Lopez Obrador Menangkan Pemilihan Presiden Meksiko

EpochTimesId – Andres Manuel Lopez Obrador berhasil memenangkan pemilihan presiden Neksiko, yang digelar Minggu (1/7/2018). Mantan walikota Meksiko itu menang dengan margin terlebar dalam pemilihan presiden sejak 1980-an, berdasar hitung-cepat resmi.

Hasil survei menunjukkan politisi berusia 64 tahun itu merebut lebih dari 50 persen suara pemilih.

Lopez semasa kampanye berjanji memberantas korupsi dan menundukkan kartel narkoba dengan pendekatan lunak. Lopez Obrador akan membawa harapan tinggi untuk mengurangi kesenjangan sosial. Sementara itu, para investor masih khawatir dengan hasil pemilu.

Pemerintahannya kini diprediksi akan lebih ketat terhadap investasi asing dan kurang akomodatif terhadap Amerika Serikat.

Investor mengamati dengan seksama untuk melihat apakah partai pengusung Lopez, MORENA, juga akan menjadi mayoritas di Kongres. Suara mayoritas akan memberinya lebih banyak kebebasan untuk mengubah kebijakan ekonomi.

Lopez berasal dari wilayah miskin Meksiko di mana eksploitasi minyak dimulai. Dia menegaskan kembali janji untuk meninjau kontrak yang diduga penuh KKN, yang dikeluarkan oleh partai penguasa sebelumnya untuk perusahaan energi swasta.

Para pesaing Lopez, Ricardo Anaya, mengakui kekalahan dalam beberapa menit setelah pemungutan suara. Mereka adalah mantan ketua Partai Aksi Nasional (PAN) tengah-kanan, dan kandidat Partai Revolusioner Institusional (PRI) Jose Antonio Meade.

Puluhan ribu orang memadati alun-alun kota Zocalo di Mexico City, dimana Lopez Obrador berbicara pada tengah malam usai pemilihan. Dia ditemani oleh istri dan anak-anaknya.

“Proyek baru bangsa akan berusaha untuk mencari demokrasi yang otentik,” kata Lopez, dalam pidatonya.

Dia langsung menjanjikan independensi bank sentral dan kehati-hatian ekonomi, serta menghormati kebebasan individu, dalam pidato kemenangan itu.

“Saya ingin dikenal dalam sejarah sebagai presiden Meksiko yang baik,” katanya.

Lopez Obrador berasal dari kampung kecil di Tepetitan, di negara bagian selatan Tabasco. Di daerah itu, warga berkumpul di alun-alun desa, musik meraung, dan anak-anak mengendarai sepeda dengan kaleng terikat sehingga menimbulkan suara meriah. Selain tiu, pengendara juga membunyikan klakson mereka dengan gembira.

Josefa del Carmen Paz Reyes, seorang pengacara berusia 68 tahun, menyambut kemenangan teman masa kecilnya.

“Saya adalah orang yang lebih tua, dan saya merasa sangat bahagia saya bisa menari,” kata Paz Reyes.

“Ini belum pernah terjadi sebelumnya, semua yang terjadi di Tabasco, di Meksiko. Kami menunggu perubahan ini dan sekarang kami memilikinya.”

Bekerja dengan Amerika Serikat
Dalam posting di Twitter, Presiden AS Donald Trump memberi selamat kepada Lopez Obrador atas kemenangannya.

“Saya sangat ingin bekerja dengannya. Ada banyak yang harus dilakukan yang akan menguntungkan Amerika Serikat dan Meksiko!” Trump berkicau di Twitter.

Kontak tingkat tinggi pertama antara Lopez Obrador dan Gedung Putih kemungkinan akan segera dilakukan melalui panggilan telepon. Walau bertepatan dengan waktu pemilu, Trump mengancam akan menaikkan pajak impor mobil dari Meksiko, jika ada ketegangan dengan pemerintah baru.

Amerika Serikat, sedang berselisih dengan Meksiko dan Kanada mengenai renegosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Amerika sedang memulai penyelidikan guna memastikan apakah akan memasang tarif pada mobil impor dari dua negara yang mengapirnya di daratan Amerika. Hasil penyelidikan akan diumumkan dalam beberapa bulan.

Bagaimana Lopez Obrador menangani hubungan dengan Trump juga akan menjadi isu utama sebelum dan setelah resmi menjabat sebagai Presiden pada 1 Desember 2018 mendatang. Trump sangat sering menyerang dan menyalahkan Meksiko terkait pengamanan perbatasan AS-Meksiko.

Jalan Panjang menuju Kemenangan
Lopez Obrador pertama kali menyita perhatian ketika menjabat sebagai walikota Mexico City. Dia meninggalkan jabatan untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2006. Setelah kalah telak dalam pilpres, dia menuding adanya kecurangan dan menggalang protes jalanan. Banyak pihak menduga, Lopez akan mengakhiri karier politiknya.

Namun, dengan kepercayaan diri dan modal keras kepala, dia memulai kembali perjalanan panjangnya. Tanpa kenal lelah, dia mengunjungi desa-desa dan kota-kota terpencil yang diabaikan oleh politisi arus utama selama beberapa dekade.

Kemenangannya merupakan tamparan keras terhadap PRI, yang telah memerintah Meksiko selama 77 tahun dalam 89 tahun terakhir. Saingan konservatif penguasa, PAN, yang mengakhiri pemerintahan satu partai di Meksiko juga terpukul. PAN mengalahkan PRI pada tahun 2000, tetapi kemudian kehilangan kekuasaan 12 tahun kemudian.

Lopez Obrador telah menempatkan dirinya sebagai pemimpin paling kiri di Meksiko sejak Lazaro Cardenas yang berkuasa pada 1934. Cardenas dikenal karena mendistribusikan tanah kepada para petani dan menasionalisasi industri asing, termasuk perusahaan minyak.

Seperti Cardenas, Lopez Obrador berencana membantu petani miskin. Namun, dia menekankan tidak akan mengambil alih kepemilikan pribadi.

Sejak mantan Presiden Felipe Calderon dari PAN mengirim tentara untuk memerangi kartel pada 2007, sekitar 230.000 orang dilaporkan tewas. Lopez Obrador mengatakan dia akan mencoba pendekatan baru untuk mengakhiri pertumpahan darah, termasuk amnesti yang didefinisikan secara tidak jelas bagi sebagian orang yang bekerja untuk geng narkoba. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA