Sebuah peningkatan pengidap AIDS (acquired immune deficiency syndrome) di kalangan pemuda Beijing telah mengkhawatirkan otoritas kesehatan. Menurut statistik terbaru dari Komisi Pendidikan Kota Beijing (BMCE), mahasiswa telah menyumbang setengah dari pengidap HIV positif kota tersebut. Mahasiswa laki-laki menyumbang 98 persen dari mereka.
Menurut statistik BMCE tentang kejadian AIDS di antara universitas-universitas dan akademi di Beijing yang dirilis pada 20 Maret, 1.244 mahasiswa di Beijing terinfeksi HIV, termasuk 722 dari usia 18-22 tahun, 50 lebih banyak dari tahun lalu. Di 59 akademi dan universitas di Beijing, siswa laki-laki menyumbang 98,48 persen. Menyusut di antara laki-laki homoseksual mencapai 86,7 persen.
Menurut peneliti Wu Zunyou, seorang anggota komite ahli dari Program Bersama PBB tentang HIV dan AIDS dan ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC), jumlah mahasiswa yang terinfeksi HIV telah meningkat sejak 2008, dengan peningkatan rata-rata sekitar 10 persen setiap tahun.
Namun, epidemi AIDS di Tiongkok jauh lebih serius daripada yang dikatakan statistik resmi. Pada 1990-an, sejumlah petani miskin, terutama yang berkelompok di provinsi Henan dan Anhui, terjangkit AIDS setelah menggunakan jarum yang terkontaminasi saat menjual plasma darah mereka. Fenomena ini telah menyebabkan keberadaan apa yang disebut “desa-desa AIDS” di seluruh wilayah tersebut, namun rezim Tiongkok terus-menerus menolak dan menutupi keparahan epidemi AIDS tersebut, termasuk menindak para aktivis HAM yang menganjurkan untuk perawatan yang lebih baik.
Gao Yaojie, pengajar tamu di Universitas Columbia dan penulis tujuh buku tentang epidemi AIDS di Tiongkok, mengatakan kepada Voice of America dalam wawancara bulan Desember 2014 bahwa korban AIDS di Tiongkok diperkirakan mencapai lebih dari 10 juta orang. (ran)
Video pilihan:
Kasus HIV AIDS Baru Melonjak di Tiongkok
https://www.youtube.com/watch?v=M6HkHSm_0cc
ErabaruNews