Presiden Baru Brasil Siap Fasilitasi Pembukaan Pangkalan Militer Amerika

EpochTimesId – Presiden baru Brasil, Jair Bolsonaro mengatakan akan sangat terbuka terhadap kemungkinan Amerika Serikat mengoperasikan pangkalan militer di negaranya. Perubahan tajam dari kebijakan satu dekade yang ditetapkan oleh penguasa sosialis Partai Pekerja.

Bolsonaro, yang resmi mengambil alih kekuasaan pada 1 Januari 2019, mengatakan bahwa dukungan Rusia atas kediktatoran Presiden Nicolas Maduro di negara tetangga Venezuela telah secara signifikan meningkatkan ketegangan di kawasan itu, dan menghasilkan perkembangan yang mengkhawatirkan.

Ditanya oleh jaringan TV SBT dalam sebuah wawancara yang direkam pada 3 Januari lalu. Presiden menjawab pertanyaan apakah itu berarti Dia akan mengizinkan kehadiran militer AS di Brasil. Bolsonaro menjawab bahwa, Dia pasti akan bersedia untuk menegosiasikan kemungkinan itu.

“Tergantung pada apa yang terjadi di dunia, siapa yang tahu jika kita tidak perlu membahas pertanyaan itu di masa depan,” kata Bolsonaro.

Dia menekankan bahwa apa yang dicari Brasil adalah memiliki, “Supremasi di Amerika Selatan.”

Pemimpin konservatif itu mengubah kebijakan luar negeri sejak lebih dari satu dekade, yang diterapkan Partai Buruh berhaluan sosialis yang menekankan hubungan Selatan-Selatan dan kadang-kadang bergulat di panggung internasional dengan Amerika Serikat.

Bolsonaro, mantan kapten Angkatan Darat dan ‘pengagum’ Presiden AS Donald Trump berusia 63 tahun itu dengan cepat mempererat hubungan dengan Amerika Serikat dan Israel.

Penasihat keamanan nasional Bolsonaro, pensiunan Jenderal Angkatan Darat Augusto Heleno, mengkonfirmasi sebelumnya pada 3 Januari bahwa presiden baru ingin memindahkan kedutaan Brasil di Israel ke Yerusalem, tetapi pertimbangan logistik menghalangi jalannya.

Sektor pertanian yang kuat di negara itu menentang pemindahan kedutaan dari Tel Aviv dan membuat marah negara-negara Arab yang membeli miliaran dolar daging halal dari Brasil setiap tahunnya.

Benjamin Netanyahu menjadi Perdana Menteri Israel pertama yang mengunjungi Brasil minggu ini, ketika Dia menghadiri pelantikan Bolsonaro. Setelah pertemuan pribadi, Netanyahu mengatakan bahwa Bolsonaro mengatakan kepadanya bahwa memindahkan kedutaan adalah masalah ‘kapan (waktu), bukan masalah jika (keinginan)’.

Heleno mengatakan pada 3 Januari, “Ada keinginan yang jelas bahwa ini terjadi, tetapi belum ada keputusan tentang waktu.”

Dia mengatakan dia tidak berpikir ekspor akan terancam, dengan alasan bahwa diplomat Brasil akan bekerja dengan mitra dagang Timur Tengah untuk meredakan kekhawatiran.

Bolsonaro dan beberapa gubernur negara bagian di Brazil sedang berupaya untuk membeli pesawat tanpa awak, dan bersandar pada Amerika Serikat dan Israel untuk teknologi dan pengetahuan lainnya. Terutama ketika mereka berusaha untuk membongkar kartel obat bius yang kuat dan ‘sangat bersenjata’.

Secara terpisah, Bolsonaro bertemu dengan kepala Organisasi Perdagangan Dunia, Roberto Azevedo, yang mengatakan teguran keras globalisme pemerintah dibagikan oleh banyak negara lain dan bahwa badan perdagangan membuat perubahan.

Pada 2 Januari, Menteri Luar Negeri baru Brasil Ernesto Araujo mengatakan bahwa di bawah pengawasannya negara itu akan berjuang untuk perubahan di lembaga multilateral seperti WTO. Kata-kata Araujo bukanlah ancaman, kata Azevedo.

“Sebaliknya, saya pikir itu sangat tepat dan sesuai dengan apa yang terjadi,” katanya setelah bertemu Bolsonaro. “Organisasi Perdagangan Dunia sendiri sedang memulai proses reformasi.”

Pensiun Tertunda
Di front domestik, Onyx Lorenzoni, kepala staf Bolsonaro, mengatakan setelah pertemuan penuh pertama kabinet bahwa pemerintahan baru berkomitmen untuk perbaikan pensiun yang ambisius, dan bahwa program privatisasi masih dalam evaluasi.

Pada awal pekan depan setiap menteri harus mengumumkan prioritas utama mereka, menurut Lorenzoni.

Tim ekonomi Bolsonaro telah berjanji untuk meliberalisasi ekonomi yang tertutup di Brasil, sekaligus menyingkirkan sistem negara sosialisme, serta memberlakukan langkah-langkah sosial konservatif di bidang-bidang khusus, seperti pendidikan.

Pada 2 Januari, Bolsonaro meluncurkan rencana untuk meningkatkan privatisasi, memperkuat pedoman hukuman penjara dan menyerahkan kontrol atas klaim tanah adat kepada Kementerian Pertanian yang kuat. Pasar Brasil melonjak karena janji untuk menyusutkan kekuasaan pemerintah.

Meskipun demikian, Bolsonaro berkicau di Twitter pada 3 Januari, bahwa privatisasi 12 bandara Brasil dan empat pelabuhan harus menarik 7 miliar reais ($ 1,85 miliar) dalam investasi awal. (Ditulis oleh Brad Brooks di Sao Paulo serta Lisandra Paraguassu dan Ricardo Brito di Brasilia serta Ivan Pentchoukov Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M