Istanbul – Dua tentara Yunani yang menghadapi dakwaan spionase di Turki terbang pulang lebih awal pada 15 Agustus 2018 waktu setempat. Mereka dibebaskan setelah pengadilan provinsi membebaskan keduanya. Keputusan itu menurut Athena akan membantu memperbaiki hubungan yang tegang antara kedua sekutu NATO.
Para prajurit menyeberang ke Turki pada bulan Maret 2018. Yunani mengatakan insiden itu adalah ketidaksengajaan, ketika mereka mengikuti jejak para imigran ilegal.
Namun pengadilan di provinsi Edirne memerintahkan penahanan terhadap mereka pada bulan yang sama. Mereka dicurigai melakukan kegiatan spionase militer.
Pengadilan yang sama memutuskan untuk pembebasan mereka pada 14 Agustus 2018. Keduanya mengatakan dalam sebuah pernyataan pertahanan, bahwa mereka melintasi perbatasan karena kesalahan yang tidak disengaja, seperti dilansir kantor berita Anadolu.
Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras menyambut baik putusan itu. Persaingan regional Turki dan Yunani terjadi sejak lama, dipicu atas sejumlah masalah.
“Pembebasan kedua petugas Yunani itu adalah tindakan keadilan yang akan memberi kontribusi pada persahabatan, hubungan bertetangga yang baik dan stabilitas di kawasan itu,” kata kantor Tsipras dalam sebuah pernyataan.
Kronologis pembebasan mereka masih belum jelas. Meskipun Yunani mengatakan mengirim pesawat untuk menjemput mereka. Kantor perdana menteri mengatakan pesawat akan menerbangkan mereka kembali ke Thessaloniki, di mana mereka diterima pada 15 Agustus oleh menteri pertahanan.
Ketegangan kedua negara meningkat setelah runtuhnya perundingan perdamaian di Siprus pada bulan Juli 2017. Akan tetapi, Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu dengan Tsipras, di sela-sela pertemuan puncak NATO pada bulan Juli 2018 lalu.
Sejak pertemuan itu, ketegangan mulai mereda. Keduanya mengatakan, bahwa mereka telah setuju untuk memusatkan upaya dalam mengurangi ketegangan di Laut Aegea.
Turki juga meminta Yunani untuk mengembalikan delapan tentara komando Turki yang telah mencari suaka di sana. Tentara itu mencuri helikopter untuk melarikan diri dari Turki karena dituduh terlibat kudeta gagal terhadap Erdogan pada Juli 2016. Turki mengatakan bahwa tentara komando itu terlibat kudeta gagal dan akan disidang oleh pengadilan.
Di Brussels, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan dia senang dengan berita tentang pembebasan tentara Yunani.
“Seperti yang saya katakan (sebelumnya). Turki tidak perlu takut dengan tetangga Eropa-nya. Kami ingin melihat Turki yang demokratis, stabil dan makmur,” tulis Juncker di Twitter feed-nya. (Reuters/The Epoch Times/waa)
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA