Epochtimes.id– Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan Kota Marawi dibebaskan dari teroris pro-ISIS pada Selasa. Militan maute telah menguasai selama 148 hari kota tersebut.
Seorang juru bicara militer mengatakan 20-30 pemberontak masih terus berjuang dan menahan sekitar 20 sandera.
Duterte mengunjungi Marawi, sehari setelah dua pemimpin milisi pemberontak tewas.
“Hadirin sekalian, dengan ini saya menyatakan Kota Marawi dibebaskan dari pengaruh teroris yang menandai dimulainya rehabilitasi kota,” kata Duterte dalam sebuah pernyataan kepada tentara di kota tersebut.
Isnilon Hapilon, emir ISIS di Asia Tenggara, dan Omarkhayam Maute, satu dari dua “Khalifah” yang memimpin aliansi teroris Dawla Islamiya, tewas dalam operasi yang ditargetkan pada 16 Oktober lalu.
Pihak berwenang mengatakan mayat mereka telah ditemukan dan diidentifikasi.
Pendudukan kota Marawi selama 148 hari oleh teroris ISIS menandai krisis keamanan terbesar di negeri itu selama bertahun-tahun.
Pengamat mengatakan bahwa pemerintah telah lama meremehkan sejauh mana ekstremisme telah mengakar di daerah Muslim yang miskin dan terbelakang di tengah penduduk Filipina dengan mayoritas Katolik.
Selama wawancara sebelumnya yang disiarkan di televisi Filipina, PTV4 pada 13 Oktober, Duterte mengatakan, “Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengakhiri perang ini dengan damai. Kami tidak pernah berniat untuk menghancurkan tempat suci umat Islam.”
“Sangat mudah untuk menghancurkan masjid-masjid, hanya menjatuhkan seratus bom dan hal itu dilakukan (Tapi) Anda tahu, kita harus sangat berhati-hati dengan kepekaan masyarakat,” Duterte menambahkan.
Juru bicara militer Restituto Padilla mengatakan bahwa meskipun pertempuran tersebut tidak sepenuhnya berakhir, para teroris yang tersisa adalah “orang-orang yang tidak berprestasi” yang tidak lagi menjadi ancaman.
“Tidak mungkin mereka bisa keluar lagi, tidak ada jalan bagi siapa pun untuk masuk,” kata Padilla kepada saluran berita ANC.
Sumber : Reuters/The Epochtimes