EpochTimesId – Uni Eropa mengumumkan pemberlakuan tarif impor baru pada sepeda listrik dari Tiongkok mulai 19 Juli 2018. Ini adalah inisiatif terbaru Uni Eropa untuk komoditas dari Tiongkok setelah produk baja dan panel surya.
Mantan profesor ilmu politik Hongkong City University, Zheng Yushuo percaya bahwa Uni Eropa tidak mau membentuk aliansi dengan Tiongkok komunis. UE juga tidak ingin meluncurkan perang dagang dalam skala besar untuk melawan Tiongkok seperti yang dilakukan Amerika Serikat.
“Tiongkok bukan ekonomi pasar sepenuhnya, sehingga Uni Eropa berpendapat bahwa sifat perbedaan perdagangan antara Tiongkok dan Eropa berbeda dengan sifat antara Tiongkok dengan Amerika Serikat. Ruang untuk kerja sama dengan Tiongkok komunis tidak besar.”
Kepada Epoch Times Zheng Yushuo mengatakan, “Uni Eropa juga berpendapat bahwa Tiongkok komunis melakukan praktek-praktek perdagangan yang tidak adil terhadap mereka. Sehingga dipandang perlu untuk memberikan beberapa sanksi melalui pengenaan tarif. Hanya saja Uni Eropa tidak bermaksud untuk berperang besar-besaran dengan Tiongkok.”
Hua Po, seorang pengamat di Beijing mengatakan, “Uni Eropa bertindak berdasarkan pertimbangan kepentingan mereka sendiri. Tentu saja, mereka tidak puas dengan praktek Amerika Serikat, namun Uni Eropa juga tidak bersedia untuk membentuk aliansi dengan Tiongkok komunis. Jika mereka mengeluarkan pernyataan yang mengutuk Amerika Serikat, maka hal itu merupakan tindakan politik tetapi bukan sekedar perilaku ekonomi, situasi itu mungkin akan mengancam hubungan UE dengan AS.”
Selain itu, UE juga sangat tidak puas dengan perdagangan tidak adil Tiongkok. “Karena pemerintah Tiongkok juga menerapkan dumping terhadap komoditasnya yang diekspor ke Uni Eropa, sehingga Uni Eropa menyikapi sengketa perdagangan dengan cara penyelesaian kasus per kasus. Meskipun sengketanya memiliki sifat yang berbeda dengan AS, tetapi UE tidak mau Tiongkok begitu saja mengambil keuntungan dari Uni Eropa sehingga menaikkan tarif impor sepeda listrik dari Tiongkok.”
Tahun lalu, pabrikan sepeda Eropa mengajukan keluhan kepada Uni Eropa untuk memprotes Tiongkok karena menjual sepeda listrik ke Uni Eropa dengan harga murah karena disubsidi pemerintah Tiongkok. Perdagangan tidak adil tersebut menimbulkan ancaman bagi pabrikan Eropa. Setelah itu, Komisi Eropa melakukan survei atas nama 28 negara anggota Uni Eropa. Pengenaan pajak kali ini seharusnya menjadi tanggapan Uni Eropa terhadap pabrikan Eropa.
Apakah Uni Eropa akan terus memungut pajak atas barang-barang Tiongkok lainnya di masa depan, Hua Po berpikir bahwa itu mungkin saja terjadi. “Sekarang perang dagang AS-Tiongkok sedang berkobar, Amerika Serikat menaikkan tarif sehingga barang-barang Tiongkok beralih ke Eopa, ini dapat berdampak pada industri Eropa. Uni Eropa sadar dengan hal ini. Jadi saya berpikir bahwa di masa depan mungkin beberapa jenis barang Tiongkok lainnya juga akan dikenakan bea masuk anti-dumping.”
Menurut data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan Tiongkok, total ekspor Tiongkok pada tahun 2017 adalah 2.263.400.000 dolar AS. Dimana ekspor ke AS mencapai 19 persen, Uni Eropa 16,4 persen, dan negara ASEAN sebesar 12,3 persen dari total ekspor.
Seberapa besar kenaikkan tarif AS dan Uni Eropa akan mempengaruhi ekonomi Tiongkok? Hua Po memperkirakan bahwa, dampak buruknya sudah pasti ada, termasuk angka pengangguran. “Karena beberapa perusahaan di Tiongkok akan gulung tikar, jumlah pengangguran meningkat tajam. Ini akan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi Tiongkok, dan berdampak besar pada stabilitas masyarakat. Guncangan seperti itu sering berakibat fatal,” kata Hua Po. (Luo Ya dan Zhou Huixin/ET/Sinatra/waa)
Video Rekomendasi :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA