Etnis Muslim Uighur di Tiongkok telah menjadi salah satu komunitas yang paling teraniaya belakangan ini. Pemerintahan Komunis Tiongkok memaksa mereka untuk menolak sebagian besar keyakinan mereka dan dipaksa setia kepada ideologi komunis Tiongkok.
Kebencian dan permusuhan yang mendalam terhadap etnis Uighur, sampai pada titik nadir di mana pihak berwenang Komunis Tiongkok menghancurkan kuburan mereka. Langkah itu, diyakini sebagai cara untuk menghapus identitas komunitas Uighur.
Menghancurkan kuburan
Di wilayah barat laut Xinjiang, puluhan kuburan telah dihancurkan dalam dua tahun terakhir. Di beberapa tempat, tulang belulang manusia dibiarkan berserakan.
Sejak Tahun 2014, total 45 kuburan Uighur rata dengan tanah. Antropolog yang memeriksa sisa-sisa tulang manusia di situs yang hancur mengatakan, bahwa tulang belulang itu milik orang-orang dari berbagai kelompok umur.
Salih Hudayar, yang mana kuburan kakek moyangnya dihancurkan, kepada AFP yang dikutip oleh Hong Kong Free Press mengatakan, tindakan itu semua adalah bagian dari kampanye Komunis Tiongkok. Tujuannya, agar secara efektif memberantas bukti identitas siapa Uighur. Bahkan, secara efektif menjadikan mereka seperti orang Han.
Karena itulah sebabnya Komunis Tiongkok menghancurkan semua situs bersejara dan pemakaman untuk memutuskan hubungan mereka dari sejarah Uighur, dari ayah dan nenek moyang mereka.
Akan tetapi, pejabat Komunis Tiongkok berdalih mereka sedang melakukan “standardisasi” kuburan. Di Shayar, para pejabat setempat mengklaim telah membangun kuburan baru sebagai pengganti yang lama. Namun, kuburan baru itu dikatakan penuh sesak karena keluarga yang datang untuk mengunjungi orang yang mereka cintai tidak memiliki cukup ruang untuk berduka.
Di wilayah Hotan, para pejabat mengklaim bahwa setiap batu nisan yang tidak diklaim selama periode pendaftaran 2 hari akan dipindahkan sebagai mayat yang tidak diklaim.
Menurut Asia Times, di Aksu, pemerintah setempat mengubah kuburan besar tempat penyair terkenal Uighur Lutpulla Mutellip dimakamkan di ‘Taman Bahagia,’ dengan panda palsu, perjalanan anak-anak, dan danau buatan manusia Proyek ‘Taman Bahagia’. Sedangkan kuburan dipindahkan ke sebuah kuburan baru di zona industri di kawasan gurun.
Penghancuran kuburan tampaknya menjadi bagian dari skema yang lebih luas untuk menghancurkan monumen peninggalan Uighur. Sejak 2017, setidaknya 30 masjid dan situs warisan telah dihancurkan.
Pembatasan Visa dan Larangan Ekspor
Mengingat penganiayaan kejam Komunis Tiongkok terhadap komunitas minoritas, pemerintah Amerika Serikat telah memutuskan untuk membatasi visa pejabat Komunis Tiongkok yang diidentifikasi terlibat dalam penahanan dan penyiksaan etnis Uighur, Kazak, dan etnis lainnya.
Bahkan, Anggota keluarga pejabat tersebut juga akan dikenai pembatasan visa.
Pembatasan visa akan melengkapi larangan ekspor baru-baru ini. Sejumlah perusahaan Amerika dilarang menjual produk mereka kepada 28 entitas Tiongkok. Perusahaan-perusahaan itu terlibat dalam memasok barang dan jasa yang mengarah pada pengawasan, penahanan, dan penindasan komunitas minoritas.
Administrasi tidak merinci nama-nama pejabat yang dikenakan peraturan visa baru. Seorang pejabat dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menolak untuk membocorkan nama-nama karena catatan visa dianggap rahasia di bawah hukum Amerika Serikat. (asr)