Penyebaran Varian-Varian COVID-19 di Seluruh Dunia Dapat Dipandang Sebagai ‘Pandemi Selanjutnya’

Adam Molon

Mutasi virus  Komunis Tiongkok (COVID-19) secara terus menerus, dengan beberapa varian yang beredar di seluruh dunia, dapat digambarkan sebagai “pandemi berikutnya”, sebagaimana diperingatkan oleh seorang pejabat tinggi kesehatan Taiwan.

Wu Chung-hsiun, Presiden Pusat Pengembangan Taiwan untuk Bioteknologi (DCB) dan Direktur Kantor Promosi Industri Bioteknologi dan  Farmasi Kementerian Urusan Ekonomi Taiwan (MOEA), mengatakan kepada The Epoch Times bahwa ia berpikir  terlalu dini untuk memprediksi berakhirnya pandemi COVID-19.  Dikarenakan,  [virus] ini… terus bermutasi dan masih menginfeksi orang-orang di seluruh dunia.

“Jadi, sebenarnya, mungkin kita dapat menganggap hal tersebut sebagai pandemi berikutnya,” kata Wu Chung-hsiun.

Komentar-komentar Wu Chung-hsiun itu dilontarkan sebelum acara tahunan  Forum Bioteknologi Taiwan, yang dijadwalkan akan digelar melalui YouTube pada tanggal 10 Juni. 

Forum tersebut, dijadwalkan untuk menyertakan presentasi-presentasi oleh para pembuat vaksin Pfizer dan AstraZeneca, mengusung tema “Bersiap untuk Pandemi Berikutnya.”

Forum tersebut diadakan hanya beberapa hari setelah Senator Amerika Serikat Chris Coons (D-Del.), Tammy Duckworth (D-Ill.), dan Dan Sullivan (R-Ark.) mengunjungi Taiwan–terbang dengan pesawat kargo C-17 Angkatan Udara Amerika Serikat –—untuk mengumumkan sebuah  donasi 750.000 dosis vaksin COVID-19. 

Tammy Duckworth mengatakan, selama kunjungan tersebut bahwa “Amerika Serikat tidak akan membiarkan [Taiwan] berdiri sendiri”. Ia juga mengatakan bahwa, donasi vaksin“ juga mencerminkan rasa terima kasih atas upaya-upaya Taiwan, untuk mengirim alat pelindung diri dan perlengkapan lainnya ke Amerika Serikat pada hari-hari awal pandemi.”

Taiwan telah menerima pengiriman vaksin dari Moderna yang berbasis di Amerika Serikat dan AstraZeneca yang berbasis di Inggris. Akan tetapi, Tiongkok yang otoriter dilaporkan memblokir rencana-rencana Taiwan yang demokratis untuk membeli vaksin-vaksin dari perusahaan Jerman BioNTech.

Wu Chung-hsiun mengatakan, vaksin yang diproduksi Taiwan mungkin tersedia paling awal pada Juli, dan menyatakan keprihatinan serius atas kualitas vaksin-vaksin perusahaan-perusahaan Tiongkok telah mengusulkan pasokan untuk Taiwan. Ia menyatakan Taiwan lebih percaya diri dan nyaman dengan vaksin-vaksin yang diproduksi di Amerika Serikat. 

Ia mencatat, tak seperti vaksin-vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan Amerika Serikat, vaksin-vaksin dari perusahaan-perusahaan Tiongkok diproduksi menggunakan Coronavirus yang dilemahkan, yang mana dapat berbahaya jika Coronavirus tersebut tidak dibunuh atau cukup lemah.

“[Para pembuat vaksin Tiongkok] menggunakan virus yang dilemahkan. Pendekatan semacam itu dapat menyebabkan efek samping  serius, jika bagian redamannya   tak sempurna. Jadi, dapat menyebabkan infeksi daripada imunisasi,” kata Wu Chung-hsiun.

Ia juga menambahkan : “Vaksin-vaksin Pfizer, Moderna, [AstraZeneca] … kita dapat memiliki informasi publik yang sangat jelas, dan informasi tersebut berasal dari sumber-sumber terpercaya. Jadi, saya pikir, dalam aspek itu, salah satu pembenaran utama bahwa kami cenderung menggunakan [vaksin-vaksin] Pfizer dan Moderna , dan sebagainya. Dan juga, kami memiliki kemampuan untuk memproduksinya jika diperlukan.”

Presiden Pusat Pengembangan Taiwan untuk Bioteknologi mencatat, bahwa banyak anggota tim manajemen Presiden Pusat Pengembangan Taiwan untuk Bioteknologi, memegang gelar dari universitas AS dan Taiwan, menyatakan kuatnya interaksi ilmiah dan akademik berarti ilmuwan Taiwan dan AS berbagi bahasa dan filosofi yang sama.

Ia mengatakan, pihaknya berbagi filosofi yang sama dengan orang-orang di Amerika Serikat karena mereka berpendidikan tinggi. Sedangkan, proses berpikir mereka, cukup banyak  sejalan dengan para ilmuwan atau akademisi di Amerika Serikat. 

“Jadi, ketika kami bertukar informasi, kami tahu persis, ketika kami mengatakan ‘A,’ yang kami maksud adalah ‘A,’ dan anda mendengar ‘A’ secara harfiah … ketika kami mencoba melakukan sesuatu dan mencoba menemukan kolaborator di Amerika Serikat, menjadi sangat mudah karena kami berkomunikasi, kami berbicara dalam bahasa yang sama,” ujarnya. 

Wakil Presiden Pusat Pengembangan Taiwan untuk Bioteknologi, Chang Chi-feng mengatakan kepada The Epoch Times, selain vaksin-vaksin, pemeliharaan hak asasi manusia selama pandemi adalah sebuah  topik diskusi yang penting selama Forum Bioteknologi Taiwan.

“Rakyat Taiwan, saya pikir kami menekankan hak asasi manusia,” kata Chang Chi-feng. Pernyataan tersebut menunjuk pada presentasi forum yang dijadwalkan oleh seorang profesor hukum Taiwan yang membahas “pendekatan yang berpusat pada hak asasi manusia untuk kendali pandemi.”

Menyusul dimulainya pandemi pada tahun 2020, Taiwan mampu menjaga sekolah dan bisnis terbuka sementara juga menerapkan  langkah-langkah pertahanan pandemi secara efektif, yang menghasilkan kinerja ekonomi yang kuat. Taiwan mencapai pertumbuhan Produk Domestik Bruto tahunan hampir 3 persen dalam tahun  2020, lebih tinggi dari Produk Domestik Bruto tahunan Tiongkok untuk pertama kalinya dalam tiga dekade.

“Tujuan Taiwan untuk pandemi ini adalah menjaga pertumbuhan ekonomi tetap stabil, Taiwan menjadi sangat baik [secara ekonomi] pada tahun lalu, karena kami menjaga semuanya tetap normal, semuanya stabil,“ kata Chang Chi-feng. 

Lebih dari setahun kemudian dan dengan kedatangan varian Inggris, pemerintah Taiwan untuk pertama kalinya memutuskan untuk menutup semua  sekolah dan memperkenalkan pembatasan-pembatasan lainnya. 

Taiwan juga mengatakan bahwa hal tersebut tidak direncanakan untuk menerapkan  karantina total, tetapi sebaliknya akan menyesuaikan pengetatan pembatasan sesuai kebutuhan.

Wu Chung-hsiun menyatakan, berbagi keahliannya dalam tatalaksana pandemi adalah salah satu cara  di mana Taiwan dapat terus berkontribusi pada komunitas global.

“Kemampuan nasional kami, sebenarnya kami dapat berkontribusi banyak, Taiwan berpengalaman dalam memerangi pandemi. Taiwan dapat membantu,” ujar Wu Chung-hsiun. (Vv)