Latar belakang Penutupan Pasar Makanan Laut Huanan
2019-nCov menyebabkan infeksi dengan cepat di Tiongkok. Selain itu, menyebar ke negara-negara lain di luar Tiongkok, yang menyebabkan krisis kesehatan global.
Pasar Makanan Laut Huanan dikenal sebagai outlet utama untuk pengumpulan dan distribusi hewan liar yang hidup dan mati. Mencakup serigala hidup, landak, rusa, burung, ular, kambing, kelinci, dan babi hutan dijual dan tersedia di bagian timur Pasar Makanan Laut Huanan.
Komite medis dan kesehatan Wuhan mengidentifikasi beberapa kasus pneumonia yang terkait dengan Pasar Makanan Laut Huanan. Yang mana diumumkan pada tanggal 31 Desember 2019. Pasar Makanan Laut Huanan ditutup oleh pemerintah Wuhan pada tanggal 1 Januari 2020.
Para wartawan kesehatan Tiongkok mengunjungi Pasar Makanan Laut Huanan pada tanggal 31 Desember 2019, malam sebelum pasar tersebut ditutup pada tanggal 1 Januari di mana mereka mengamati higiene yang buruk, serta bangkai dan organ hewan liar dibuang secara tidak terorganisir. Ini menunjukkan bahwa sejumlah besar hewan liar masih ada di pasar tersebut setelah penutupan paksa pasar tersebut.
Tidak Ada Informasi mengenai Hewan Liar di Pasar Makanan Laut Huanan yang Diungkapkan
Namun demikian, tidak ada informasi yang dirilis mengenai jumlah dan spesies hewan yang ada pada saat Pasar Makanan Laut Huanan ditutup. Tak ada juga info berapa banyak hewan yang diuji untuk mendeteksi Coronavirus, dan bagaimana hewan tersebut dikelola atau dibuang pada saat Pasar Makanan Laut Huanan ditutup pada tanggal 1 Januari. Media Tiongkok, Yicai, menanyakan hasil penjualan satwa liar di pasar dan memastikan bahwa tidak ada yang diungkapkan oleh pemerintah Wuhan.
Guan Yi, direktur yang saat ini menjabat yakni urusan Tiongkok di Laboratorium Utama Negara untuk Penyakit Menular yang muncul di Universitas Hong Kong, mengunjungi Wuhan pada tanggal 21 Januari dengan tujuan untuk mengidentifikasi sumber hewan.
Ia menyebutkan dalam sebuah wawancara media bahwa penduduk setempat menolak untuk bekerja sama dengannya. Ia menjelaskan bahwa dengan ditutup pasar tersebut saat ini, maka akan sulit untuk menyelidiki asal virus tersebut.
Ia mengatakan, “Pasar Makanan Laut Huanan telah dibersihkan setelah penutupan, ‘tempat kejadian’ telah hilang, dan bagaimana anda dapat menyelesaikan suatu kasus tanpa bukti?”
Gao Fu, Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tiongkok mengatakan, “Jelas bahwa sumber infeksi berasal dari hewan liar, tetapi kami tidak tahu spesies apa yang menyebabkan penutupan Pasar Makanan Laut Huanan.”
Risiko Besar untuk Tidak Mengidentifikasi Pejamu Hewan Asal atau Perantara
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat menyatakan bahwa “banyak yang tidak diketahui bagaimana jenis Coronavirus baru tahun 2019 menyebar.”
Sejauh ini pemahamannya adalah bahwa jalur utama infeksi 2019-nCov adalah ditularkan melalui droplet atau partikel liur yang dihasilkan saat batuk dan bersin dan kontak dari manusia ke manusia.
Guan Yi dan Kwok-yung Yuen dari Universitas Hong Kong serta rekan-rekan mengidentifikasi sindrom pernapasan akut yang parah disebabkan oleh Coronavirus atau Coronavirus-SARS dari musang dalam kandang di pasar hewan hidup di Tiongkok pada tahun 2003.
Penelitian mereka mengarah pada larangan berikutnya pada penjualan musang dan penutupan semua pasar hewan liar di Guangdong dan membantu membatasi wabah SARS.
Biasanya, jika seekor hewan diidentifikasi sebagai pejamu atau sumber penyebaran penyakit, maka pihak berwenang dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit akan memulai langkah-langkah pencegahan dan pengendalian seperti kampanye kesadaran. Selain itu, memulai karantina hewan sakit dan pembuangan bangkai secara tepat serta memantau jalur yang memungkinkan penyakit tersebut menyebar secara zoonotik.
Hewan pengerat diketahui merambah pasar makanan laut. Sebagai contoh, puluhan ribu hewan pengerat diperkirakan berkeliaran di Jepang saat satu pasar ikan yang besar ditutup.
Pasar Makanan Laut Huanan juga dipenuhi oleh hewan pengerat. Jika hewan pengerat dijelaskan sebagai pejamu potensial untuk Coronavirus, risiko tikus berkerumun di luar zona karantina saat ini masih tetap ada.
Mengingat fakta bahwa Coronavirus terdeteksi dari tinja pasien dari Shenzhen dan bahwa strain Coronavirus mirip-SARS diisolasi dari tinja kelelawar, kemungkinan adanya jalur penularan tinja-mulut oleh 2019-nCoV selain penularan melaui droplet pernapasan. Ini akan menghasilkan peringatan yang masuk akal bagi orang untuk menghindari kontak dengan binatang seperti tikus.
Jadi, jika hewan pengerat memang merupakan sumber atau pejamu infeksi jenis Coronavirus baru tahun 2019, maka, kontaminasi hewan pengerat pada makanan atau air adalah cara potensial untuk penyebaran penyakit. Yang mana perlu diungkapkan untuk menyadarkan masyarakat internasional.
Demikian pula, jika burung atau spesies lain adalah pejamu 2019-nCoV di Pasar Makanan Laut Huanan, informasi yang berkaitan dengan spesies, jumlah, jenis virus, reaksi biologis, dan jalur potensial penyebaran virus juga perlu diidentifikasi atau dilaporkan ke dunia internasional. Sehingga tindakan pencegahan yang tepat dapat diambil.
Akan terjadi ketidakmampuan dan kesalahan bertindak yang serius jika pihak berwenang Tiongkok tidak berusaha mengumpulkan sampel dari hidung, tinja, dan darah dari hewan dan burung yang dijual di Pasar Makanan Laut Huanan. Menguji sampel hewan akan mengungkapkan informasi yang sangat penting mengenai jalur penularan zoonosis. Yakni, tren mutasi virus dalam wabah ini, dan jalan keluar untuk menanggulangi wabah saat ini.