Tersangka Racun Saraf Inggris Penuhi Seruan Putin Keluar dari Persembunyian

EpochTimesId – Dua tersangka kasus serangan racun pelumpuh (agen) saraf kelas militer Soviet di Salisbury, Inggris, keluar dari tempat persembunyiannya. Mereka memenuhi seruan dan perintah Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk muncul ke publik.

Namun, mereka membantah bekerja untuk badan intelijen militer Rusia. Bantahan itu disampaikan ketika mendatangi dan melayani wawancara stasiun televisi negara Rusia.

Dalam wawancara itu mereka mengatakan bukan agen intelijen, seperti yang dituduhkan oleh pemerintah Inggris. Mereka mengaku datang ke Inggris hanya sebagai turis.

Kedua orang Rusia itu kini tengah di tuntut oleh Jaksa Inggris di Pengadilan Inggris, atas kasus percobaan pembunuhan terhadap mantan kolonel KGB, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia Skripal, di kota Salisbury, Inggris.

Para tersangka, Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, diyakini oleh Polisi Inggris sebagai nama alias yang digunakan oleh anggota layanan intelijen militer Rusia, GRU. Kedua orang Rusia itu berbicara dengan seorang pewawancara untuk saluran berita Rusia yang didanai negara, RT pada 13 September 2018.

Keduanya mengaku bahwa nama asli mereka memang Petrov dan Boshirov. Mereka mengaku mengunjungi Salisbury untuk melihat katedralnya yang terkenal.

“Teman-teman kami telah menyarankan untuk waktu yang lama bahwa kami harus mengunjungi kota yang indah ini,” kata Petrov.

“Salisbury, kota yang indah?” Tanya pewawancara, pemimpin redaksi RT, Margarita Simonyan, dengan nada tak percaya, yang jelas terdengar dalam intonasi suaranya.

“Ya,” tegas Boshirov, menimpali.

“Ada katedral Salisbury yang terkenal,” katanya, “Terkenal tidak hanya di Eropa, tetapi di seluruh dunia. Katedral itu terkenal dengan menara setinggi 123 meter (404 kaki). Itu terkenal dengan jamnya, salah satu yang pertama dibuat di dunia.”

“Kalian benar-benar terlihat sangat tegang,” sambung pembawa acara, Simonyan kepada kedua pria itu selama wawancara.

“Bagaimana Anda akan menghadapi semua itu?” Petrov menanggapi, sebelum Boshirov mengatakan penyelidikan Inggris menghancurkan hidup mereka.

“Ketika hidup Anda terbalik, Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi. Kami takut keluar, kami khawatir akan keselamatan diri kami sendiri, hidup kami, dan kehidupan orang-orang yang kami cintai,” kata Boshirov.

Kemunculan dua tersangka itu ke depan publik dipicu oleh pernyataan dan himbauan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dia meminta mereka muncul dan berbicara pada 12 September 2018, pada sebuah konferensi ekonomi di kota Vladivostok, Rusia timur jauh. Putin mengatakan kedua tersangka telah ditemukan dan bersikeras bahwa mereka tidak bekerja untuk militer.

“Kami tahu siapa orang-orang ini, kami telah menemukan mereka,” kata Putin, kala itu. “Saya berharap mereka akan muncul dan menceritakan semuanya. Ini yang terbaik untuk semua orang. Tidak ada yang spesial di sana, tidak ada kriminal, saya jamin.”

Putin juga memberi jaminan bahwa kedua orang yang dicurigai sebagai perwira intelijen militer GRU Rusia itu bukanlah agen negara. Putin mengisyaratkan bahwa mereka akan segera muncul di televisi untuk menceritakan semuanya.

“Tentu saja mereka warga sipil,” Putin menjawab pertanyaan oleh moderator.

“Mereka harus pergi ke beberapa outlet media. Saya berharap mereka akan muncul dan menceritakan jati diri mereka.”

“Tentu, ke studio saya pada hari Sabtu,” jawab moderator, layaknya mengatur panggung untuk sebuah awal dari serangkaian wawancara yang disiapkan dengan seksama.

Kasus ini memiliki kesamaan dengan pembunuhan tahun 2006 di tanah Inggris, terhadap mantan agen KGB, Alexander Litvinenko. Para tersangka pembunuhnya, Andrey Lugovoy dan Dmitry Kovtun, ‘diarak’ dan ‘digilir’ di media Rusia karena mereka membantah terlibat.

Mantan agen KGB, Lugovoy, sekarang menjadi seorang selebriti nasional dan politisi, guna berjuang menghindari upaya ekstradisi oleh markas kepolisian Inggris, Scotland Yard untuk kasus pembunuhan Litvinenko. Korban diracuni dengan cara yang mirip dengan Skripal. (TOM OZIMEK/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ