Empat Kekhawatiran Amerika Terhadap Tiongkok Komunis

EpochTimesId – Mantan Presiden Bank Dunia, Robert Bruce Zoellick dalam China Development Forum Special Session 2018 baru-baru ini di Tiongkok mengeluarkan peringatan buat otoritas Beijing. Mantan Wakil Menlu AS itu mengatakan bahwa kekhawatiran Amerika Serikat terhadap Tiongkok komunis tidak terbatas hanya pada pemerintahan Presiden Donald Trump.

Kekhawatiran Amerika Serikat terhadap Tiongkok komunis terutama datang dari empat sektor, yaitu model kapitalisme negara, kebijakan luar negeri Tiongkok komunis, Made in China 2025 dan pergeseran kebijakan luar negeri Tiongkok komunis.

Robert Zoellick berpidato pada Forum China Development Forum Special Session 2018 pada 16 September 2018.

Forum tersebut diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Pembangunan Dewan Negara Tiongkok. Acara itu juga dihadiri mantan Menteri Keuangan AS Robert Rubin, dan mantan Wakil Presiden Federal Reserve, Stanley Fitch. Ada pula Chairman dan CEO Cohen Group AS, William Cohen.

Huxiu.com menerbitkan teks pernyataan lengkap dari pidato Zoellick. Zoellick dalam pidatonya menyebutkan bahwa dia ingin memberikan peringatan kepada ‘teman-teman Tiongkok’, bahwa asumsi mengenai hubungan Tiongkok-AS akan kembali membaik setelah pemilu 2020 adalah tidak realistis.

Kemudian, dia menyebutkan keprihatinan Amerika Serikat dari empat aspek. Zoellick pun menguraikan lebih lanjut pada kesempatan wawancara dengan Caixin.com.

Yang pertama adalah peran BUMN Tiongkok komunis. Di mata dunia internasional Tiongkok komunis sedang beralih ke model negara kapitalisme. Dalam 40 tahun terakhir, sektor swasta yang memainkan peran penting dalam reformasi dan pembangunan ekonomi Tiongkok sedang menghadapi desakan keluar dari pasar. Hal ini menyebabkan kekhawatiran dari Amerika Serikat dan Eropa.

Zoellick menyebutkan bahwa sebuah penelitian menunjukkan bahwa kredit Tiongkok semakin disalurkan kepada perusahaan milik negara daripada perusahaan swasta. Pada sisi lain, pengembalian aset (Return On Assets) perusahaan BUMN terus menurun, dari 6% menjadi 2%.

Kedua, Tiongkok komunis menghendaki wajib pengalihan teknologi bagi investor asing dan pencurian hak kekayaan intelektual. Komunitas bisnis yang secara terbuka mendukung hubungan Tiongkok-AS di masa lalu kini telah mengubah sikap mereka.

“Mereka sudah tidak lagi memainkan peran ini. Tetapi karena takut dengan Tiongkok komunis membalas dendam sehingga memilih tetap diam.”

Ketiga, menyangkut Made In China 2025. Bagi dunia luar, MiC2025 adalah hal yang menakutkan, Tiongkok seharusnya berpondasikan pada penguatan inovasi independen sebagai sandaran dalam pembangunan ekonomi, bukan dengan proteksionisme, subsidi, dan akuisisi perusahaan teknologi luar negeri.

Keempat adalah pergeseraan kebijakan luar negeri Tiongkok dari model pengendalian diri yang digagaskan pada era Deng Xiaoping menjadi bergaya ‘sangat yakin’, yaitu model seperti negara super besar.

Zoellick juga menggunakan WTO sebagai contoh untuk mengilustrasikan perubahan dalam sikap para elit politik AS lainnya terhadap Tiongkok komunis. Dia berpartisipasi dalam negosiasi yang berjalan selama 17 tahun untuk masuknya Tiongkok ke WTO.

Pada awalnya, Tiongkok komunis membuat banyak komitmen dalam hal akses pasar, dan bahkan membuat lebih banyak komitmen daripada negara berkembang lainnya. Tapi hingga saat ini tarif rata-rata Tiongkok masih berada di tingkat 9%, tiga kali lipat lebih tinggi daripada negara-negara lain.

Zoellick mengatakan akan sulit bagi orang-orang seperti dia untuk menjelaskan kepada Presiden Trump mengapa tarif impor mobil Amerika di Tiongkok adalah 25%, sementara tarif impor mobil Tiongkok hanya dikenakan 2,5% oleh AS.

Zoellick mengatakan bahwa di WTO, yang lebih penting daripada akses pasar adalah penggunaan aturan. Seperti peraturan perusahaan milik negara, aturan transfer teknologi, aturan subsidi dan lain-lain. Ini mengisyaratkan bahwa Tiongkok belum mematuhi aturan ini.

Zoellick mengatakan bahwa sejak tahun 2001, WTO sendiri belum beradaptasi dengan perubahan zaman. Dari perspektif investasi dan perdagangan secara keseluruhan, kondisi Amerika Serikat dan negara-negara lain memang tidak sama. Oleh karena itu, telah menciptakan pandangan yang tidak adil bagi Amerika Serikat. Jenis perlakuan tidak adil ini juga akan meningkatkan tekanan pada hubungan Tiongkok-AS.

Untuk negosiasi perdagangan Tiongkok-Amerika yang tersendat-sendat, Zoellick secara blak-blakan mengatakan bahwa negosiasi tersebut di masa depan akan jauh lebih sulit. (Lin Yun/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA