Dunia Sekarang yang Dinilai Memasuki Perang Dingin Model Baru dengan Komunis Tiongkok

Justina Wheale – The Epoch Times

Kandidat kepemimpinan Konservatif Kanada Erin O’Toole mengatakan dunia sedang memasuki “Perang Dingin” gaya baru dengan Komunis Tiongkok setelah pandemi. Seperti dilaporkan The Epoch Times pada 19 Mei 2020, ia mengatakan, jika Kanada tidak mengambil sikap yang lebih kuat terhadap Beijing, maka itu akan tetap rentan terhadap kesalahan rezim.

“Asal Perang Dingin adalah komunisme Soviet, dan sekarang komunisme Tiongkok … tetapi karakteristik komunisme selalu sama yakni menjaga kebebasan, agama, informasi tetap terbenam,” katanya dalam sebuah wawancara.

O’Toole yang juga menjabat sebagai menteri bayangan Oposisi Resmi untuk Urusan Luar Negeri dan Pembangunan Internasional menilai Kanada perlu mendorongnya kembali. 

“Kami harus berkoordinasi dengan sekutu kami, jauh lebih dekat dengan Tiongkok sehingga kami tidak dapat diisolasi. Beijing suka mengisolasi negara seperti yang mereka lakukan – memenjarakan warga kami, mengganggu perdagangan. Semakin mereka dapat mengisolasi suatu negara dan gunakan ukuran dan kekuatan ekonomi mereka, itulah yang suka dilakukan Beijing,” ujar O’Toole mengatakan keraguan Kanada untuk meminta rejim Beijing bertanggung jawab atas beberapa masalah. Tak hanya kesalahan penanganan pandemi, telah menempatkan negara itu pada risiko yang semakin meningkat — dari pemenjaraan Tiongkok atas warga Kanada Michael Kovrig dan Michael Spavor, hingga pembalasan praktek perdagangan serta memata-matai dan memengaruhi kepada institusi Kanada.

Bersamaan ketika rezim Komunis Tiongkok terus menghadapi meningkatnya kritik dan seruan internasional untuk menyelidiki asal-usul dan penyebaran virus Komunis Tiongkok atau coronavirus, akan tetapi Kanada dinilai tetap diam.

Namun demikian, pada akhir-akhir ini, beberapa tanda telah muncul menandakan perubahan nada dari pemerintah federal Kanada di tengah kecaman luas dari keraguannya untuk mengkritik rezim serta  perubahan opini publik Kanada.

Sebuah jajak pendapat Angus Reid yang diterbitkan pada 14 Mei 2020 menemukan bahwa lebih dari 85 persen warga Kanada percaya beijing berbohong tentang apa yang diketahui tentang virus itu.

Selain itu, empat dari lima warga Kanada yang disurvei menginginkan pemerintahnya untuk melihat kesalahan Tiongkok dalam masalah keamanan dalam negeri.

Kanada baru-baru ini bergabung dengan koalisi lebih dari ratusan negara yang didukung bersama Australia dan Uni Eropa untuk penyelidikan secara independen tentang asal-usul wabah virus tersebut.

Kanada juga menandatangani surat yang mendukung status pengamat Taiwan di Majelis Kesehatan Dunia pada minggu ini — suatu langkah yang membuat penolakan keras dari Beijing 

Politikus konservatif itu, O’Toole mengatakan, mendukung penyelidikan virus sangat penting bagi Kanada dan dunia. Pasalnya, upaya menutup-nutupi oleh Beijing dan pengaruh nyata terhadap lembaga internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang perlu ditangani.

Saat ini, empat dari 15 lembaga khusus PBB dikepalai oleh Tiongkok, dan WHO telah dikritik secara luas karena mempertaruhkan nyawa dengan mematuhi narasi Beijing selama minggu-minggu penting terjadinya wabah.

“Kami memiliki bencana ekonomi dan pandemi kesehatan secara global dengan cara besar yang dipicu dan diperburuk oleh kurangnya transparansi rezim di Beijing, dan pilihan bersama mereka dari Organisasi Kesehatan Dunia dan badan-badan lain yang dimaksudkan untuk mencegah pandemi ini,” kata O’Toole.

“Jadi itu menunjukkan bahwa jika kita membiarkan masalah ini berlama-lama, itu dapat menyebabkan gangguan global yang serius.”

Paradigma Baru

O’Toole menilai sebagaimana yang terlihat di sebagian besar global sedang mengatur ulang  hubungannya dengan Tiongkok, hal yang perlu diperhatikan sebagai kunci strategis bagi Kanada adalah pertama-tama mengenali sifat sebenarnya dari komunis Tiongkok sebagai sebuah rezim otoriter. 

Ia mengatakan, rezim komunis Tiongkok  benar-benar mengambil keuntungan dari kenyataan banyak orang di seluruh dunia tak memahami tujuan sebenarnya dari rezim Tiongkok.

O’Toole menilai memiliki hubungan positif dengan Tiongkok, tetapi  tidak dapat mengabaikan tindakan rezim.

Oleh karena itu, harus dapat menyeimbangkan aspek ekonomi dari hubungan seperti HAM dan perdagangan. Artinya, menyoroti pelanggaran hak asasi manusia, masalah keamanan dan masalah mereka serta memanipulasi badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebuah rezim harus selalu diperingatkan ketika tertangkap basah melakukan kesalahan.

“Kita harus bekerja dengan sekutu demokrasi kita seperti Amerika Serikat, Australia, dan lainnya untuk memberikan penyeimbang dan untuk menyatakan keprihatinan untuk mendorong kembali dengan tepat sehingga kita dapat mengutuk tindakan itu dan mudah-mudahan mengarah pada perilaku yang berbeda oleh rezim Tiongkok.” (asr)

FOTO : MP konservatif dan kandidat kepemimpinan Erin O’Toole dalam file foto. (Adrian Wyld / The Canadian Press)

https://www.youtube.com/watch?v=DuO4wWiUNh4


FOKUS DUNIA

NEWS