Frank Fang – The Epochtimes
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam menolak memberikan rincian di balik keputusan pemerintahnya untuk melarang direktur Kelompok Hak Asasi Manusia internasional memasuki Hong Kong.
Direktur Eksekutif Human Rights Watch, Kenneth Roth ditolak masuk Hong Kong pada tanggal 12 Januari. Ia dijadwalkan mengumumkan rilis laporan hak asasi tahunan Human Rights Watch di Hong Kong.
“Tindakan yang mengecewakan ini adalah tanda lain bahwa Beijing memperketat cengkeramannya terhadap Hong Kong dan semakin membatasi kebebasan terbatas yang dinikmati warga Hong Kong di bawah ‘Satu Negara, Dua Sistem,'” kata Kenneth Roth dalam sebuah pernyataan.
Geng Shuang, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, mengatakan adalah “hak kedaulatan” Tiongkok untuk memutuskan siapa yang akan diberikan masuk dalam konferensi pers harian pada tanggal 13 Januari 2020. Tanpa menyebut Human Rights Watch secara langsung, Geng Shuang juga menuduh LSM “menghasut kekerasan” dan mendukung “perusuh” di Hong Kong.
“Kami tidak akan mengomentari kasus individu. Otoritas imigrasi akan menangani setiap kasus, berdasarkan undang-undang yang ada dan kebijakan imigrasi yang ada dengan mempertimbangkan keadaan sebenarnya dari kasus tersebut,” kata Carrie Lam dalam konferensi pers mingguannya saat ditanya apakah keputusan untuk menolak masuknya Kenneth Roth adalah keputusan politik.
Human Rights Watch mengkritik otoritas Hong Kong atas usulan undang-undang ekstradisi yang memicu unjuk rasa massa pada bulan Juni lalu. Dalam sebuah pernyataan bulan Agustus, Human Rights Watch mengutuk polisi Hong Kong karena menggunakan “kekuatan berlebihan” terhadap para pengunjuk rasa.
Dalam pernyataan lain pada Desember lalu, Human Rights Watch menunjukkan bagaimana wartawan dijadikan sasaran oleh polisi, dan bahwa otoritas Hong Kong membatasi beberapa aksi unjuk rasa dengan cara menolak memberi izin.
Pneumonia Misterius di Tiongkok
Saat konferensi pers, Carrie Lam mengomentari wabah pneumonia di Tiongkok yang mengkhawatirkan warga Hong Kong akan adanya penyebaran penyakit tersebut.
Carrie Lam mengatakan, bahwa Hong Kong telah mengirim delegasi ke Wuhan, kota di Tiongkok yang melaporkan wabah pneumonia baru yang sejauh ini dikaitkan dengan satu kematian.
Pada tanggal 11 Januari, pemerintah Tiongkok merilis rangkaian genetik lengkap dari Coronavirus yang memengaruhi pasien di Wuhan.
Carrie Lam menambahkan bahwa delegasi tersebut diharapkan kembali ke Hong Kong. Ia mengatakan, akan memberikan pembaruan lebih lanjut setelah pertemuan yang dijadwalkan dengan para ahli kesehatan setempat.
Sementara itu, ada orang dengan gejala seperti pneumonia di Hong Kong, Carrie Lam mengatakan bahwa tidak ada kasus di Hong Kong yang dikaitkan dengan virus di Wuhan.
Seorang wartawan, merujuk pada kasus virus baru tersebut yang dipastikan terjadi di Thailand, bertanya kepada Carrie Lam: “Apakah anda pikir agak mencurigakan saat Tiongkok mengatakan tidak ada kasus yang dilaporkan di provinsi lain?”
Carrie Lam menjawab bahwa Tiongkok bekerja dengan Organisasi Kesehatan Dunia, dan sedang berkomunikasi dengan Hong Kong mengenai masalah ini.
“Selain itu, bukan hak saya untuk mengomentari bagaimana otoritas lain berurusan dengan situasi dalam pembenaran mereka,” kata Carrie Lam.
Tumpukan Kasus yang Belum Dikerjakan di Pengadilan
Pada (13/1/2020), Ketua Pengadilan Hong Kong Geoffrey Ma mengumumkan pembentukan gugus tugas untuk “mencari cara terbaik dan seberapa cepat” untuk menangani tumpukan besar dari kasus-kasus akibat unjuk rasa pro-demokrasi yang sedang berlangsung, menurut media lokal RTHK.
Geoffrey Ma menyarankan agar langkah-langkah tambahan diperkenalkan, termasuk perpanjangan waktu duduk hakim.
Sejak bulan Juni, saat unjuk rasa massa meletus di Hong Kong akibat akan diberlakukannya undang-undang ekstradisi yang kini sepenuhnya sudah ditarik, polisi setempat menangkap lebih dari 6.000 orang.
Carrie Lam mengatakan dalam konferensi pers bahwa ia “sangat berterima kasih kepada pengadilan karena merancang berbagai cara” dalam upaya untuk mempercepat pemrosesan kasus.
Hasil Pemilu Taiwan Diabaikan
Kemenangan mutlak Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dalam pemilihan presiden Taiwan pada 11 Januari 2020 lalu, secara mencolok absen dari komentar Carrie Lam.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, banyak anggota parlemen Amerika Serikat, dan banyak pemerintah lainnya, termasuk Jepang, Uni Eropa, dan Kanada, semuanya memberi selamat kepada Tsai Ing-wen atas terpilih kembali menjadi Presiden Taiwan. Karena melakukan hal tersebut, mereka dituduh oleh Geng Shuang pada hari berikutnya “melanggar” prinsip “Satu-Tiongkok.”
Geng Shuang mengklaim pada tanggal 12 Januari lalu, bahwa pemilihan umum Taiwan adalah “urusan sub-nasional di Tiongkok.”
Banyak warga Hong Kong melakukan perjalanan ke Taiwan untuk menyaksikan pemilihan umum yang demokratis itu. Menurut konstitusi mini Hong Kong, warga Hong Kong tidak memilih langsung untuk pemimpin puncak Hong Kong, yaitu Kepala Eksekutif Hong Kong. Hak pilih universal menjadi salah satu tuntutan utama unjuk rasa yang sedang berlangsung.
Pada rapat umum yang mendukung Tsai Ing-wen dan Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taipei pada tanggal 11 Januari 2020, dua warga Hong Kong berbagi dengan The Epoch Times mengenai perjalanan mereka ke Taiwan.
Justin, seorang mahasiswa berusia 24 tahun, mengatakan bahwa kemenangan Tsai Ing-wen kemungkinan akan “memberi tekanan pada pemerintah Hong Kong” untuk memungkinkan pemilihan demokratis di Hong Kong.
Warga Hong Kong lainnya, Tony berusia 30 tahun, menjelaskan dukungannya untuk Tsai Ing-wen. “Tidak seperti Carrie Lam yang menyebut kami ‘perusuh,’ Tsai Ing-wen tahu bahwa kami bekerja keras untuk melindungi kebebasan kami,” kata akuntan itu. (Vivi/asr)
FOTO : Pemimpin Hong Kong Carrie Lam berbicara dalam konferensi pers mingguannya di Hong Kong pada 14 Januari 2020. (Bill Cox / The Epoch Times)
Video Rekomendasi :