Xi Jinping Berkunjung ke Kantor Keamanan Publik Beijing Menyoroti Tekanan Stabilitas Sosial

oleh Zhang Dun

Selama lebih dari 6 tahun menjabat sebagai kepala negara, baru pertama kali ini Xi Jinping tidak meninggalkan Beijing menjelang perayaan Tahun Baru Imlek.

Bahkan berkunjung ke Kantor Keamanan Publik Beijing untuk menyampaikan pesan kepada Keamanan Publik agar lebih berkonsentrasi pada pemeliharaan stabilitas.

Padahal selama 6 tahun terakhir ini, ia selalu melakukan blusukan untuk mengetahui kondisi warga. Tampaknya, tekanan untuk memelihara stabilitas di tahun 2019 ini semakin meningkat.

5 Februari adalah Hari Tahun Baru Imlek. Jelang hari tersebut, Xi Jinping didampingi oleh Ding Xuexiang, Direktur Kantor Kepala Negara, Cai Qi, Sekretaris Komite Kota Beijing, Chen Jining, Walikota Beijing, dan Wang Xiaohong, Wakil Menteri Keamanan Publik dan lainnya pada 1 Februari pagi hari mengunjungi Pusat Komando Operasi Gabungan dari Kantor Keamanan Publik Beijing untuk menyaksikan cara kerjanya sistem pemantauan, dan melakukan video call dengan petugas polisi yang bertugas di garis depan area inti seperti di Jalan Chang’an, Dongdan, Kediaman Diplomatik, Stasiun Pusat Kereta Api Beijing.

Xi Jinping mengatakan, kepolisian Beijing harus dapat memastikan stabilitas sosial di ibukota, jadi tugasnya tidak ringan.

Selanjutnya, Xi Jinping dan rombongannya pergi ke bagian timur dari Qianmen dan Caochanghutong untuk inspeksi. Namun sebelum kembali ke Zhongnanhai, mereka singgah terlebih dahulu di sebuah rumah makan di Gang Batu (Shitouhutong) yang berada di depan Qianmen untuk bersantap siang.

Ini adalah untuk pertama kalinya Xi Jinping tidak meninggalkan Beijing menjelang perayaan Tahun Baru Imlek sejak ia menjabat sebagai kepala negara.

Dalam enam tahun terakhir, ia masing-masing telah mengunjungi propinsi Gansu, Mongolia Dalam, Shaanxi, Jiangxi, Hebei, Sichuan dan tempat-tempat lain untuk mengunjungi kaum ekonomi lemah di sana.

Media Hongkong ‘Xinbao’ menyebutkan bahwa Xi Jinping untuk pertama kalinya tidak meninggalkan Beijing jelang Tahun Baru Imlek, bahkan memilih Kantor Keamanan Publik sebagai stasiun pemberhentian pertamanya untuk melakukan inspeksi.

Hal ini menunjukkan bahwa pihak berwenang sedang menyoroti masalah pentingnya untuk memelihara stabilitas sosial pada tahun ini. Tahun ini adalah tahun yang menekankan stabilitas sosial bagi komunis Tiongkok.

Masyarakat di Tiongkok beranggapan bahwa angka 9 akan membawa kekacauan bagi Tiongkok. Tahun 2019 ini merupakan tahun ke 70 berdirinya Partai Komunis Tiongkok.

Tahun 1959 PKT menindas kerusuhan di Tibet, tahun 1989 PKT membantai mahasiswa di Tiananmen,  tahun 2009 PKT menindas Insiden 5 Juli yang terjadi di Xinjiang, dan tahun 1999 PKT menindas Falun Gong. Semua ini terjadi pada tahun-tahun yang berakhir dengan angka 9. Begitu ketemu tahun yang berakhir dengan angka 9 kekacauan akan muncul, tulis media tersebut.

Cheng Xiang, seorang senior di media Hongkong mengatakan kepada media AS bahwa pemimpin puncak PKT sangat was-was untuk menghadapi tahun 2019. Hal ini mungkin terkait dengan ‘anggapan kuat masyarakat’ tersebut. “Ini bukan takhayul, tetapi perjalanan sejarah sejak berdirinya PKT,” katanya.

Cheng Xiang mengatakan, PKT hingga saat ini masih kewalahan terhadap tekanan dari opini publik tentang pembantaian masasiswa di Tiananmen pada 4 Juni 1989. Ia mengaku bahwa dirinya pun muncul keraguan tentang apakah PKT mampu melewati usianya yang ke 70 tahun.

Untuk mengatasi kekacauan yang mungkin terjadi, pejabat tingkat tinggi komunis Tiongkok mengadakan pertemuan koordinasi secara berturut-turut dengan kepala pejabat politik dan hukum, pejabat provinsi untuk mempertahankan keamanan politik, terutama keamanan kekuasaan. terus menerus menekankan agar mencegah letusnya Revolusi Warna. Serta membeberkan ketujuh risiko utama yang sedang dihadapi PKT pada saat ini, yakni di bidang politik, ideologi, ekonomi, dan sosial.

Beijing sebagai ibukota Tiongkok, situasi antisipasi kekacauan bahkan bukan lagi tingkat waspada tetapi kelas 1.

Tahun ini, polisi Beijing telah mengeluarkan larangan untuk menyalakan kembang api dan petasan dalam perayaan Tahun Baru Imlek untuk wilayah bagian dalam Fifth Ring Road kota Beijing, tetapi juga mengurangi outlet penjualan kembang api dan petasan dari tahun lalu yang lebih dari 80 lokasi menjadi lebih dari 30 lokasi, dan untuk pertama kalinya menerapkan syarat identitas pembeli dicatat.

Kota Beijing menjadi kota kedua di daratan Tiongkok setelah Xinjiang yang menerapkan syarat nama dan identitas pembeli kembang api dan petasan harus dicatat.

Aktivis internet Huo Wenbiao mengatakan bahwa keamanan politik adalah prioritas utama dari semua jenis keamanan PKT.

Penjagaan keamanan Beijing tahun ini adalah yang paling ketat selama beberapa tahun terakhir. Ketatnya tidak kalah dengan Xinjiang.

Sekarang Lapangan Tiananmen memiliki sejumlah besar petugas polisi dan sejumlah besar petugas berpakaian preman yang “memelihara stabilitas”, tulis Huo Wenbiao. (Sin/asr)

https://www.youtube.com/watch?v=AoyWwEzkBt4