EpochTimesId – Seorang pejabat senior Amerika Serikat mengungkapkan bahwa pihaknya bersama Australia, India dan Jepang sedang mempertimbangkan rencana bersama untuk mempromosikan pembangunan infrastruktur regional.
Pembangunan infrastruktur regional itu akan menjadi alternatif dari inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan (OBOR) gagasan pemerintah komunis di Tiongkok.
Australia Financial Review memberitakan, sebagaimana yang disampaikan oleh seorang pejabat senior AS tersebut, bahwa Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull pada pekan ini akan mengunjungi Washington DC.
PM Turnbull akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Topik pembicaraan mereka diduga terkait pembentukan aliansi kerjasama perdagangan melalui pembangunan infrastruktur regional antar keempat negara.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa gagasan tersebut masih berada dalam masa awal dan belum cukup matang untuk dipublikasikan dalam pekan ini. Namun hal itu akan dibahas secara serius.
Selain itu, menurut pejabat tersebut bahwa rencana yang akan digodok oleh keempat negara adalah sebuah alternatif pilihan terhadap inisiatif OBOR Tiongkok yang akan menghabiskan biaya multi miliar dollar.
Tetapi, pejabat itu membantah inisiatif empat negara sebagai tandingan dari OBOR.
“Tiongkok dapat membangun sebuah pelabuhan yang tidak layak secara ekonomi dan kita bisa membangun jalan atau rel ke pelabuhan itu agar bisa terlaksana secara ekonomis,” katanya.
Reuters melaporkan, menurut Buku Putih Jepang tahun 2017 bahwa Jepang berencana untuk memanfaatkan program Official Development Assistance, ODA (Bantuan Pembangunan Resmi) untuk mengekspansi strategi Indo-Pasifik Bebas dan Terbuka (Free and Open Indo-Pacific Strategy).
Rencana program itu termasuk pembangunan infrastruktur berkualitas tinggi. Strategi tersebut telah mendapat dukungan dari pihak Washington dan dipandang sebagai taktik melawan inisiatif OBOR Tiongkok.
Namun, sekretaris kabinet Jepang Yoshihide Suga saat ditanya soal hal ini dalam sebuah konferensi pers mengatakan bahwa gagasan Jepang itu bukan untuk menandingi inisiatif Tiongkok.
Saat ini, kira-kira ada 70 negara, termasuk Selandia Baru dan beberapa negara Eropa telah bergabung dalam inisiatif OBOR yang diajukan oleh pemerintah Tiongkok.
Namun, inisiatif tersebut masih belum mendapat dukungan dari kekuatan Barat. Termasuk Australia, Prancis, Jerman dan Amerika Serikat belum menyatakan dukungan mereka.
Perdana Menteri Inggris Theresa May sebelum berkunjung ke Beijing telah menolak memberikan pernyataan dukungan terhadap inisiatif Tiongkok itu. Dalam perjalanan menuju Tiongkok May justru menyampaikan rasa khawatirnya terhadap proyek Satu Sabuk Satu Jalan.
May mengatakan bahwa ia ingin memastikan bahwa strategi investasi infrastruktur yang besar ini mengikuti ‘standar internasional’.
Presiden Perancis, Macron juga mengatakan bahwa dia belum bersedia memberikan komentar tentang inisiatif Tiongkok itu. Dia hanya menyampaikan sebuah masukan, bahwa proyek tersebut seharusnya membawa kemakmuran bagi rakyat di regional itu. Bukan justru sebaliknya, hanya sebagai ‘jalan ekonomi satu arah’ yang hanya menguntungkan rezim komunis semata.
Selama KTT ASEAN dan Asia Timur, keempat negara termaksud telah bersepakat untuk melanjutkan dialog QSD (Quadrilateral Security Dialogue) yang mereka bentuk 10 tahun silam. Dan topik pembahasan dalam pertemuan QSD nantinya akan berkisar pada fokus kerjasama keamanan yang pada intinya adalah untuk menghadapi Tiongkok. (Wu Ying/ET/Sinatra/waa)