Jepang Jatuhkan Sanksi Baru Kepada Korea Utara Setelah Kunjungan Trump

Oleh Jasper Fakkert

Epochtimes.id- Jepang mengumumkan pada Selasa (7/11/2017) pemerintahannya memberlakukan sanksi baru terhadap Korea Utara.

Pengumuman tersebut menyusul kunjungan dua hari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump ke Jepang di mana dia dan Perdana Menteri Shinzo Abe membahas ancaman Korea Utara.

Di bawah sanksi baru, aset sembilan organisasi dan 26 perorangan akan dibekukan.

“Rudal dan nuklir Korea Utara merupakan ancaman mendesak yang tak terlihat sebelumnya,” kata Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga dalam sebuah konferensi pers.

“Tindakan provokatifnya, yang telah mengabaikan peringatan keras masyarakat internasional, sama sekali tidak dapat diterima.”

Organisasi tersebut adalah bank Korea Utara, beberapa di antaranya berbasis di Tiongkok, sementara orang tersebut berada di sejumlah negara, termasuk Tiongkok, Rusia, dan Libya.

Setkab Suga mengatakan bahwa tindakan tersebut diambil setelah kunjungan Trump sebagai cara untuk menunjukkan tekad kedua negara untuk berdiri bersama dan meningkatkan tekanan kepada Pyongyang.

Di Jepang, Presiden Trump mengulangi komitmen Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan Jepang dan Korea Selatan melawan ancaman Korut.

Trump mengatakan bahwa Jepang akan membeli lebih banyak peralatan militer Amerika Serikat.

Dia mengatakan langkah ini pada satu sisi, membantu mereka tetap aman dengan peralatan paling maju di dunia. Pada sisi lain, kata Trump, membantu mengurangi defisit perdagangan yang dimiliki Amerika Serikat dengan Jepang dan membantu menciptakan lapangan kerja di Amerika.

Trump dan First Lady Melania Trump juga bertemu dengan korban penculikan dan keluarga orang Jepang yang diculik oleh Korea Utara.

“Selama dua hari, Presiden Trump dan saya menghabiskan banyak waktu berjam-jam bersama, dan melakukan diskusi mendalam mengenai berbagai tantangan global,” kata Perdana Menteri Jepang Abe saat makan malam kenegaraan di Istana Akasaka pada Senin.

“Saya sangat berterima kasih kepada Presiden Trump dan Madam First Lady, yang dengan baik menghabiskan waktu mereka dengan mantan korban penculikan dan anggota keluarga dari mereka yang telah diculik oleh Korut,” katanya.

Trump saat ini berada di Korea Selatan di mana dia sedang mendiskusikan perdagangan dan ancaman Korea Utara dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

Pada kunjungan di Camp Humphreys di Korea Selatan, Trump mengungkapkan harapan bahwa situasi dengan Korea Utara akan diselesaikan.

“Akhirnya semua akan berhasil. Karena selalu berhasil maka harus berhasil, “katanya.

Pemerintahan Trump mengatakan bahwa satu-satunya solusi untuk situasi Korea Utara adalah denuklirisasi rezim komunis di Pyongyang.

“Koordinasi yang erat antara Korea dan Amerika Serikat, dan superioritas kekuatan yang luar biasa yang berasal dari aliansi Republik Korea-USA , pada akhirnya akan membuat Korea Utara menghentikan provokasinya yang sembrono dan membuat Korea Utara keluar untuk berdialog denuklirisasi,” kata Perdana Menteri Korea Selatan Moon saat acara makan malam kenegaraan pada Selasa.

Selama kunjungan tersebut, Trump mengatakan, militer Korea Selatan menjadi semakin kuat.

“Kami membuat peralatan terbaik di dunia, dan Anda membeli banyak dari itu, dan kami menghargai itu,” kata Trump.

Trump mengatakan bahwa Korea Utara merupakan ancaman bagi seluruh dunia, dan membutuhkan perhatian dunia.

“Kami mengajak setiap negara yang bertanggung jawab, termasuk Tiongkok dan Rusia, untuk menuntut agar rezim Korea Utara mengakhiri senjata nuklir dan program misilnya, dan hidup dalam kedamaian,” kata Trump.

Selanjutnya Trump akan mengunjungi Tiongkok dalam lawatannya ke 5 negara di Asia.

“Saya ingin mengatakan bahwa Presiden Xi – di mana kita akan berada di masa depan, Tiongkok – sangat membantu. Kita akan segera tahu bagaimana membantu,” kata Trump. (asr)

Sumber : The Epochtimes