Asal Usul Virus Novel Corona Wuhan yang Masih Misterius

Rekam Jejak Institut Virologi Wuhan untuk Menciptakan ‘Gain-of-Function’ pada Coronavirus Mirip-SARS Kelelawar

Kelompok Dr. Zheng-Li Shi di Institut Virologi di Wuhan berhasil mengisolasi dua klon Coronavirus mirip-SARS yang menular pada kelelawar: SL-CoV-WIV1 dan SL-CoV-WIV16 dari kelelawar. 

Dalam penelitian lebih lanjut, mereka menemukan bahwa penonjolan protein pada SL-CoV ini “tidak dapat menggunakan salah satu dari tiga molekul enzim pengubah-angiotensin 2 sebagai reseptornya; Kedua, SL-CoV gagal memasuki sel yang mengekspresikan enzim pengubah-angiotensin 2 kelelawar; Ketiga, penonjolan chimera yang meliputi domain pengikatan-reseptor yang didefinisikan sebelumnya memperoleh kemampuannya untuk memasuki sel melalui enzim pengubah-angiotensin 2 manusia, walaupun dengan efisiensi berbeda untuk konstruksi yang berbeda; Keempat, daerah sisipan minimal (Asam amino 310 hingga 518) ditemukan memadai untuk mengubah penonjolan protein pada SL-CoV dari tidak mengikat enzim pengubah-angiotensin 2 manusia menjadi mengikat enzim pengubah-angiotensin 2 manusia.”

Oleh karena itu, kelompok Dr. Zheng-Li Shi menemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Virology pada bulan Februari 2008, bahwa Coronavirus kelelawar alami tidak dapat menggunakan reseptor enzim pengubah-angiotensin 2 manusia untuk menginfeksi manusia. Namun, saat disisipkan beberapa asam amino dari posisi 310 hingga 518 untuk urutan penonjolan protein Coronavirus kelelawar, chimera Coronavirus kelelawar dapat menggunakan reseptor enzim pengubah-angiotensin 2 manusia.

Sementara itu, kelompok penelitian lain yang dipimpin oleh Dr. Li menerbitkan temuannya pada tahun 2013, bahwa 5 situs asam amino pada penonjolan protein Coronavirus adalah sangat penting dalam membuat pengikatan pada enzim pengubah-angiotensin 2 manusia pada virus SARS (posisi tersebut adalah Y442, L472, N479, D480, T487). Sebanyak 5 Situs asam amino ini terletak di wilayah yang kelompok Dr. Zheng-Li Shi perhatikan adalah penting di atas.

Kemudian, Dr. Li dan Dr. Zheng-Li Shi bersama-sama melakukan penelitian gain-of-function yang diterbitkan dalam Journal of Virology pada bulan September 2015 terhadap virus MERS dan virus kelelawar (strain HKU4) pada tahun 2015. 

Karena virus MERS dapat memasuki sel manusia tetapi strain HKU4 tidak dapat memasuki sel manusia, mereka memperkenalkan 2 mutasi tunggal pada penonjolan protein strain HKU4 dan menemukan bahwa penonjolan protein mutan baru dapat memungkinkan strain HKU4 untuk memasuki sel manusia. Jika mereka melakukan mutasi 2 situs di penonjolan virus MERS, pseudovirus atau virus eksperimental yang dihasilkan tidak dapat masuk ke sel manusia lagi.

 Selanjutnya, kelompok Dr. Zheng-Li Shi bergabung dengan kelompok internasional untuk menghasilkan suatu virus chimera  dengan menggunakan virus kelelawar SHC014 yang mereka panen di Yunnan. Karena mereka mengetahui SHC014 tidak mungkin berikatan dengan enzim pengubah-angiotensin 2 manusia, mereka “mensintesis penonjolan SHC014 dalam konteks replikasi Coronavirus-SARS yang kompeten, yang didapat dari tulang punggung tikus yang adaptasi terhadap Coronavirus-SARS.” 

Jadi, itu adalah virus hasil rekayasa laboratorium terhadap Coronavirus-SARS yang didapat dari tulang punggung tikus yang adaptasi terhadap Coronavirus-SARS (MA15) tetapi dengan penonjolan SHC014.

 Yang mengejutkan mereka, virus chimera tersebut (SHC014-MA15) dapat menggunakan penonjolan SHC014 untuk mengikat reseptor enzim pengubah-angiotensin 2 manusia dan memasuki sel manusia. 

SHC014-MA15 juga dapat menyebabkan penyakit pada tikus dan juga menyebabkan kematian. 

Vaksin yang tersedia untuk SARS tidak dapat melindungi hewan dari infeksi SHC014-MA15. 

Oleh karena itu, penelitian virus chimera ini dapat menyebabkan generasi strain Coronavirus yang lebih patogen, yang lebih mematikan pada model mamalia.

Karena jeda mandat pemerintah Amerika Serikat pada penelitian gain-of-function, penelitian internasional ini tidak melanjutkan lebih jauh pada waktu itu. Namun, tidak ada bukti bahwa kelompok Dr. Zheng-Li Shi di Tiongkok menghentikan penelitian lebih lanjut mengenai pengenalan mutasi gain-of-function pada Coronavirus. 

Dan, adalah jelas bahwa kelompok Dr. Zheng-Li Shi sudah menguasai teknologi rekayasa-balik yang memadai untuk memperkenalkan mutasi pada Coronavirus-SARS atau Coronavirus mirip-SARS saat ini untuk menciptakan Coronavirus mutan yang menular.

 Yang menarik, kelompok Dr. Zheng-Li Shi menerbitkan di bioRxiv pada tanggal 23 Januari 2020 bahwa jenis Coronavirus baru pada kelelawar baru yang mereka deteksi di Yunnan, bernama RaTG13 Coronavirus kelelawar, berbagi 96,2 persen identitas urutan genom keseluruhan dengan jenis Coronavirus baru tahun 2019. Namun, virus ini tidak pernah disebutkan atau dipublikasikan dalam penelitian mereka sebelumnya.

 Dalam informasi urutan yang disediakan oleh mereka di bagian bahan tambahan dan metode, 3 urutan dibagi antara jenis Coronavirus baru tahun 2019 yang mereka kumpulkan dengan RATG13 Coronavirus kelelawar, tetapi tidak di salah satu dari keluarga Coronavirus atau Coronavirus mirip-SARS pada kelelawar dalam daftar makalah. 3 Urutan tersebut terletak dekat dengan terminal N penonjolan protein, yaitu GTNGTKR, NNKSWM, RSYLTPGD.