Bab XVIII – Ambisi Global Partai Komunis Tiongkok-Bagian II (Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita)

Cuci Otak Melalui Kebudayaan, Sastra, dan Seni

Cuci otak kebudayaan adalah alat penting bagi Partai Komunis Tiongkok untuk menghancurkan kebudayaan tradisional Tiongkok. Dalam beberapa tahun terakhir, Partai Komunis Tiongkok telah mengiklankannya komitmennya untuk memulihkan kebudayaan tradisional, tetapi sebagaimana dibahas dalam bab-bab sebelumnya dari buku ini, pada kenyataannya gelombang pemulihan kebudayaan tradisional ini telah meninggalkan jiwa tradisi, menggantikannya dengan versi palsu yang ditanamkan dengan kebudayaan Partai Komunis Tiongkok yang menyimpang. Hal ini tidak hanya menipu dunia, tetapi juga semakin menghancurkan kebudayaan tradisional.

Selain itu, untuk lebih memengaruhi dunia, salah satu unsur penting dari propaganda Partai Komunis Tiongkok di luar negeri adalah mengekspor kebudayaan tradisional Tiongkok seperti yang didefinisikan oleh Partai Komunis Tiongkok, serta menggunakan kebiasaan dan praktik tradisional Tiongkok untuk menutupi Partai Komunis Tiongkok. Ini adalah bentuk lain dari manipulasi persepsi, atau cuci otak. Contoh khas dari proyek ini adalah Institut Konfusius.

Menurut statistik yang tidak lengkap, pada akhir tahun 2017, Partai Komunis Tiongkok telah mendirikan setidaknya 525 Institut Konfusius (menargetkan perguruan tinggi dan universitas) dan 1.113 Ruang Kelas Konfusius (menargetkan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama) di lebih dari 145 negara. [17] Dana Institut Konfusius berasal dari Hanban, yang berafiliasi dengan United Front Work Department (UFWD). Penggunaan dana tersebut diawasi oleh personel kedutaan dan konsulat Partai Komunis Tiongkok.

Institut Konfusius menumbangkan prinsip-prinsip akademik yang penting mengenai otonomi dan kebebasan penyelidikan, bertujuan untuk mempromosikan versi peristiwa Partai Komunis Tiongkok, mengubah sejarah Tiongkok, dan menghilangkan catatan hak asasi manusia Partai Komunis Tiongkok yang mengerikan.

Di beberapa ruang kelas Institut Konfusius, kutipan Mao Zedong digantung di dinding. Di permukaan, Institut Konfusius mengklaim untuk mengajarkan kebudayaan Tiongkok, padahal, pada kenyataannya, Institut Konfusius mempromosikan doktrin komunis dan mengirimkan kebudayaan Partai Komunis Tiongkok.

Selain menawarkan kursus kebudayaan dan bahasa, Institut Konfusius juga memutarbalikkan sejarah dan bahkan mengatur protes terhadap kegiatan-kegiatan yang diyakini Partai Komunis Tiongkok mengancam kekuasaannya. Misalnya, pembicara yang diundang telah mengulangi kebohongan Partai Komunis Tiongkok mengenai Tibet. Pembicara yang lain mengklaim Perang Korea dipicu karena militer Amerika Serikat membom desa-desa Tiongkok dan bahwa Partai Komunis Tiongkok terpaksa mengirim pasukan. [18]

Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional Amerika Serikat untuk Tahun Anggaran 2019, yang diadopsi pada tahun 2018, termasuk kecaman keras terhadap upaya Partai Komunis Tiongkok untuk mempengaruhi opini masyarakat Amerika Serikat, terutama “media, lembaga kebudayaan, bisnis, dan kelompok akademik dan politik.” Tindakan itu secara eksplisit melarang setiap dana pertahanan nasional diberikan kepada departemen berbahasa Mandarin universitas-universitas Amerika Serikat di mana ada Institut Konfusius. [19]

Dari bulan September hingga Oktober 2011, pihak berwenang Tiongkok mengirimkan rombongan lagu-dan-dansa yang terdiri dari tiga ratus pemain ke Pusat Seni Kennedy di Washington, D.C., tempat Partai Komunis Tiongkok menggelar menampilkan drama dansa komunis Detasemen Wanita Komunis yang penuh adegan kekerasan. Pada bulan September 2016, di Los Angeles, sebuah konser terkenal diadakan untuk memperingati ulang tahun kedelapan puluh kemenangan Pawai Panjang Tentara Komunis.

Pada saat yang sama, di Australia, pertunjukan Konser Lagu Komunis untuk Memperingati Kematian Mao Zedong 40 Tahun Silam dijadwalkan akan diadakan di aula kota Sydney dan Melbourne. Organisasi Tionghoa setempat di Australia memprotes dan akhirnya dapat menghentikan pertunjukan tersebut. Pada tahun 2017, Partai Komunis Tiongkok mengirim pertunjukan Detasemen Wanita Komunis ke Australia, dan pada tahun 2018, menggelar drama tari komunis yang diwarnai kekerasan lainnya, Tentara Komunis Danau Honghu, di Sydney dan Melbourne.

Ketika sampai pada perang informasi, rezim totaliter Partai Komunis Tiongkok menempati posisi tinggi dibandingkan dengan rezim demokratis. Misalnya, Partai Komunis Tiongkok memblokir media dari semua negara demokratis, tetapi mampu memasukkan media yang dikelola negara Tiongkok dalam masyarakat demokratis.

Partai Komunis Tiongkok mencegah media dari negara-negara demokratis untuk menambahkan sisipan ke dalam medianya, tetapi Partai Komunis Tiongkok dapat memasukkan kontennya sendiri ke media masyarakat demokratis, atau hanya memperolehnya saat nyaman.

Media Partai Komunis Tiongkok pertama dan terutama melayani Partai Komunis Tiongkok, dan wartawan Barat tidak akan pernah memiliki peran eksekutif. Namun, Partai Komunis Tiongkok dapat mengirim orang-orang yang menyamar ke media Barat atau melatih orang asing menjadi reporter sebagai corong media Partai Komunis Tiongkok.

Selama Barat masih menganggap media Partai Komunis Tiongkok sebagai media yang sah, Barat akan terus kalah dalam perang informasi. Pada tahun 2018, Departemen Kehakiman Amerika Serikat memerintahkan Kantor Berita Xinhua dan China Global TV Network untuk mendaftar sebagai agen asing di Amerika Serikat. Itu adalah langkah yang benar, tetapi masih jauh dari cukup – masalahnya adalah kurangnya timbal balik di tempat pertama.

Kampanye propaganda asing Partai Komunis Tiongkok adalah proyek besar yang ditujukan untuk membentuk kembali pandangan masyarakat mengenai rezim Tiongkok secara global, dan telah bertemu dengan beberapa hasil yang diinginkan.

Partai Komunis Tiongkok menyebarkan ideologinya yang berbahaya melalui karya propaganda ini, yang telah menyesatkan banyak orang mengenai rezim Tiongkok, cara operasinya, pelanggaran hak asasi manusianya, dan komunisme secara umum.

b. Kerja Front Persatuan Bertujuan untuk Menghancurkan Dunia Bebas Dari Dalam

Pada tanggal 18 Desember 2018, Partai Komunis Tiongkok merayakan ulang tahun keempat puluh reformasi dan keterbukaan. Partai Komunis Tiongkok menghadiahkan Medali Persahabatan Reformasi Tiongkok kepada sepuluh orang asing dalam upaya untuk “berterima kasih kepada masyarakat internasional untuk mendukung reformasi Tiongkok.”

Sepuluh orang asing ini termasuk Juan Antonio Samaranch, mantan presiden IOC, yang memberikan Tiongkok hak untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas tahun 2008 ; dan Robert Lawrence Kuhn, seorang pengusaha Amerika Serikat yang meminjamkan namanya sebagai penulis biografi yang menjilat mantan kepala Partai Komunis Tiongkok, Jiang Zemin.

Faktanya, selama beberapa dekade terakhir, banyak politisi dan selebritas telah membantu Partai Komunis Tiongkok dengan memainkan peran yang berbeda, tergantung pada motivasinya. Sayangnya, mereka semua telah menjadi korban siasat front persatuan Partai Komunis Tiongkok dan dengan demikian menjadi kaki tangan Partai Komunis Tiongkok.

Untuk memajukan tujuannya untuk pada akhirnya menguasai dunia, Partai Komunis Tiongkok mengadopsi segala cara yang diperlukan. Ini adalah bagian penting dari konsep “front persatuan.” Mao Zedong melabeli front persatuan sebagai salah satu dari “tiga harta sihir” Partai Komunis Tiongkok. Pemerintah era perang sipil Kuomintang tertipu oleh siasat ini dan sebagai akibatnya Kuomintang menderita kerugian besar. Pemerintah Barat saat ini juga telah tertipu dan menderita kerugian. Berita baiknya adalah bahwa masyarakat Barat mulai tersadar, dan sejumlah laporan investigasi mengenai front persatuan baru-baru ini diterbitkan.

Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok, sebuah komisi Kongres Amerika Serikat, mengeluarkan laporan berjudul Kerja Front Persatuan Tiongkok Di Luar Negeri Tiongkok pada tanggal 24 Agustus 2018, menguraikan struktur dan operasi kerja front persatuan Partai Komunis Tiongkok di luar negeri, termasuk bagaimana Partai Komunis Tiongkok menggunakan berbagai jenis organisasi pemerintah dan non-pemerintah untuk kerja front persatuan Partai Komunis Tiongkok dan apa implikasinya bagi Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Partai Komunis Tiongkok telah menekankan pentingnya kerja front persatuan Partai Komunis Tiongkok. Laporan tersebut menyatakan, “Peningkatan pentingnya front persatuan ini telah menghasilkan peningkatan jumlah pejabat Departemen Kerja Front Persatuan yang ditugaskan untuk menduduki jabatan penting Partai Komunis Tiongkok dan pemerintahan, menambahkan sekitar 40.000 kader Departemen Kerja Front Persatuan yang baru.”[20]

Lembaga Kebijakan Masyarakat Global, sebuah lembaga pemikir di Eropa, menerbitkan sebuah laporan pada tahun 2018 yang merinci kegiatan front persatuan Partai Komunis Tiongkok di Eropa. [21] Pada tanggal 29 November 2018, Institusi Hoover di Universitas Stanford juga merilis laporan terperinci mengenai topik yang sama.

Laporan itu menyatakan: “Aktivitas pengaruh Tiongkok telah bergerak melampaui fokus Front Persatuan tradisional Tiongkok pada komunitas diaspora untuk menargetkan berbagai sektor yang jauh lebih luas di masyarakat Barat, mulai dari lembaga pemikir, universitas, dan media hingga lembaga pemerintah negara bagian, setempat, dan nasional. Tiongkok berupaya untuk mempromosikan pandangan yang simpatik kepada Pemerintah Tiongkok, kebijakan, masyarakat, dan kebudayaan; menekan pandangan alternatif; dan memilih para pemain kunci di Amerika Serikat untuk mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan kepentingan ekonomi Tiongkok.”[22]