Epochtimes.id- Koalisi pimpinan Saudi yang mendukung pemerintah Yaman diakui secara internasional mengatakan bahwa pihaknya menghancurkan sebuah manufaktur roket Houthi di Saada, serta tumpukan senjata termasuk rudal dan balistik.
Juru bicara koalisi Kolonel Turki Al-Maliki dalam sebuah konferensi pers di Riyadh mengatakan senjata yang diperoleh milisi Houthi dari Iran juga disita. “Kami mengetahui tentang pergerakan orang-orang yang dicari di Yaman.”
Pemimpin koalisi menyambut baik kecaman Dewan Keamanan PBB atas peluncuran rudal balistik ditembakkan ke Arab Saudi.
“Ada tanggung jawab pada negara-negara yang menutup mata terhadap penyelundupan senjata ke Houthi,” kata koalisi tersebut.
“Ini telah mengembangkan mekanisme baru untuk inspeksi dan verifikasi penyelundupan senjata,” kata Al-Maliki.
“Lima kapal tiba ke pelabuhan Hodeidah membawa bahan bakar minggu ini. Pasukan koalisi memberi 10 izin untuk mentransfer bantuan ke Yaman melalui penyeberangan darat,” tambahnya.
“Bahan makanan dikirim melalui udara ke daerah yang dikepung Yaman,” katanya, menekankan bahwa pasukan koalisi terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Yaman.
Koalisi tersebut mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik kerja sama dengan organisasi hak asasi manusia di dalam dan di luar negeri.
“Beberapa organisasi hak asasi manusia di Yaman disusupi oleh Houthi. Kami memahami tekanan pada organisasi di daerah yang dikendalikan oleh milisi, “kata Al-Maliki.
“Shabwa berada di bawah kendali pemerintah yang sah. Provinsi ini dibersihkan dari tambang yang ditanam oleh milisi,” tambahnya.
Houthi telah kehilangan banyak komandan lapangan dan semangat tempur merek runtuh. “Kami memanggil mereka yang memiliki informasi tentang teroris Houthi untuk menghubungi kami.”
Pasukan koalisi menargetkan 412 posisi militer Houthi, termasuk di dekat perbatasan Saudi, serta sebuah kendaraan pasokan untuk milisi dan komandan lapangan di perbatasan.
Koalisi tersebut menargetkan titik temu untuk pejuang milisi sebelum
mereka dikirim ke garis depan. Koalisi Arab menegaskan menahan diri untuk tidak menargetkan lokasi militer yang menampung warga sipil. (asr)
Sumber : Arabnews