NEW YORK — TerraPower LLC, sebuah perusahaan energi nuklir yang dikepalai oleh pendiri Microsoft Corp, Bill Gates, sedang mencari mitra baru untuk uji coba tahap awal teknologinya setelah aturan baru AS memaksanya untuk meninggalkan perjanjian dengan Tiongkok, pejabat perusahaan mengatakan kepada Wall Street Journal.
TerraPower mencapai kesepakatan dengan China National Nuclear Corp milik negara pada tahun 2017 untuk membangun reaktor nuklir eksperimental di selatan Beijing. Namun Gates telah menulis dalam sebuah esai yang diterbitkan akhir pekan lalu bahwa TerraPower tidak mungkin menindaklanjuti rencananya dalam menghadapi pembatasan-pembatasan baru AS untuk kesepakatan-kesepakatan teknologi dengan Tiongkok tersebut.
Perusahaan yang bermarkas di Bellevue, Washington itu kini tidak yakin negara mana yang akan bekerja sama dengan dia untuk melakukan uji coba teknologinya, yang dirancang untuk menggunakan uranium terdeplesi (Depleted uranium atau DU) sebagai bahan bakar untuk reaktor-reaktor nuklir dalam upaya meningkatkan keselamatan dan biaya, kata pejabat perusahaan itu kepada Journal.
Uranium terdeplesi adalah uranium yang mempunyai kadar isotop U235 yang lebih rendah dari uranium alam, biasanya sebagai akibat dari proses pengayaan uranium.
“Kami berkumpul kembali,” kata Chief Executive Chris Levesque pada Journal dalam sebuah wawancara. “Mungkin kita bisa menemukan pasangan lain.”
Departemen Energi AS pada bulan Oktober telah mengumumkan pembatasan baru pada kesepakatan nuklir dengan Tiongkok, sesuai dengan rencana yang lebih luas oleh administrasi Trump untuk membatasi kemampuan Tiongkok dalam mengakses teknologi buatan AS yang dianggapnya memiliki kepentingan strategis.
Gates, yang ikut mendirikan TerraPower, mengatakan dalam esainya bahwa peraturan di Amerika Serikat saat ini terlalu ketat untuk memungkinkan prototipe reaktor tersebut dibuat di dalam negeri. (ran)
Tonton yang berikut:
FBI Incar Peserta Program Spionase “Talenta Seribu” komunis Tiongkok
https://www.youtube.com/watch?v=XgZwIDDcMig