Epochtimes.id- Pemerintahan Taiwan melalui Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Indonesia membantah keras adanya pemberitaan yang menyebutkan mahasiswa Indonesia dipekerjakan secara paksa dan dipaksa menyantap makan daging.
“Pertama, yang lagi-lagi perlu ditekankan bahwa berita hoax mengenai dipaksa untuk makan babi sama sekali tidak benar, diprotes keras,” kata Representative TETO in Indonesia, John C.Chen, saat konferensi pers di Kantornya Kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta, Jumat (04/12/2018).
Soal kerja paksa yang disebutkan dalam pemberitaan tersebut dinyatakan sama sekali tidak pernah terjadi.
Menurut John, progam kuliah-magang yang diwajibkan hanya 20 jam selama seminggu dan 20 jam untuk paruh waktu.
Adapun kerja paruh waktu ini, mahasiswa diperbolehkan tidak mengikutinya. Bahkan, kerja paruh waktu ini adalah pilihan bagi mahasiswa. Apalagi, mahasiswa asing regular sebenarnya tak diperbolehkan kerja secara full time di Taiwan.
“Kedua, mengenai jam kerja yang berlebihan tidak benar sebagaimana yang disampaikan sesungguhnya adalah maksimun kerja 20 jam untuk ekstensif dan 20 jam untuk part time, yang mana sifatnya boleh tidak mengambil seperti itu,” tambahnya.
Lebih rinci, Jhon Chen menjelaskan program magang bagi mahasiswa asing di Taiwan hanyalah fasilitas yang dipersiapkan bagi mereka kurang mampu. Sedangkan, bagi mahasiswa yang memiliki kecukupan dana tak dilarang mengikuti program kuliah tanpa magang.
Jhon Chen memaparkan program kuliah-magang diluncurkan untuk membantu kekurangan pekerja teknisi di Indonesia. Nantinya, diharapkan dapat mempraktikkan pengalaman yang diperoleh ketika mahasiswa-mahasiswa Indonesia ini pulang ke Tanah Air khususnya teknologi.
Ia menambahkan pemerintah Taiwan kini sudah menginvestigasi terhadap Unversitas Hsing Wu yang disebut-sebut dalam pemberitan tersebut. Dia menjelaskan isu ini telah menjadi perhatian untuk mengetahui kebenaran isu yang menyebar.
“Untuk ke depannya segala complain dapat ditujukan ke TETO secara tertulis, TETO dengan senang hati menerima,” harap dia.
Hingga kini mahasiswa Indonesia yang mengikuti program Kuliah Magang dari Pemerintahan Taiwan pada tahun pertama pada 2017 berjumlah 872 siswa. Sementara pada tahun kedua atau 2018 mencapai 1231 siswa.
Isu kerja paksa dan disuruh makan babi ini pertama kali diberitakan oleh Media Taiwan, Taiwan News.
Media ini mengutip pernyataan dari politisi Kuomintang, Ko Chih-en. Sebagaimana diketahui partai ini adalah partai oposisi atau berseberangan dengan pemerintahan berkuasa Presiden Tsai-Ing wen di Taiwan saat ini.
Pemberitaan tersebut menyebutkan mahasiswa ini dipaksa bekerja empat hari di pabrik menjadi buruh dengan tugas mengemas 30.000 lensa kontak selama 10 jam per sif. Bahkan, disebutkan kebanyakan dari para pelajar Indonesia adalah Muslim, mendapatkan makanan yang mengandung babi.
Merespon pemberitaan ini, seluruh mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Taiwan khususnya Hsin Wu University mengirimkan surat keberatan dan petisi kepada media-media di Indonesia yakni CNN Indonesia, Detik.com, Merdeka.com, Viva.co.id dan Taiwan News yang menulis tentang isu ini.
Seluruh mahasiswa-mahasiswi menuntut kepada media-media tersebut agar mengkonfirmasi secara langsung kepada pihak Universitas.
Mereka menegaskan kepada pihak media massa agar mencari kebenaran pemberitaan terlebih dahulu ketimbang mengutip lalu menuliskan pemberitaan yang mana masih diragukan kebenarannya.
“Pemberitaan yang anda muat di portal berita anda (CNN Indonesia, Detikcom, Merdeka.com dan VIVA.co.id) Tertanggl Rabu 02 Januari 2019 (Taiwan News) Tertanggal Kamis 27 Desember 2018 dapat dikategorikan sebagai berita kebohongan atau Hoax,” demikian isi surat Keberatan dan Petisi yang ditandatangani oleh ratusan mahasiswa Indonesia yang sedang mengikuti jenjang pendidikan di Taiwan. (asr)