EpochTimesId – Australia akan mewajibkan kapal-kapal yang membawa ternak hidup, termasuk ekspor domba memiliki pengamat independen. Kebijakan itu diambil guna memastikan standar kesejahteraan hewan.
Kebijakan baru ini muncul setelah 2.400 domba mati karena tekanan panas. Peristiwa itu memicu seruan untuk melarang industri ekspor hewan hidup bernilai 1,3 miliar dolar AS.
Australia juga akan memperkenalkan undang-undang baru untuk menghukum setiap eksportir yang melanggar standar kesejahteraan baru. Berdasarkan proposal RUU, seorang direktur perusahaan bisa menghadapi ancaman 10 tahun penjara atau denda 2,1 juta dolar AS jika standar kesejahteraan tidak dipenuhi.
Pemerintah Australia, yang bergantung pada dukungan pada pemilih pedesaan, menolak larangan ekspor langsung. Mereka beralasan larangan akan menyebabkan terlalu banyak kerusakan pada sektor pertanian negara itu.
Menteri Pertanian David Littleproud mengatakan, Kamis (17/5/2018), bahwa pemerintah akan mengurangi jumlah domba yang dapat dibawa oleh kapal selama bulan-bulan pada musim panas sebesar 28 persen. Selain itu, pengamat independen wajib mendampingi di atas kapal untuk memastikan standar kesejahteraan dipatuhi.
Kebijakan itu muncul ketika Australia berusaha untuk membendung kemarahan publik. Kemarahan dipicu rekaman yang menunjukkan 2.400 domba mati akibat udara panas pada sebuah kapal yang menuju Timur Tengah tahun lalu.
“Rekaman itu memalukan, tetapi apa yang tidak perlu Anda lakukan adalah mengambil keputusan berdasar emosi dan tanpa fakta, ini adalah satu eksportir, satu insiden,” kata Littleproud kepada wartawan di Sydney.
“Dengan menempatkan pengamat independen pada semua kapal, itu akan memberantas perilaku semacam ini ke depan.”
Kelompok hak asasi hewan RSPCA Australia mengatakan perubahan itu tidak cukup. “Apa yang telah dilakukan menteri adalah menanggapi kepentingan ekonomi industri ini lagi,” ujar Bidda Jones, kepala ilmu pengetahuan dan perwira strategi di RSPCA Australia.
“Saya pikir masyarakat mengharapkan kesejahteraan hewan harus didahulukan dari kepentingan ekonomi.”
Australia adalah salah satu eksportir ternak terbesar di dunia. Meskipun sebagian besar ekspor daging Australia adalah olahan, pasar seperti Timur Tengah dan Indonesia lebih memilih untuk membeli hewan hidup.
Peramal komoditas utama Australia mengatakan pada bulan Maret bahwa mereka mengharapkan penjualan 930.000 ekor sapi dan 260.000 domba tahun ini.
Standar kesejahteraan baru datang tujuh tahun setelah Australia menangguhkan penjualan ternak langsung ke Indonesia, yang kemudian menjadi pembeli tunggal.
Larangan itu dicabut hanya satu bulan kemudian, meskipun memusnahkan industri karena para petani tidak dapat menjual ternak mereka, membuat banyak orang tidak dapat memenuhi pembayaran hutang.
Petani Australia menyambut pengekangan dari pemerintah.
“Kami harus memperbaikinya, bukan melarangnya. Kami melihat dampak buruk dari larangan industri peternakan pada tahun 2011 dan dampaknya meluas,” kata Fiona Simson, ketua Federasi Petani Nasional, kepada wartawan di Canberra. (Reuters/The Epoch Times/waa)
Video Rekomendasi :