Perang Teknologi AS – Tiongkok Semakin Sengit, AS Luncurkan Penelitian dan Pengembangan Teknologi 6G

Luo Tingting-NTDTV.com

Amerika Serikat tengah memblokir ekspansi 5G dari perusahaan Huawei Tiongkok di seluruh dunia. Bersamaan itu, Amerika Serikat selangkah lebih maju dalam perang teknologi ini. Amerika meluncurkan penelitian dan pengembangan teknologi nirkabel generasi keenam – 6G.

Menurut laporan media AS, Federal Communications Commission (FCC) atau Komisi Komunikasi Federal, sebuah Lembaga independen dari pemerintah Amerika Serikat, lembaga ini mulai meluncurkan penelitian dan pengembangan teknologi nirkabel generasi keenam – 6G.

Saat ini, operator di berbagai negara secara aktif menerapkan layanan jaringan 5G. Sementara itu, persaingan dalam memimpin teknologi nirkabel generasi kelima – 5G antara Amerika Serikat dan Tiongkok menarik perhatian luas dari dunia luar.

Beberapa analis percaya bahwa perang dagang AS – Tiongkok telah beralih dari perang dagang menjadi perang sains teknologi. Terkait pencurian kekayaan intelektual, subsidi perusahaan milik negara dan praktik perdagangan tidak adil Tiongkok lainnya, Amerika Serikat secara langsung menargetkan Huawei.

Amerika Serikat menuduh Huawei sebagai agen mata-mata di perusahaan swasta. Huawei juga dituding mencuri data intelijen di luar negeri untuk kepentingan Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang membahayakan keamanan nasional.

Departemen Kehakiman AS terus menyelidiki kasus pencurian oleh Huawei. Menteri Luar Negeri AS Pompeo baru-baru ini memperingatkan sekutunya bahwa Amerika Serikat tidak akan bekerja sama dengan negara-negara yang menggunakan perangkat Huawei. Presiden Trump juga memiliki perintah eksekutif yang melarang Huawei menjual perangkat jaringan 5G di Amerika Serikat.

Wu Jialong, kepala ekonom AIA Capital, mengatakan, “Yang ditujukan Trump sebenarnya adalah praktik Huawei yang tidak adil dalam persaingan, tidak ada masalah bagi Amerika jika Huawei bersaing secara adil.”

Jelas, posisi dominan Amerika Serikat dalam teknologi terkemuka tidak perlu dipertanyakan lagi. Dalam perang teknologi ini, Amerika Serikat telah selangkah lebih maju dengan meluncurkan pengembangan jaringan nirkabel generasi keenam – 6G.

Komisi Komunikasi Federal AS, seperti dilansir US CNET (15/3/2019), dengan suara bulat memutuskan untuk membuka segmen frekuensi “THz Wave”, yang akan digunakan untuk layanan 6G di masa depan. Rentang frekuensi terahertz waves tersebut berada di kisaran 95 GHz (Ghz) hingga 3 terahertz (Thz) yang akan digunakan dalam percobaan 6G.

Menurut aturan yang relevan, Komisi Komunikasi Federal akan memberikan lisensi penggunaan frekuensi selama 10 tahun kepada beberapa produsen untuk menguji produk dan layanan baru terkait.

Theodore Scott Rappaport, profesor di Universitas New York  mengatakan: “Beberapa pekan lalu, Presiden Trump sempat membicarakan tentang teknologi jaringan nirkabel 6G. Sebagai seorang insinyur listrik dan dosen, saya sangat senang mengetahui pemimpin negara kami sedang bekerja keras dalam mendukung daya saing AS dalam sains, teknologi, teknik dan matematika.”

Pada akhir Februari lalu, Trump menulis di Twitternya : “Saya berharap teknologi 5G dan bahkan 6G akan memasuki AS sesegera mungkin.” “Itu jauh lebih kuat, lebih cepat dan lebih pintar daripada standar jaringan saat ini.”

Terbetik berita, bahwa pada akhir bulan ini, para ilmuwan dan insinyur dari seluruh dunia akan berkumpul di Kota Oulu, Finlandia untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak teknologi komunikasi 6G. Negara-negara di seluruh dunia mulai bersiap untuk pengembangan layanan teknologi jaringan nirkabel 6G.

Menurut perkiraan para ahli dari lembaga konsultasi, ponsel 6G generasi berikutnya akan tersedia antara tahun 2030 dan 2035, kapasitas transmisi 6G akan 100 kali lebih tinggi daripada 5G. Akses Internet seluler 5G saat ini menggunakan koneksi kecepatan fiber dengan standar kecepatan beberapa Gbps, sebuah film dapat diunduh hanya dalam beberapa detik. (Jon/asr)

Video Rekomendasi :