rasa saya satu-satunya orang di Jepang yang mengalami masalah seperti itu,” tulis Honkon di X, memberi judul foto mobil yang terbakar. “Saya menghabiskan 43 juta yen (sekitar Rp 5,16 miliar) dan yang saya dapatkan hanyalah foto ini.”

Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo mengumumkan bahwa tidak ada tanda-tanda tabrakan pada Ferrari milik Honkon, tetapi penyelidikan masih berlangsung. Diyakini bahwa kebakaran itu bermula dari mesin mobil, tetapi penyebabnya masih belum diketahui.

Meskipun jelas sedih dengan kemalangannya, Honkon, produser grup idola Jepang Chocorabi, mengatakan kepada para pengikutnya bahwa dia senang masih hidup, karena dia takut mobil itu akan meledak. (yn)

Sumber: oddityn

Pembunuh Kuno dengan Cepat Menjadi Kebal terhadap Antibiotik, Studi Memperingatkan

EtIndonesia. Demam tifoid mungkin jarang terjadi di negara-negara maju, tetapi ancaman kuno ini, yang diperkirakan telah ada selama ribuan tahun, masih sangat berbahaya di dunia modern kita.

Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2022, bakteri penyebab demam tifoid mengembangkan resistensi obat yang luas, dan dengan cepat menggantikan strain yang tidak resistan.

Saat ini, antibiotik adalah satu-satunya cara untuk mengobati tifus secara efektif, yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica serovar Typhi (S Typhi). Namun selama tiga dekade terakhir, resistensi bakteri terhadap antibiotik oral telah tumbuh dan menyebar.

Dalam penelitian mereka, para peneliti mengurutkan genom dari 3.489 strain S Typhi yang tertular dari tahun 2014 hingga 2019 di Nepal, Bangladesh, Pakistan, dan India, dan menemukan peningkatan pada Typhi yang sangat resistan terhadap obat (XDR).

XDR Typhi tidak hanya kebal terhadap antibiotik lini pertama, seperti ampisilin, kloramfenikol, dan trimetoprim/sulfametoksazol, tetapi juga semakin kebal terhadap antibiotik yang lebih baru, seperti fluorokuinolon dan sefalosporin generasi ketiga.

Lebih buruk lagi, strain ini menyebar secara global dengan cepat.

Meskipun sebagian besar kasus XDR Typhi berasal dari Asia Selatan, para peneliti telah mengidentifikasi hampir 200 kasus penyebaran internasional sejak tahun 1990.

Sebagian besar strain telah diekspor ke Asia Tenggara, serta Afrika Timur dan Selatan, tetapi bakteri super tifoid juga telah ditemukan di Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Kanada.

“Kecepatan munculnya dan penyebaran strain S Typhi yang sangat kebal dalam beberapa tahun terakhir merupakan penyebab nyata yang perlu dikhawatirkan, dan menyoroti perlunya segera memperluas tindakan pencegahan, terutama di negara-negara dengan risiko terbesar,” kata spesialis penyakit menular Jason Andrews dari Universitas Stanford saat hasil tersebut dipublikasikan.

Para ilmuwan telah memperingatkan tentang tifus yang resistan terhadap obat selama bertahun-tahun. Pada tahun 2016, galur tifus XDR pertama diidentifikasi di Pakistan. Pada tahun 2019, galur tersebut telah menjadi genotipe dominan di negara tersebut.

Secara historis, sebagian besar galur tifus XDR telah dilawan dengan antimikroba generasi ketiga, seperti kuinolon, sefalosporin, dan makrolida.

Namun pada awal tahun 2000-an, mutasi yang menyebabkan resistensi terhadap kuinolon mencakup lebih dari 85 persen dari semua kasus di Bangladesh, India, Pakistan, Nepal, dan Singapura. Pada saat yang sama, resistensi terhadap sefalosporin juga terjadi.

Saat ini, hanya tersisa satu antibiotik oral: makrolida, azitromisin. Dan obat ini mungkin tidak akan bekerja lebih lama lagi.

Studi tahun 2022 menemukan mutasi yang menyebabkan resistensi terhadap azitromisin kini juga menyebar, “mengancam kemanjuran semua antimikroba oral untuk pengobatan tifus”. Meskipun mutasi ini belum diadopsi oleh XDR S Typhi, jika memang diadopsi, kita dalam masalah serius.

Jika tidak diobati, hingga 20 persen kasus tifoid dapat berakibat fatal, dan saat ini, terdapat 11 juta kasus tifoid setiap tahunnya.

Wabah di masa mendatang dapat dicegah sampai batas tertentu dengan vaksin konjugat tifoid, tetapi jika akses terhadap vaksin ini tidak diperluas secara global, dunia akan segera menghadapi krisis kesehatan lainnya.

“Munculnya S Typhi yang resistan terhadap XDR dan azitromisin baru-baru ini menciptakan urgensi yang lebih besar untuk memperluas tindakan pencegahan dengan cepat, termasuk penggunaan vaksin konjugat tifoid di negara-negara endemis tifoid,” tulis para penulis.

“Tindakan seperti itu diperlukan di negara-negara yang saat ini memiliki prevalensi resistensi antimikroba di antara isolat S Typhi yang tinggi, tetapi mengingat kecenderungan penyebaran internasional, tindakan tersebut tidak boleh dibatasi pada situasi seperti itu.”

Asia Selatan mungkin menjadi pusat utama demam tifoid, yang mencakup 70 persen dari semua kasus, tetapi jika COVID-19 mengajarkan kita sesuatu, itu adalah bahwa varian penyakit di dunia modern dan global kita mudah menyebar.

Untuk mencegah hal itu terjadi, para ahli kesehatan berpendapat negara-negara harus memperluas akses ke vaksin tifoid dan berinvestasi dalam penelitian antibiotik baru. Sebuah studi terbaru di India, misalnya, memperkirakan bahwa jika anak-anak divaksinasi terhadap tifoid di daerah perkotaan, hal itu dapat mencegah hingga 36 persen kasus dan kematian akibat tifoid.

Pakistan saat ini memimpin dalam hal ini. Negara itu adalah negara pertama di dunia yang menawarkan imunisasi rutin untuk tifoid. Para ahli kesehatan berpendapat lebih banyak negara perlu mengikuti langkah tersebut.

Resistensi antibiotik merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, yang merenggut lebih banyak nyawa daripada HIV/AIDS atau malaria. Jika tersedia, vaksin merupakan salah satu alat terbaik yang kita miliki untuk mencegah bencana di masa mendatang.

Kita tidak punya waktu untuk disia-siakan.

Penelitian ini dipublikasikan di The Lancet Microbe. (yn)

Sumber: sciencealert

Prediksi Nikola Tesla Tahun 1898 tentang Kehancuran Kapal Perang Menjadi Kenyataan

Nikola Tesla meramalkan peperangan angkatan laut dengan kendali jarak jauh pada tahun 1898, dan drone torpedo Katran Ukraina mengubah kapal perang menjadi relik masa lalu

Stephen Xia dan Sean Tseng

Lebih dari seabad yang lalu, Nikola Tesla mengusulkan sebuah penemuan yang menurutnya dapat “menghapuskan perang” seperti yang kita kenal, demikian judul utama New York Herald dalam artikel tertanggal 8 November 1898. Surat kabar itu melaporkan bahwa Tesla adalah seorang “pesulap sains yang hebat” mengklaim persenjataan dengan kendali jarak jauh dapat menetralkan bahkan kekuatan angkatan laut terkuat sekalipun.

Tesla membayangkan seorang operator tunggal menggunakan listrik untuk mengarahkan kapal, balon udara, atau kendaraan darat dari pantai, termasuk kapal-kapal berisi torpedo yang siap menyerang kapal musuh di atas maupun di bawah permukaan air.

“Perang tidak akan mungkin terjadi lagi,” katanya, “ketika seluruh dunia tahu besok bahwa bangsa yang paling lemah pun dapat segera mempersenjatai diri dengan senjata yang akan membuat pantainya aman dan pelabuhannya tak tertembus,” menurut artikel tersebut.

Sistemnya mengandalkan kendali nirkabel garis pandang, sebuah keterbatasan pada zamannya. Tesla tidak mungkin membayangkan komunikasi satelit, sensor, dan sistem navigasi saat ini. Peralatan modern ini memungkinkan pengoperasian platform tanpa awak yang presisi dan mendunia, melampaui kemungkinan di zaman Tesla.

Maju cepat ke masa kini, kapal permukaan tanpa awak (USV) Ukraina mewujudkan visi Tesla di tengah perang dengan Rusia. Yang terdepan adalah Katran, yang diumumkan oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov, kepala program drone, pada 25 Maret.

Dijuluki juga “Hiu,” USV canggih ini dirancang untuk serangan dan pengintaian. Ia dapat menempuh jarak lebih dari 900 mil dengan kecepatan hingga 80 mil per jam—sangat dahsyat di Laut Hitam, medan pertempuran maritim bagi Ukraina dan Rusia.

Kecerdasan buatan (AI) bawaan memungkinkannya beroperasi dalam kondisi senyap radio, yang penting di area yang penuh dengan gelombang elektronik. Sementara itu, penanggulangan elektronik (electronic countermeasures) miliknya dapat menetralkan drone anti-USV Rusia.

Katran menambah kemampuan armada USV Ukraina yang sudah ada.

Dengan setidaknya 15 jenis yang berbeda, mulai dari drone jet ski dasar hingga platform serangan canggih seperti Magura V5 dan Sea Baby, armada drone Ukraina telah merusak Armada Laut Hitam Rusia, pelabuhan militer, dan Jembatan Krimea.

Katran membangun ancaman itu, berfungsi ganda sebagai drone kamikaze dan kapal serbu multi-peran.

Katran membawa persenjataan yang mengesankan: senapan mesin, rudal permukaan-ke-udara, dan torpedo, yang memungkinkannya menyerang target di darat, udara, dan bawah air. Kekuatan tembak semacam ini menimbulkan tantangan serius bagi pertahanan konvensional, seperti helikopter dan meriam angkatan laut jarak dekat, yang digunakan Rusia untuk menetralkan USV.

Desember lalu, sebuah USV Ukraina yang dipersenjatai dengan rudal anti-pesawat menembak jatuh sebuah helikopter Rusia—bukti keserbagunaannya.

Selain itu, pasokan torpedo canggih baru-baru ini dari Swedia—kemungkinan Torpedo 47 atau torpedo ringan Saab (SLWT)—dapat lebih memperluas jangkauan serangan USV, memungkinkan serangan terhadap kapal perang lebih dari 12 mil jauhnya.

Otonomi berbasis AI dan perangkat peperangan elektronik Katran jauh melampaui kendali jarak jauh sederhana Tesla. Ia dapat menyelesaikan misi dengan pengawasan manusia minimal, bereaksi terhadap ancaman secara waktu nyata—sebuah evolusi yang hanya bisa dibayangkan oleh Tesla.

Munculnya USV menandai perubahan seismik dalam strategi angkatan laut, menantang keberadaan kapal perang besar berawak. Keberhasilan Ukraina dengan drone berbiaya rendah dan lincah dalam merusak dominasi angkatan laut Rusia menunjukkan bahwa masa kejayaan kapal perang dan kapal induk besar mungkin akan segera berakhir.

Dengan kemampuan mengumpulkan intelijen dan meluncurkan serangan presisi secara otonom, Katran telah melampaui konsep Tesla tahun 1898, menggemakan nubuatnya bahwa senjata canggih dapat menyamakan kedudukan bagi negara mana pun, terlepas dari ukurannya.

Dengan senjata yang lebih kuat, jangkauan yang lebih jauh, dan AI yang lebih pintar di masa depan, platform berawak yang mahal—seperti kapal perang, pesawat terbang, dan tank—berisiko menjadi usang. Katran dan penerusnya dapat membuat, dalam kata-kata Tesla, “kapal perang terkuat” menjadi “besi tua” di hadapan inovasi.

Bukan Kronis, Bukan Progresif: Bagaimana Diabetes Tipe 2 Dapat Dibalikkan

Dr. Jason Fung bergabung bersama Brendon Fallon di program Vital Signs untuk mengungkap penyebab sederhana dan dapat diperbaiki dari diabetes tipe 2

 Brendon Fallon dan Emily Allison

Meskipun kemajuan dalam dunia kedokteran modern terus terjadi, semakin banyak orang di Amerika terkena penyakit kronis. Antara tahun 2012 dan 2022, prevalensi diabetes tipe 2 meningkat hampir 20 persen. Sementara itu, beban ekonomi akibat diabetes di Amerika Serikat pada tahun 2022 diperkirakan melebihi 400 miliar dolar AS.

Dalam wawancara bersama Brendon Fallon di Vital Signs, Dr. Jason Fung, penulis buku terlaris The Diabetes Code, mengatakan bahwa hal ini tidak harus terjadi, karena diabetes tipe 2 sebenarnya dapat dibalikkan dengan mudah dan biaya rendah. Proses pembalikan ini memerlukan perubahan dalam cara pandang—beralih dari keyakinan lama bahwa resistensi insulin adalah penyebab utama kondisi ini, menuju pemahaman yang lebih akurat yang mendukung perubahan diet dan gaya hidup sebagai kunci.

Resistensi Insulin: Kelebihan Muatan Sel atau Disfungsi Sel?

Diabetes tipe 2 didiagnosis ketika kadar glukosa darah melebihi ambang tertentu, yang dapat membahayakan berbagai organ, terutama ginjal. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kekurangan insulin—hormon yang memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Sebaliknya, diabetes tipe 2 secara luas dipahami sebagai masalah resistensi insulin, di mana sel dianggap menolak efek insulin, seperti gerbang yang tertutup.

Namun, Fung menantang pandangan ini, dan mengatakan bahwa diabetes tipe 2 bukan disebabkan oleh disfungsi sel, melainkan oleh kelebihan muatan pada sel. Ia menganalogikan situasi ini seperti restoran yang terlalu penuh, di mana sel yang sudah dipenuhi glukosa mulai menumpahkan kelebihan glukosa ke aliran darah, yang pada akhirnya menyebabkan kadar gula darah tinggi dan diagnosis diabetes tipe 2.

Membalikkan Diabetes Tipe 2: Pendekatan yang Sederhana

Melihat diabetes tipe 2 sebagai masalah kelebihan glukosa dalam sel, bukan disfungsi sel, mengubah fokus dari upaya medis untuk “mengelolanya” menjadi perubahan pola makan untuk membalikkan kondisi tersebut, kata Fung.

Perawatan medis biasanya melibatkan penyuntikan insulin tambahan ke dalam tubuh dengan harapan dapat mendorong lebih banyak glukosa masuk ke sel. Namun, menurut Fung, ini adalah tindakan yang tidak perlu. Ia berpendapat bahwa kunci untuk membalikkan diabetes adalah dengan menurunkan asupan glukosa dari makanan, dan hal ini bisa dilakukan dengan cara yang sederhana. “Masalahnya adalah mereka tidak menggunakan pengobatan yang tepat,” ujarnya. “Mereka mencoba menggunakan insulin sebagai obat, bukannya mengubah pola makan.”

Menurut Fung, jika asupan glukosa dari makanan diturunkan secara cukup, tubuh pada akhirnya akan membakar kelebihan glukosa tersebut. Dengan tidak adanya penumpukan glukosa di dalam sel, glukosa dari darah bisa masuk kembali ke dalam sel. Akibatnya, kadar gula darah menurun dan diabetes tipe 2 pun bisa dibalikkan.

“Ini adalah masalah pola makan,” tegasnya.

Fung mengatakan bahwa banyak penderita diabetes tipe 2, termasuk beberapa dokter, tidak menyadari bahwa kondisi ini terkadang bisa dibalikkan. Ia menunjukkan bahwa institusi medis pun lambat menyadari hal ini, dengan American Diabetes Association baru menerbitkan kriteria remisi pada awal tahun 2020-an, meskipun sudah ada bukti bertahun-tahun dari studi tentang operasi penurunan berat badan. Operasi-operasi ini, yang membatasi asupan makanan dan glukosa, seringkali membuat diabetes menghilang.

Fung mengatakan bahwa para dokter yang dilatih sebelum tahun 2020 sering kali masih menganggap diabetes tipe 2 sebagai penyakit yang tidak dapat dibalikkan, dan memberi tahu pasien bahwa penyakit ini bersifat kronis dan progresif, alih-alih fokus pada pola makan sebagai sumber kelebihan glukosa sekaligus jalan potensial menuju pemulihan.

Rekomendasi Pola Makan: Dari Mana Memulai?

Untuk secara efektif menurunkan kadar glukosa, Fung menyarankan untuk mengurangi konsumsi makanan yang meningkatkan kadar gula darah. Ini termasuk makanan manis dan karbohidrat. Namun, tidak semua karbohidrat diciptakan sama.

Karbohidrat yang dicerna secara lambat lebih baik dibandingkan makanan olahan tinggi yang cepat dicerna. Misalnya, sebagian besar sayuran dicerna secara lambat dan tidak akan meningkatkan kadar glukosa darah setinggi karbohidrat olahan seperti roti putih atau oatmeal instan. Makanan seperti telur dan daging juga merupakan alternatif yang baik karena tidak meningkatkan kadar glukosa.

Tonton “Silent Sugar” untuk mengetahui di mana makanan berisiko tinggi bagi penderita diabetes tersembunyi.

Penurunan Berat Badan dan Kisah Sukses Pasien

Ada banyak bukti bahwa perubahan pola makan dapat membalikkan diabetes tipe 2, seperti yang terlihat pada pasien Dr. David Unwin, pelopor pendekatan rendah karbohidrat di Inggris. Dalam studi selama 8 tahun, dari 186 pasien yang mengikuti pola makan rendah karbohidrat dan saran penurunan berat badan Unwin, 51 persen berhasil mencapai remisi diabetes tipe 2.

Fung juga telah melihat keberhasilan serupa di kliniknya sendiri. Misalnya, ia menangani seorang pasien yang telah menggunakan dosis besar insulin setiap hari selama 10 tahun. Pasien tersebut mulai mengurangi konsumsi karbohidrat dan menjalani puasa intermiten. Dalam waktu sebulan, pasien tersebut benar-benar berhenti menggunakan obat, dan kadar gula darahnya cukup rendah untuk dikategorikan sebagai non-diabetik.

Fung mengatakan bahwa ia telah menyaksikan hasil ini berulang kali: “Jika seseorang menderita diabetes, dan mereka kehilangan banyak berat badan, atau mereka mengubah pola makan mereka, dan menghilangkan makanan cepat saji serta makanan manis, diabetes hampir pasti akan membaik atau bahkan menghilang.”

Pencegahan dan Deteksi Dini

Meskipun membalikkan penyakit adalah kemungkinan nyata bagi banyak penderita diabetes tipe 2, pencegahan tetap menjadi tujuan utama. Untuk itu, Fung menyarankan untuk memeriksa hemoglobin A1C (HbA1c)—yang menunjukkan kadar glukosa darah rata-rata—setiap tahun, untuk mendeteksi adanya tren peningkatan yang mungkin mengindikasikan pradiabetes. Deteksi dini memberikan jendela waktu untuk menentukan risiko dan melakukan penyesuaian pola makan.

Fung menambahkan bahwa memantau produksi insulin pankreas adalah cara lain untuk mengukur risiko diabetes tipe 2 karena kadar insulin meningkat seiring dengan kadar gula darah, sebelum gula darah mencapai ambang diabetes tipe 2. Namun, pada titik tertentu, “produksi insulin menurun, kadar glukosa darah meningkat, dan Anda pun didiagnosis diabetes tipe 2,” kata Fung.

Tes C-peptide puasa adalah salah satu cara umum untuk mengukur produksi insulin karena C-peptide merupakan produk sampingan dari produksi insulin, dan tubuh menghasilkan jumlah C-peptide yang kira-kira sebanding dengan jumlah insulin. Tes ini biasanya diminta oleh dokter pasien atau ahli endokrin, dan dilakukan oleh perawat atau teknisi laboratorium.

Poin-Poin Penting

  • Diabetes tipe 2 disebabkan oleh sel yang kelebihan muatan glukosa, bukan karena disfungsi sel.
  • Jika sel terlalu penuh glukosa, kelebihannya akan tumpah ke dalam darah, meningkatkan kadar gula darah.
  • Kadar glukosa darah dapat diturunkan dengan mengurangi asupan glukosa dari makanan.
  • Tonton “Reverse Type 2 Diabetes” untuk mengetahui solusi sederhana terhadap resistensi insulin pada diabetes tipe 2.

Video Lain Tentang Pola Makan dan Puasa untuk Menangkal Penyakit di Vital Signs:

  • Tonton “Silent Sugar” tentang makanan berisiko tinggi untuk diabetes dan obesitas, bersama Dr. Jason Fung.
  • Tonton “Anti-Age Keto Diet” tentang cara makan untuk memperlambat penuaan, bersama Dr. Annette Bosworth.

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis dan tidak selalu mencerminkan pandangan The Epoch Times. Epoch Health menyambut diskusi profesional dan debat yang bersahabat. Untuk mengirimkan artikel opini, ikuti panduan ini dan kirimkan melalui formulir kami di sini.

‘Piramida’ Bawah Air Mungkin Lebih Tua dari Piramida Mesir dan Stonehenge — dan Dapat Menulis Ulang Sejarah, Kata Para Ilmuwan

EtIndonesia. Sebuah “piramida” setinggi 90 kaki yang tenggelam di lepas pantai Jepang menarik perhatian — dan dapat mengguncang semua yang kita kira kita ketahui tentang peradaban kuno.

Berada 82 kaki di bawah permukaan laut dekat Kepulauan Ryukyu, Monumen Yonaguni telah membingungkan para ilmuwan dan penyelam sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1986.

Struktur batu yang sangat besar, lengkap dengan anak tangga bersudut dan teras datar, tampak sangat mirip reruntuhan kuil buatan manusia — meskipun usianya lebih dari 10.000 tahun.

Jika garis waktu itu terbukti akurat, akan menunjukkan bahwa piramida itu berusia ribuan tahun lebih awal daripada piramida Mesir atau Stonehenge Inggris — dan mungkin menjadikannya bangunan tertua yang pernah dibangun oleh manusia.

Para pendukung teori tersebut mengatakan formasi Yonaguni, yang dijuluki “Atlantis Jepang,” mungkin merupakan bukti peradaban yang terlupakan yang mendahului munculnya pertanian — sebuah konsep yang, jika benar, akan menulis ulang garis waktu pencapaian manusia.

Namun, para skeptis tidak mempercayainya.

Batu yang tenggelam tersebut memicu perdebatan baru ketika penulis Graham Hancock dan arkeolog Flint Dibble berselisih pendapat mengenai situs tersebut pada episode terbaru Joe Rogan Experience.

“Saya telah melihat banyak hal alam yang aneh dan saya tidak melihat apa pun di sini yang bagi saya mengingatkan saya pada arsitektur manusia,” kata Dibble pada podcast tersebut pada bulan April 2024.

Hancock, seorang pendukung terkenal peradaban kuno yang hilang, membalas: “Bagi saya, Flint, sungguh menakjubkan bahwa Anda melihat itu sebagai hal yang sepenuhnya alami, tetapi saya kira kita hanya memiliki sudut pandang yang sangat berbeda.”

Hancock menunjuk pada apa yang menurutnya merupakan tanda-tanda jelas dari rancangan cerdas — termasuk apa yang tampak seperti anak tangga yang diukir, megalit, lengkungan, dan bahkan ukiran mirip wajah yang terukir di batu.

“Jika ini benar-benar dibangun oleh peradaban misterius lebih dari 10.000 tahun yang lalu, itu akan menempatkan Yonaguni di liga yang sama dengan Göbekli Tepe di Turki — salah satu bangunan buatan manusia tertua yang diketahui, yang berasal dari sekitar 9500 SM,” katanya.

Geolog Jepang Masaaki Kimura juga mendukung teori tersebut, dengan menyatakan bahwa monumen itu mungkin merupakan bagian dari benua yang hilang yang dikenal sebagai Lemuria.

Sebelumnya, dia menyatakan bahwa formasi itu dibangun 2.000 hingga 3.000 tahun yang lalu, ketika permukaan laut jauh lebih rendah.

Tidak semua orang yakin.

Profesor Universitas Boston Robert Schoch menyebut bentuk-bentuk aneh itu sebagai “geologi dasar dan stratigrafi klasik untuk batu pasir,” dalam wawancara sebelumnya dengan National Geographic.

“[Batu pasir] cenderung pecah di sepanjang bidang dan menghasilkan tepi yang sangat lurus, terutama di area dengan banyak patahan dan aktivitas tektonik,” jelasnya.

Jadi, apakah sebenarnya Monumen Yonaguni itu — kota hilang yang ditelan laut, atau sekadar formasi aneh yang dipahat oleh Alam?

Untuk saat ini, perdebatan terus berlanjut — satu penyelaman pada satu waktu. (yn)

Sumber: nypost

Ilmuwan Temukan Bukti Terkuat Sejauh Ini Akan Kemungkinan Kehidupan di Planet Jauh

Keberadaan dua gas dalam jumlah besar menunjukkan bahwa planet K2-18b mungkin dipenuhi oleh kehidupan mikroba, menurut para peneliti.

EtIndonesia. Para ilmuwan mungkin telah menemukan tanda-tanda paling kuat sejauh ini tentang kemungkinan adanya kehidupan di sebuah planet terpencil yang ukurannya 2,6 kali lebih besar dari Bumi.

Dengan menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) milik NASA, para ilmuwan dari Institut Astronomi Universitas Cambridge telah mendeteksi dua jenis gas di atmosfer planet tersebut yang, di Bumi, hanya dihasilkan oleh organisme hidup, terutama kehidupan mikroba seperti fitoplankton laut, sejenis alga mikroskopik.

Keberadaan dua gas tersebut—dimetil sulfida (DMS) dan dimetil disulfida (DMDS)—dalam jumlah besar menunjukkan bahwa planet K2-18b mungkin dipenuhi oleh kehidupan mikroba, kata para peneliti.

Penemuan dua gas ini merupakan indikator kuat bahwa proses biologis mungkin ada di planet yang permukaannya tertutup lautan tersebut, meskipun hal ini belum bisa dianggap sebagai bukti langsung adanya kehidupan. Namun, para peneliti menyambut penemuan ini dengan antusias.

“Ini adalah momen transformasional dalam pencarian kehidupan di luar tata surya, di mana kita telah membuktikan bahwa mungkin untuk mendeteksi biosignature (tanda-tanda hayati) di planet-planet yang berpotensi layak huni dengan fasilitas yang ada saat ini,” kata astrofisikawan Nikku Madhusudhan dari Institut Astronomi Universitas Cambridge, penulis utama studi yang diterbitkan dalam Astrophysical Journal Letters.

Pengamatan sebelumnya oleh teleskop Hubble telah mendeteksi uap air di K2-18b, itulah sebabnya planet ini masuk dalam daftar prioritas untuk diteliti oleh JWST setelah teleskop tersebut ditempatkan di orbit pada Desember 2021.

Pengamatan awal oleh JWST menemukan metana dan karbon dioksida di atmosfer K2-18b—untuk pertama kalinya molekul berbasis karbon ditemukan di atmosfer planet yang berada di “zona layak huni” sebuah bintang—jarak di mana air cair, salah satu komponen penting kehidupan, bisa ada di permukaan planet.

Pengamatan ini menunjukkan bahwa K2-18b adalah planet hycean—dunia dengan lautan luas dan atmosfer kaya hidrogen.

“Satu-satunya skenario yang saat ini bisa menjelaskan semua data yang telah diperoleh sejauh ini dari JWST, termasuk pengamatan masa lalu dan sekarang, adalah bahwa K2-18b adalah dunia hycean yang dipenuhi kehidupan,” kata Madhusudhan.

Mengorbit sebuah bintang katai merah yang lebih kecil dan kurang terang daripada matahari kita, K2-18b terletak di rasi bintang Leo, sekitar 124 tahun cahaya dari Bumi, atau sekitar 730 triliun mil jauhnya. Karena itu, jumlah cahaya yang dipantulkan dari planet tersebut dan mencapai Bumi sangatlah kecil.

Jika pengamatan ini dapat dikonfirmasi, penemuan ini bisa membawa para ilmuwan selangkah lebih dekat menuju penemuan kehidupan di planet lain.

“Kita berbicara tentang kehidupan mikroba, mungkin seperti yang kita lihat di lautan Bumi,” kata Madhusudhan.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan adanya organisme multiseluler atau bahkan kehidupan cerdas, Madhusudhan menjawab, “Kita belum bisa menjawab pertanyaan ini pada tahap ini. Asumsi dasarnya adalah kehidupan mikroba sederhana.”

Masih Banyak yang Harus Dilakukan

Pengamatan JWST mendukung tingkat kepastian 99,7 persen bahwa kedua molekul tersebut memang ada, yang berarti ada kemungkinan 0,3 persen bahwa pengamatan itu hanya kebetulan statistik.

Namun, yang dianggap luar biasa oleh para ilmuwan adalah tingginya konsentrasi gas-gas tersebut, yaitu lebih dari 10 bagian per juta dalam volume.

“Ini ribuan kali lebih tinggi dibandingkan konsentrasinya di atmosfer Bumi, dan tidak bisa dijelaskan tanpa aktivitas biologis berdasarkan pengetahuan saat ini,” ujar Madhusudhan.

“Namun, kita perlu tetap terbuka dan terus mengeksplorasi skenario lain.”

Langkah selanjutnya adalah mengulangi pengamatan beberapa kali untuk mengurangi kemungkinan bahwa hasil pengamatan hanyalah kebetulan statistik menjadi 0,0001 persen, atau satu dari sejuta, kata Madhusudhan.

Setelah itu, studi teoritis dan eksperimental lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan apakah DMS atau DMDS bisa diproduksi oleh mekanisme abiotik yang belum diketahui—yakni mekanisme yang tidak melibatkan proses biologis—di atmosfer K2-18b.

“Kita perlu tetap terbuka dan terus mengejar kemungkinan lain,” kata Madhusudhan.

“Data kaya dari K2-18b menjadikannya dunia yang menggoda,” ujar Christopher Glein, ilmuwan utama di Divisi Ilmu Antariksa Southwest Research Institute di Texas.

“Data terbaru ini adalah kontribusi berharga bagi pemahaman kita. Namun, kita harus sangat hati-hati menguji data ini seakurat mungkin. Saya menantikan penelitian tambahan dan analisis data secara independen yang akan dimulai secepat minggu depan.”

Meskipun Madhusudhan menyatakan bahwa menemukan kehidupan adalah “cawan suci” dalam penelitian eksoplanet, ia menekankan bahwa temuan ini belum secara meyakinkan menunjukkan bahwa kedua gas tersebut diproduksi oleh kehidupan.

“[Tidak ada] yang berkepentingan untuk mengklaim secara prematur bahwa kita telah menemukan kehidupan,” ujarnya.

Reuters turut berkontribusi dalam laporan ini.

 Dari NTD News

Filipina Longgarkan Pembatasan Perjalanan bagi Pejabat Pemerintahannya yang Mengunjungi Taiwan

 Taiwan menyambut baik keputusan Manila, dengan mengatakan bahwa hal ini akan memperdalam hubungan bilateral antara kedua pihak.

EtIndonesia. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. melonggarkan pembatasan perjalanan yang telah berlaku selama puluhan tahun, membuka pintu bagi sebagian pejabat pemerintah dari negaranya untuk mengunjungi Taiwan, serta mengizinkan kunjungan dari pejabat Taiwan ke Filipina.

Perintah Marcos ini, yang dikenal sebagai Surat Edaran No. 82, ditandatangani oleh Sekretaris Eksekutif Lucas Bersamin pada 15 April. Edaran tersebut, yang dipublikasikan pada 21 April, menyatakan bahwa perubahan ini dilakukan untuk “semakin memaksimalkan peluang pengembangan dan perluasan bidang-bidang investasi prioritas Filipina.”

Meskipun Filipina dan Taiwan bukan sekutu diplomatik, kedua pihak tetap menjalin hubungan tidak resmi melalui Kantor Ekonomi dan Kebudayaan Manila (MECO) di Taipei dan Kantor Ekonomi dan Kebudayaan Taipei (TECO) di Manila. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua pemerintahan menghadapi tekanan militer yang semakin intensif dari rezim komunis Tiongkok.

Edaran tersebut mengurangi pembatasan perjalanan yang diberlakukan berdasarkan Perintah Eksekutif No. 313, yang dikeluarkan oleh Presiden Filipina Corazon Aquino pada tahun 1987.

Perintah tahun 1987 itu melarang seluruh pejabat pemerintah Filipina melakukan perjalanan resmi ke Taiwan, menerima pejabat Taiwan, atau melakukan aktivitas resmi apa pun yang berkaitan dengan Taiwan tanpa persetujuan dari Departemen Luar Negeri. Perintah itu juga menyatakan pengakuan diplomatik Manila terhadap Tiongkok dan bahwa “Taiwan adalah bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok.”

Di bawah perintah Marcos, larangan perjalanan kini hanya berlaku bagi Presiden, Wakil Presiden, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Pertahanan Nasional Filipina.

Pejabat pemerintah Filipina lainnya diizinkan melakukan perjalanan ke Taiwan untuk tujuan “ekonomi, perdagangan, dan investasi,” menurut edaran tersebut, tetapi mereka diwajibkan menggunakan “paspor biasa tanpa menggunakan gelar resmi mereka.”

Sebelum keberangkatan, mereka harus memberitahukan kepada MECO tujuan perjalanan mereka, dan setelah kembali, mereka diwajibkan menyerahkan laporan perjalanan kepada MECO dan Departemen Luar Negeri Filipina (DFA), sebagaimana tercantum dalam edaran.

Pejabat dan lembaga pemerintah Filipina juga dapat menjamu delegasi dari Taiwan untuk tujuan “ekonomi, perdagangan, dan investasi,” menurut edaran tersebut. Para pejabat dan lembaga ini harus memberitahukan MECO paling lambat lima hari sebelum kedatangan delegasi dan menyerahkan laporan pasca-kunjungan kepada MECO dan DFA.

“Tidak ada perjanjian, nota kesepahaman, pertukaran nota, atau dokumen serupa yang boleh disepakati dengan organisasi atau lembaga Taiwan mana pun tanpa persetujuan dari DFA,” bunyi edaran tersebut.

Menteri Luar Negeri Taiwan, Lin Chia-lung, menyambut baik keputusan Manila untuk melonggarkan pembatasan perjalanan, menurut pernyataan resmi. Lin mengatakan bahwa perubahan ini mendukung upaya diplomasi Taiwan dalam memperdalam kerja sama substantif dengan Filipina.

Kementerian menyatakan bahwa Taiwan adalah pasar ekspor terbesar kedelapan bagi Filipina, mitra dagang terbesar kesembilan, dan sumber impor terbesar kesepuluh.

“Taiwan akan terus bekerja sama dengan Filipina dan sekutu demokratis lainnya untuk berkontribusi pada kemakmuran, perdamaian, dan stabilitas kawasan,” ujar kementerian tersebut.

Pada 21 April, MECO mengeluarkan pernyataan bahwa pelonggaran pembatasan perjalanan “akan mengurangi hambatan dan meningkatkan transparansi yang akan menarik lebih banyak investasi Taiwan, sekaligus mendukung prioritas bersama seperti rantai pasokan yang tangguh, inovasi, dan pembangunan berkelanjutan.”

“Tahun ini menandai ulang tahun ke-50 hubungan Filipina-Taiwan, dan sudah sepantasnya kita membuka jalan untuk hubungan yang lebih kuat dan lebih dinamis dengan Taiwan yang akan menguntungkan semua pihak, sekaligus memastikan pendekatan inklusif yang melindungi ruang kebijakan untuk kepentingan publik yang sah,” tambah MECO.

Pada Januari 2024, Tiongkok bereaksi dengan marah setelah Marcos menyampaikan ucapan selamat kepada pemenang pemilu presiden Taiwan melalui platform media sosial X.

“Atas nama rakyat Filipina, saya mengucapkan selamat kepada Presiden-terpilih Lai Ching-te atas terpilihnya sebagai Presiden Taiwan berikutnya,” tulis Marcos kala itu. “Kami menantikan kerja sama erat, memperkuat kepentingan bersama, mendorong perdamaian, dan memastikan kesejahteraan bagi rakyat kita di masa mendatang.”

Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menuduh Marcos “secara terang-terangan” mencampuri urusan dalam negeri mereka dan memanggil Duta Besar Filipina untuk Tiongkok, Jaime FlorCruz, “untuk menyampaikan keberatan serius.”

“Kami menyarankan Presiden Marcos untuk membaca lebih banyak agar dapat memahami secara benar persoalan Taiwan dan mengambil kesimpulan yang tepat,” kata kementerian tersebut.

Tiongkok menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak mengakui legitimasi pemerintahan demokratis Taiwan. Padahal, Taiwan pada kenyataannya adalah negara berdaulat secara de facto dengan militer, konstitusi, dan mata uangnya sendiri.

Sumber : Theepochtimes.com

Saksikan Momen Gajah Ini Terbebas dari Rantai Setelah 55 Tahun

EtIndonesia. Selama 55 tahun, seekor gajah bernama Tiny menghabiskan hari-harinya dengan rantai yang melilit tubuhnya, mengangkut kayu-kayu gelondongan berat melalui hutan-hutan Thailand.

“Dari Matahari terbit hingga terbenam, tujuh hari seminggu, tugasnya adalah menarik pohon-pohon di belakangnya,” kata Aaron, seorang penyelamat dari Planting Peace, dalam sebuah video untuk The Dodo.

Selama beberapa dekade, para penebang pohon di Thailand menggunakan gajah untuk membantu mengangkut batang pohon yang berat, yang memaksa hewan-hewan tersebut menderita dalam kondisi yang keras. Menurut Yayasan Gajah Thailand Selatan, praktik ini sekarang sebagian besar dilarang di seluruh negeri. Namun, beberapa penebang pohon, seperti yang memiliki Tiny, terus menggunakan metode yang berbahaya dan tidak manusiawi ini, meskipun sudah ada peringatan.

Kehidupan Tiny penuh dengan perjuangan yang terus-menerus. Para penculiknya sering menusuknya dengan tombak tajam agar dia patuh. Tanpa makanan yang sesuai, dia menjadi kekurangan gizi — tulang belakangnya menonjol keluar dari punggungnya, dan sisi kepalanya cekung.

Ketika para pembela hak-hak binatang di Planting Peace mendengar tentang kondisi Tiny, mereka tahu bahwa mereka harus membantu. Mereka menghubungi pemilik Tiny dan mulai bernegosiasi. Akhirnya, pemilik setuju untuk mengganti Tiny dengan traktor jika Planting Peace dapat mengamankan cukup dana untuk kebebasannya. Jadi Planting Peace menggunakan media sosial, mencari sumbangan.

“Tolong bantu selamatkan Tiny,” tulis organisasi itu dalam sebuah unggahan.

Para pecinta binatang di seluruh dunia mengirimkan sumbangan. Jumlahnya meroket dan segera mencapai target. Tiny akhirnya menjadi gajah yang bebas.

Planting Peace menemukan rumah baru bagi Tiny di Following Giants, sebuah suaka gajah seluas 80 hektar yang penuh dengan gajah-gajah lain yang diselamatkan untuk ditemuinya.

Bebas dari rantai yang mengikatnya begitu lama, Tiny mengarungi sungai terdekat untuk berenang pertama kalinya. Dia dengan senang hati mencelupkan kepalanya ke dalam air dan bersantai di tepi sungai, merangkul masa depan cerah yang terbentang di hadapannya.

“Setiap kali Anda melihat seekor gajah berjalan bebas untuk pertama kalinya, itu luar biasa,” kata Aaron. “Rasanya luar biasa mengetahui, ‘Wah, gajah ini telah menarik pohon di belakangnya selama 55 tahun, dan sekarang ia tidak akan pernah merasakan kehidupan seperti itu lagi.’” (yn)

Sumber: the dodo

Skema Penghindaran Tarif ‘Perdagangan Abu-abu’ Beijing

Tiongkok  mulai mengirimkan barang-barangnya ke negara-negara dengan tarif rendah terlebih dahulu, kemudian mengekspornya ke Amerika Serikat untuk menghindari tarif tinggi

oleh James Gorrie

Apakah sebuah ledakan baru dalam praktik perdagangan yang menipu sedang berkembang di banyak bagian dunia? Seiring dengan semakin memanasnya perang dagang AS–Tiongkok, tampaknya hal itu memang terjadi.

Strategi Perdagangan Abu-abu Tiongkok  Mengurangi Dampak Tarif AS

Dengan tarif AS yang mencapai 145 persen untuk impor barang dari Tiongkok—setidaknya pada saat penulisan ini—strategi baru Beijing tampaknya mencakup penggunaan yang disebut perdagangan abu-abu untuk melewati hambatan perdagangan Amerika. Perdagangan abu-abu melibatkan pengalihan barang melalui negara-negara dengan tarif rendah, seperti Vietnam, Meksiko, atau Malaysia, untuk menyembunyikan asal-usul barang dari Tiongkok. Dengan demikian mengurangi tarif impor AS.

Taktik licik ini meningkat sebagai respons terhadap kebijakan tarif agresif Presiden Donald Trump yang membuat barang-barang Tiongkok kurang kompetitif di pasar AS karena biaya tambahan yang dikenakan.

Strategi Celah Perdagangan Abu-abu

Gagasan sederhana di balik perdagangan abu-abu adalah mengeksploitasi celah dalam Rules of Origin AS, panduan perdagangan untuk menentukan negara asal suatu produk untuk tujuan tarif. Barang-barang Tiongkok, misalnya, akan tetap tidak dirakit atau hanya sekitar 90 persen diproduksi sebelum dikirim ke negara perantara. Di sana, barang tersebut menjalani produksi akhir, perakitan, pemrosesan, pengemasan ulang, atau pelabelan ulang agar memenuhi syarat sebagai berasal dari negara tersebut, bukan dari Tiongkok.

Misalnya, komponen elektronik Tiongkok mungkin dikirim ke Vietnam, dirakit menjadi produk, dan kemudian diberi label, “Made in Vietnam.” Hal ini memungkinkan Tiongkok untuk memanfaatkan tarif 10 persen untuk impor dari Vietnam di bawah rezim tarif timbal balik Trump 2025, alih-alih tarif 145 persen untuk barang-barang Tiongkok.

Ini adalah respons yang sangat masuk akal dari Beijing, dan tidak diragukan lagi bahwa berbagai perusahaan Tiongkok mengalihkan barang-barang mereka melalui Vietnam, Meksiko, dan Turkiye untuk memanfaatkan tarif lebih rendah untuk barang-barang yang bersumber dari negara-negara tersebut. Taktik terkait yang terjadi di Meksiko melibatkan pembagian barang menjadi berbagai paket yang nilainya di bawah ambang batas tarif bebas sebesar $800 untuk barang non-Tiongkok, taktik yang disebut “Tijuana two-step.”

Tiongkok  Harus Mengandalkan Perdagangan Abu-abu

Namun, perdagangan abu-abu bukanlah hal baru atau bahkan asing bagi pemerintahan Trump yang kedua. Selama masa jabatan pertama Trump, produsen solar Tiongkok menghindari tarif 30 persen dengan bermitra dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Pada 2025, melacak pergerakan dan asal-usul sejumlah besar produk menjadi sangat kompleks bahkan hampir mustahil, menjadikannya tantangan untuk mengganggu perdagangan abu-abu.

Tidak mengherankan mengapa Beijing terlibat dalam perdagangan abu-abu. Dengan ekspor ke Amerika Serikat yang menyumbang 10 persen dari perdagangan Tiongkok dan mendukung antara 10 juta hingga 20 juta pekerjaan, beberapa ahli mengatakan bahwa sebagai produsen terbesar di dunia, Tiongkok menghadapi penurunan ekspor sekitar 80 persen dalam dua tahun mendatang, jika perdagangan abu-abu dihentikan.

Seiring dengan penurunan kondisi ekonomi domestik akibat ketegangan perdagangan yang diperkirakan meluas, proyeksi PDB Tiongkok pada 2025 telah turun dari 5 persen menjadi serendah 4 persen, yang berpotensi menghasilkan penurunan pertumbuhan PDB sebesar 20 persen hanya dalam satu tahun. Dengan tingkat pengangguran di kalangan pemuda (usia 16 hingga 24) yang sudah mendekati 17 persen, Partai Komunis Tiongkok (PKT) menghadapi ketidakpuasan yang semakin besar di kalangan rakyatnya. Partai ingin menghindari pemberontakan dari generasi mudanya.

Perdagangan abu-abu telah memberikan bantalan yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi dampak tarif tinggi pemerintahan Trump. Misalnya, menurut data resmi, ekspor Tiongkok  melonjak sebesar 12,4 persen pada  Maret, dengan ekspor ke ASEAN meningkat 11,6 persen dan ekspor ke Vietnam naik hampir 19 persen.

Dampak pada Negara-negara dengan Tarif Rendah

Namun, bukan hanya Tiongkok yang diuntungkan dari perdagangan abu-abu. Negara mitra dengan tarif rendahnya juga mendapat keuntungan ekonomi dari perdagangan abu-abu tetapi juga menghadapi risiko. Negara mitra perdagangan abu-abu, seperti Vietnam, Malaysia, dan Meksiko, mendapat keuntungan dari biaya perdagangan dan pemrosesan, dengan beberapa perkiraan di platform media sosial X mencapai hingga 10 persen. Perlu dicatat bahwa antara 2017 dan 2022, Vietnam menggantikan hampir setengah dari pangsa pasar yang hilang dari Tiongkok dalam impor AS.

Namun, negara mitra perdagangan abu-abu berisiko menghadapi konsekuensi dari protes AS, yang mengarah pada aksi penyeimbangan yang rumit bagi negara-negara ini yang terjebak antara perdagangan abu-abu dengan Tiongkok dan mengelola hubungan perdagangan penting dengan Amerika Serikat.

Implikasi Ekonomi dan Geopolitik

Secara ekonomi, perdagangan abu-abu saat ini menjaga akses pasar AS untuk Tiongkok, tetapi meningkatkan biaya karena perantara mengambil bagian mereka, dengan biaya logistik yang juga meningkat. Bagi konsumen AS, ini mungkin menunda lonjakan harga yang tajam, tetapi tidak akan menghilangkannya.

Secara geopolitik, tarif balasan 125 persen Beijing terhadap barang-barang AS, ditambah dengan penambahan hambatan untuk impor daging sapi dan LNG AS, meningkatkan ketegangan lebih tinggi lagi. Kunjungan terbaru pemimpin PKT Xi Jinping ke Vietnam, Malaysia, dan Kamboja bisa jadi telah mengamankan pusat-pusat perdagangan abu-abu mereka ke depan.

Jalan yang Berat di Depan?

Namun, dampak perdagangan abu-abu mungkin lebih dalam dan lebih luas dari yang diperkirakan banyak orang. Di satu sisi, ini adalah respons yang masuk akal dari pihak Beijing terhadap tarif AS. Namun, di sisi lain, ada risiko yang lebih besar. Amerika Serikat bisa memperluas tarif atau menggunakan International Emergency Economic Powers Act (IEEPA) untuk menutup celah-celah ini.

Itu pun mungkin menjadi respons rasional dari Amerika Serikat, atau bisa membuat keadaan semakin buruk.

“Sistem perdagangan global selama sembilan puluh tahun terakhir sedang runtuh, membuat orang sulit untuk meramalkan dampak ekonomi dan mengetahui di mana titik terendah pasar,” kata Vincent Chan, seorang ahli strategi Tiongkok di Aletheia Capital Ltd., kepada Bloomberg.

Seiring dengan berkembangnya fase baru kebijakan perdagangan AS dan responsnya, risiko terbesar mungkin adalah eskalasi yang tidak terkendali dalam balasan tarif dan bentuk-bentuk pembalasan lainnya. Singkatnya, dampak perdagangan abu-abu mungkin lebih dalam dan lebih luas dari yang diperkirakan banyak orang, dan hal ini bisa mengarah pada perang dagang global, dengan implikasi yang jauh jangkauannya.

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah opini penulis dan tidak mencerminkan pandangan The Epoch Times.

Siapa yang Akan Menjadi Paus Katolik Berikutnya? Dia Berpeluang Menjadi Paus Asia Pertama


EtIndonesia.
Paus Fransiskus dari Gereja Katolik wafat pada 21 April, mengakhiri masa kepemimpinannya selama 12 tahun. Pertanyaan besar yang kini muncul adalah: siapakah yang akan menggantikannya? Secara teori, setiap pria Katolik yang telah dibaptis memiliki peluang menjadi paus, namun secara tradisional, pemimpin Gereja Katolik selalu dipilih dari kalangan kardinal.

Saat ini terdapat lebih dari 250 kardinal di seluruh dunia. Media Amerika Serikat telah menyebut beberapa nama kardinal potensial, termasuk Kardinal Pietro Parolin yang dikenal berpandangan moderat, serta Kardinal Luis Antonio Tagle asal Philipina yang berpotensi menjadi paus pertama dari Asia—nama-nama yang memicu perhatian luas publik internasional.

Paus Fransiskus adalah anggota Ordo Serikat Yesus asal Argentina. Dia menjadi paus pada tahun 2013 dan merupakan paus pertama dari Amerika Latin. Menurut keterangan resmi yang dirilis Wakil Kepala Departemen Kesehatan Vatikan, Giovanni Arcangeli, Paus Fransiskus wafat akibat stroke, koma, dan gagal jantung yang tidak dapat dipulihkan.

Selama masa kepemimpinannya, banyak kebijakan Fransiskus yang menuai kontroversi. Dia merupakan paus pertama yang secara terbuka memberikan “berkat” kepada kaum homoseksual—langkah yang dipandang oleh sebagian kalangan keagamaan sebagai bertentangan dengan ajaran Kitab Suci.

Selain itu, sikap Fransiskus yang dianggap terlalu “lunak” terhadap rezim Tiongkok juga menuai kritik. Banyak yang menilai Vatikan mengorbankan umat Katolik dari Gereja bawah tanah di Tiongkok, dan memilih bungkam atas pelanggaran kebebasan beragama di negara tersebut. Hal ini memicu ketidakpuasan, terutama di kalangan umat Katolik Asia Timur.

Dengan wafatnya Fransiskus, sorotan dunia kini tertuju pada siapa yang akan menggantikannya. Pada 21 April, Reuters merangkum sembilan nama kandidat kuat, dua di antaranya bukan berasal dari Eropa.

1. Kardinal Pietro Parolin (70 tahun, Italia)

Saat ini menjabat sebagai Sekretaris Negara Vatikan sejak 2013, Parolin dikenal sebagai diplomat ulung yang fasih dalam berbagai bahasa. Dia adalah tokoh utama di balik upaya menjalin hubungan antara Vatikan dengan Tiongkok dan Vietnam. Parolin dikenal moderat dan sangat dihormati di dalam Gereja. Meskipun tidak secara aktif terlibat dalam “perang budaya” seperti isu aborsi dan hak LGBTQ, dia pernah menyebut legalisasi pernikahan sesama jenis sebagai “kemunduran bagi umat manusia”.

2. Kardinal Luis Antonio Tagle (67 tahun, Philipina)

Jika terpilih, Tagle akan menjadi paus pertama dari Asia. Dia dikenal fasih berbahasa Italia dan Inggris, serta dijuluki “Fransiskus dari Asia” karena komitmennya terhadap keadilan sosial. Ibu Tagle adalah keturunan Tionghoa-Philipina. Sejak ditahbiskan sebagai imam pada 1982, dia telah mengabdi dalam pelayanan pastoral dan administrasi Gereja, termasuk sebagai Uskup Agung Manila dan kini memimpin Departemen Evangelisasi. Namun, kariernya sempat terguncang pada 2022 ketika organisasi Caritas Internationalis yang dipimpinnya tersandung skandal bullying.

3. Kardinal Jean-Marc Aveline (66 tahun, Prancis)

Uskup Agung Marseille ini memiliki gaya kepemimpinan yang mengingatkan pada Paus Yohanes XXIII dari era 1960-an. Lahir di Aljazair dari keluarga imigran Spanyol, Aveline dikenal ramah dan penuh humor. Jika terpilih, dia akan menjadi paus pertama dari Prancis sejak abad ke-14, dan paus termuda sejak Yohanes Paulus II.

4. Kardinal Peter Erdo (72 tahun, Hungaria)

Seorang tokoh konservatif dari Eropa Timur. Erdo dikenal pragmatis dan tak pernah berseberangan langsung dengan Paus Fransiskus. Dia menjadi kardinal saat masih berusia 40-an. Pada 2015, dia menentang ajakan Fransiskus agar Gereja menerima para pengungsi, dengan alasan hal itu bisa memicu perdagangan manusia.

5. Kardinal Mario Grech (68 tahun, Malta)

Dia berasal dari negara anggota UE terkecil, tetapi memiliki posisi penting sebagai Sekretaris Jenderal Sinode Para Uskup. Awalnya dikenal konservatif, namun kemudian tampil sebagai tokoh reformis. Pernyataannya bahwa Gereja harus keluar dari pola pikir lama agar tetap relevan di masyarakat modern menuai kritik dari kubu tradisionalis. Namun, asal-usulnya dari negara kecil membuatnya tidak terlalu menimbulkan kontroversi geopolitik.

6. Kardinal Juan Jose Omella (79 tahun, Spanyol)

Uskup Agung Barcelona ini dikenal rendah hati dan dekat dengan kaum miskin. Dia pernah menyatakan bahwa Gereja seharusnya tidak melihat dunia hanya dari sudut pandang orang kaya. Lahir pada 1946, dia pernah menjalani misi di Afrika (Zaire/Demokratik Kongo) dan bekerja sama dengan lembaga amal Spanyol dalam proyek-proyek sosial. Dia juga dikenal karena permintaan maaf publik terkait kasus pelecehan seksual oleh rohaniwan di Spanyol.

7. Kardinal Joseph Tobin (72 tahun, AS)

Uskup Agung Newark, New Jersey ini berasal dari Detroit, dan pernah tinggal di berbagai negara. Dia fasih dalam bahasa Italia, Spanyol, Prancis, dan Portugis. Dia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Kantor Vatikan dan diangkat sebagai kardinal oleh Fransiskus pada 2016. Dia mendapat pujian karena tegas menangani skandal pelecehan seksual yang melibatkan mantan Uskup Agung Washington, Theodore McCarrick. Meskipun peluang Amerika Serikat melahirkan seorang paus relatif kecil, Tobin dianggap sebagai salah satu kandidat kuat.

8. Kardinal Peter Turkson (76 tahun, Ghana)

Dia adalah kandidat potensial pertama dari Afrika Sub-Sahara. Ditahbiskan sebagai imam pada 1975, Turkson dikenal karena keberhasilannya dalam berbagai misi Gereja. Dia menjadi kardinal pertama dari Afrika Barat pada 2003, dan kemudian menjabat sebagai Presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian pada era Paus Benediktus XVI.

9. Kardinal Matteo Maria Zuppi (69 tahun, Italia)

Uskup Agung Bologna ini dijuluki “harapan baru” bagi Italia untuk kembali melahirkan seorang paus sejak 1978. Dia sempat mencuri perhatian dengan menyajikan tortellini bebas daging babi demi menghormati umat Muslim. Zuppi dikenal sebagai tokoh yang aktif dalam diplomasi kemanusiaan, pernah memediasi konflik sipil 17 tahun di Mozambik, dan belakangan menjadi utusan Vatikan dalam upaya menyelamatkan anak-anak Ukraina dari Rusia. Namun, keterlambatannya dalam menangani kasus pelecehan seksual di Italia bisa menjadi batu sandungan. (jhn/yn)