Rekonsiliasi Jawa Sunda Melalui Nama Jalan Yogyakarta

EpochTimesId – Nama pahlawan dan nama kerajaan yang pernah berdiri di tanah Jawa dan Sunda ditetapkan dan digunakan sebagai nama jalan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pemilihan nama-nama tersebut bertujuan untu membangkitkan persatuan bangsa sekaligus sebagai rekonsiliasi kultural.

“Nama jalan yang diambil ini merupakan nama Kerajaan dan Pahlawan yang ada di Jawa Barat dan Jawa Timur. Harapannya akan bisa meningkatkan hubungan antara daerah serta melupakan segala permasalahan yang pernah terjadi zaman dahulu, demi keutuhan bangsa Indonesia. Hari ini dengan rekonsiliasi kultural mungkin kita bisa memaafkan, melupakan masalah yang pernah terjadi sebagai suatu sejarah yang tidak perlu diulang,” ujar Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam keterangan tertulis.

Guna mewujudkan peran rekonsiliasi budaya Jawa Sunda, Sri Sultan turut mengundang perwakilan dua provinsi tersebut dalam peresmian nama jalan yang digelar di Simpang Empat Jombor, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Gubernur Jawa Barat dan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Timur datang memenuhi undangan Sultan.

Usai peresmian, ruas jalan Ring Road Yogyakarta pun berubah menjadi :
– Jalan Siliwangi, dimulai dari Simpang Empat Pelemgurih hingga Simpang Empat Jombor (panjang ruas 8,58 km).
– Jalan Padjajaran, dimulai dari Simpang Empat Jombor hingga Simpang Tiga Maguwoharjo (panjang ruas 10 km).
– Jalan Majapahit, dimulai dari Simpang Tiga Janti hingga Simpang Empat Jalan Wonosari (panjang ruas 3,20 km).
– Jalan Ahmad Yani, dimulai dari Simpang Empat Jalan Wonosari hingga Simpang Empat Jalan Imogiri Barat (panjang ruas 6,50 km).
– Jalan Prof. Dr. Wirjono Projodikoro, dimulai dari Jalan Imogiri Barat hingga Simpang Empat Dongkelan (panjang ruas 2,78 km).
– Jalan Brawijaya, dimulai dari Simpang Empat Dongkelan hingga Simpang Tiga Gamping (panjang ruas 5,86 km).

Sekda Jawa Timur mengapresiasi Gubernur DIY yang mempunyai pandangan luas, dengan tidak berdasarkan suku dan juga tidak berfikir hanya untuk Yogyakarta, namun untuk Indonesia dan bahkan untuk dunia. Hal ini bagian dari contoh untuk generasi muda bahwa sudah bukan waktunya lagi rakyat terkotak-kotak.

Sementara Gubernur Jawa Barat mengatakan bahwa ini suatu gagasan yang membangun persudaraan yang kokoh antara dua suku besar di Indonesia, yaitu suku Jawa dan suku Sunda. Karena antara suku Jawa dan suku Sunda ada peristiwa sejarah yang sering mengganggu hubungan emosional antar kedua suku ini yaitu peristiwa Perang Buban. Dengan adanya nama jalan yang diambil dari kedua daerah tersebut diharapkan dapat mempersatukan Indonesia lebih dekat lagi. (waa)