Selama tahun 2017 pasar melonjak kuat, perusahaan-perusahaan di industri teknologi dan semikonduktor telah mencuri pertunjukan tersebut.
Industri pertahanan, yang secara keseluruhan telah membuat pertunjukan lebih baik indeks S&P 500 yang lebih luas tersebut, sebagian besar terbang di bawah radar tersebut. Tetapi iklim politik yang menguntungkan, ketidakpastian geopolitik, dan penuaan armada senjata di seluruh dunia menunjukkan bahwa industri pertahanan harus menikmati pertumbuhan positif selama bertahun-tahun yang akan datang.
S&P Aerospace & Defense Select Industry Index, sebuah standar acuan ekuitas yang melacak kinerja saham perusahaan yang bergerak di bidang pertahanan, persenjataan, dan industri kedirgantaraan telah naik 32 persen selama 2017, dengan nyaman membuat penampilan lebih baik Indeks S&P 500 yang lebih luas, yang naik 19 persen selama tahun tersebut.
Daur Ulang Pertahanan Selama Dasawarsa
National Defense Authorization Act (NDAA), Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional, untuk tahun 2017 memberikan anggaran belanja dasar untuk Department of Defense (DOD), Departemen Pertahan, sebesar $543 miliar. Angka anggaran dasar yang diharapkan untuk 2018 NDAA bisa mencapai $631,5 miliar, di atas anggaran yang diminta Presiden Donald Trump.
Administrasi Trump telah memprioritaskan pengeluaran pertahanan dan pembangunan kembali militer Amerika Serikat dengan memodernisasi sistem senjata, membangun infrastruktur, dan meningkatkan kesiapan untuk berperang. Ini, ditambah dengan mayoritas Partai Republik di dalam kedua ruang sidang Kongres, memberikan momentum positif yang kuat bagi perusahaan-perusahaan di industri pertahanan ke depan.
“Menurut pandangan kami, kita masih dalam tahap awal dari daur ulang pertahanan selama dasawarsa,” tulis analis Bank of America dalam sebuah catatan penelitian pada 17 Januari di industri pertahanan. “Kongres mendukung 3-5% CAGR [compounded annual growth rate] dalam keseluruhan anggaran DOD AS di atas inflasi dengan pertumbuhan lebih besar dibanding yang ada di dalam laporan-laporan investasinya.”
ResearchAndMarkets.com memperkirakan CAGR 5,7 persen dalam pertumbuhan tahunan pengeluaran pertahanan, yang akhirnya mencapai sekitar $798 miliar pada tahun 2022.
Tren ini sangat positif karena Amerika Serikat tidak secara aktif terlibat dalam benturan kepentingan utama saat ini. Jadi, ketegangan-ketegangan geopolitik atau eskalasi ke dalam perang selanjutnya harus meningkatkan ekspektasi-ekspektasi pendapatan bagi industri tersebut.
Memilih nama
Tidak seperti sektor lain di mana investor cenderung berfokus pada beberapa nama tertentu, kontraktor-kontraktor pertahanan biasanya muncul bersama. Sementara kontrak-kontrak pemerintah cenderung menebar kekayaan, ada beberapa perusahaan yang bisa mendapat keuntungan lebih dari yang lain.
Para investor yang sedang mencari pertumbuhan lebih banyak dapat melihat ke dalam Northrop Grumman Corp. September lalu, Northrop mengakuisisi Orbital ATK yang kurang dikenal dalam sebuah kesepakatan senilai $9,2 miliar.
Orbital adalah pemain ceruk namun berkembang dengan pesat karena kemampuan-kemampuan ruang angkasanya. Ia membuat sistem-sistem propulsi roket, satelit, dan sistem-sistem lainnya serta elektronik-elektronik lain yang terlibat dalam meluncurkan roket-roket. Dengan Orbital di dalam lipatan tersebut, Northrop memiliki keuntungan awal dalam persenjataan bertahap untuk ruang angkasa tersebut.
Bank of America menyukai General Dynamics Corp., salah satu perusahaan terbesar di sektor ini. Falls Church, perusahaan yang berpusat di Virginia berfokus pada peralatan angkatan laut, ia memproduksi kapal selam nuklir Virginia dan Columbia dan kapal penghancur Aegis, dan menghasilkan sekitar 60 persen untuk kenaikan pendapatannya dari DOD AS dan instansi pemerintah lainnya.
General Dynamics mendiversifikasi bisnisnya dengan memproduksi jet bisnis Gulfstream, yang telah menjadi sapi perah bagi perusahaan tersebut dalam ruang angkasa sipil.
Strategi pertahanan Trump untuk fokus pada tempat-tempat yang jauh seperti Asia menjadi pertanda baik bagi kelanjutan pengeluaran angkatan laut.
“Fokus militer AS telah beralih ke Pasifik, dibandingkan dengan Timur Tengah selama dekade terakhir, sehingga mengubah kebutuhan-kebutuhan militer AS,” tulis Bank of America. Itu berarti lebih banyak pesawat terbang, kapal laut, dan kapal selam.
“Saat ini kita memasuki gelombang pengadaan, karena usia rata-rata semua pesawat Angkatan Udara adalah 27 tahun. Saat ini, Angkatan Udara AS memiliki 915 jet tempur, dibandingkan dengan 1.200 kebutuhan. Angkatan Laut AS memiliki 280 kapal, dibandingkan dengan 355 kebutuhan.”
Penjualan Internasional dan Resiko Pemilu
Industri pertahanan juga mendapat keuntungan dari kenaikan belanja yang diharapkan dari negara-negara NATO dan sekutu-sekutu AS di Asia Timur, terutama Korea Selatan dan Jepang.
Trump telah meminta negara-negara NATO untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka. Meskipun hanya sedikit negara yang diharapkan untuk mematuhi, pengeluaran pertahanan di Korea Selatan dan Jepang kemungkinan akan meningkat karena tingkat ancaman yang lebih tinggi dari Korea Utara dan bersaing dengan Tiongkok dan Rusia.
Pengadaan Asia dan Eropa dapat berfokus pada pertahanan rudal, yang menguntungkan perusahaan seperti Lockheed Martin dan Raytheon, serta BAE Systems, kontraktor pertahanan terkemuka di Eropa.
Ada beberapa ketidakpastian untuk industri seputar pemilu paruh waktu AS pada tahun 2018, yang dapat menggagalkan jalannya anggaran yang menguntungkan tersebut. Selain itu, jika pemilu-pemilu paruh waktu menurunkan atau menghilangkan mayoritas Partai Republik di DPR atau Senat, pertumbuhan anggaran AS di masa depan dapat diragukan. (ran)
ErabaruNews