Berita tewasnya pemimpin ISIS atau Daesh, Abu Bakr al-Baghdadi menggemparkan dunia. Banyak hal menjadi pertanyaan. Bagaimana militer Amerika Serikat menemukan tempat persembunyian pemimpin organisasi teroris terbesar yang licik itu? Ternyata Central Intelligence Agency (CIA) mendapat “bocoran” dari salah seorang istri dan seorang kurirnya.
The New York Times mengutip ucapan 2 orang pejabat Amerika Serikat melaporkan bahwa pihak intelijen mengetahui perkiraan lokasi Baghdadi setelah menginterogasi seorang istri dan seorang utusan dari Baghdadi pada musim panas lalu.
Hal yang mengejutkan adalah, Baghdadi bersembunyi di sebuah desa pedalaman bernama Barisha yang berada di bagian barat laut Suriah, utara Suriah adalah Turki. Tempat tersebut merupakan wilayah yang dikendalikan oleh pasukan musuh al-Qaeda.Â
Sebelumnya, dunia luar beranggapan bahwa Baghdadi bersembunyi di suatu tempat di sepanjang perbatasan Irak – Suriah. Tampaknya bagi Baghdadi, tempat paling berbahaya adalah tempat yang paling aman.
New York Times melaporkan bahwa setelah menerima petunjuk itu, CIA bekerja sama dengan personel intelijen Irak dan Kurdi untuk menemukan tempat tinggal Baghdadi yang lebih akurat. Mereka mengirim mata-mata untuk memantau tindakan regulernya sampai pasukan komando Amerika Serikat melancarkan serangan pada hari Sabtu 26 Oktober 2019 yang menyergap Baghdadi dan para pengikutnya.
Media Inggris ‘The Guardian’ melaporkan bahwa militer Amerika Serikat telah melakukan operasi intelijen selama sebulan sebelum serangan itu untuk melacak lokasi Baghdadi melalui calo perdagangan manusia yang ada di sana. Calo tersebut pernah memindahkan secara rahasia istri dari kedua orang saudara Baghdadi dari Irak menuju Idlib.
Setelah tewasnya Baghdadi, Trump menceritakan saat-saat terakhir Baghdadi pada hari Minggu 27 Oktober 2019. Berikut ceritanya.
Baghdadi bergegas lari masuk ke dalam terowongan buntu, ia tersedak sepanjang jalan, menangis, dan menjerit. Terowongan itu sebelumnya ada orang tetapi sudah dikosongkan. Orang-orang tersebut ada yang menyerah, ada yang dibunuh, tetapi kesebelas orang anak berhasil dipindahkan tanpa cedera. Di dalam, tinggal Baghdadi beserta ketiga orang anaknya.
Baghdadi memaksa ketiga orang anak untuk berlari bersamanya, dan di belakang mereka anjing militer Amerika Serikat mengejar. Setelah berlari masuk ke ujung terowongan, Baghdadi meledakkan bom di rompi dan tewas bersama ketiga orang anaknya. Terowongan pun runtuh akibat ledakan. Dunia mengira bahwa kedua orang istri Baghdadi juga tewas dalam ledakan itu.
Baghdadi berteriak-teriak sepanjang jalan menuju terowongan.
“Terkaing-kaing seperti anjing, ia mati sebagai pengecut,” kata Trump.
Trump memuji keberhasilan pasukan khusus Amerika Serikat dalam operasi penumpasan pemimpin teroris yang berbahaya itu. Memuji karena berhasil membunuh Baghdadi dan beberapa rombongannya tanpa melukai personil Amerika Serikat.
Pada tahun 2014, Baghdadi mengumumkan pembentukan negara dengan sistem Khilafah. Daerah yang diduduki pernah melintasi Suriah dan Irak.
Dunia luar berkomentar bahwa kematian Baghdadi melambangkan runtuhnya organisasi ISIS, yang telah menghancurkan Timur Tengah dan mengekspor terorisme ke dunia selama beberapa tahun terakhir.
sin