Epochtimes.id- Sebuah bom mobil bunuh diri meledak di luar sebuah hotel terkenal di ibu kota Somalia, Mogadishu, Sabtu (28/10/2017) waktu setempat.
Ledakan ini menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai lebih dari 16 orang, sementara tembakan senjata terdengar di dalam. Sebuah ledakan kedua terdengar di daerah tersebut beberapa menit kemudian.
Kapten Mohamed Hussein mengatakan tembakan tersebut terdengar di dalam hotel Nasa-Hablod, yang dekat dengan istana kepresidenan dan sering dikunjungi oleh politisi dan anggota elit Mogadishu lainnya.
Seorang kolonel polisi senior Somalia dan seorang mantan anggota parlemen termasuk di antara korban tewas.
Ledakan hari ini terjadi dua minggu setelah lebih dari 350 orang tewas saat bom truk di jalanan padat Mogadishu dalam serangan terburuk di negara itu.
Al-Shabab, kelompok ekstremis paling mematikan di Afrika, dengan cepat mengklaim bertanggung jawab atas serangan Sabtu dan mengatakan bahwa pejuangnya ada di dalam hotel.
Saat malam tiba, tembakan sporadis terdengar di sekitar hotel karena kedua tentara dan ambulans merespon serangan tersebut.
Mohamed Dek Haji mengatakan, dia selamat dari pemboman tersebut saat dia berjalan di samping sebuah mobil parkir yang sebagian besar hancur akibat ledakan tersebut.
Dia mengatakan bahwa dia melihat setidaknya tiga orang bersenjata dengan seragam militer berlari ke hotel setelah bom bunuh diri di gerbangnya.
“Saya pikir mereka adalah pejuang al-Shabab yang mencoba menyerbu hotel,” katanya, terbaring di ranjang rumah sakit. Ia menderita luka ringan di bahunya dan bagian kepala terkena lemparan serpihan kaca.
Saksi dalam beberapa serangan sebelumnya mengatakan pejuang al-Shabab menyamar dengan mengenakan seragam militer.
Al-Shabab sering menargetkan daerah dengan tingkat tinggi di Mogadishu.
Sejak ledakan dua pekan lalu, Presiden Mohamed Abdullahi Mohamed telah mengunjungi negara-negara regional untuk mencari lebih banyak dukungan untuk perang melawan kelompok ekstremis tersebut.
Pasukan Uni Afrika multinasional beranggota 22.000 di Somalia diperkirakan akan menarik pasukannya dan menyerahkan keamanan negara tersebut kepada militer Somalia pada akhir tahun 2020.
Pejabat militer AS dan beberapa lainnya dalam beberapa bulan terakhir telah menyatakan kekhawatiran terkait ketidaksiapan pasukan Somalia melawan ekstremsime. (asr)
Sumber : AFP/al-ahram