NTD
Hampir seratus titik kebakaran hutan terjadi di Turki selatan dalam beberapa hari terakhir. Kebakaran hebat itu menewaskan 6 orang. Banyak turis yang dievakuasi. Bahkan ribuan penduduk menyelamatkan diri dengan tergesa-gesa. Karena kebakaran hutan terjadi di kota berbeda pada saat yang sama, pihak berwenang sedang menyelidiki penyebabnya.
Daerah Mediterania dan Aegean di Turki terletak di daerah yang kering di musim panas, dan sering terjadi kebakaran hutan. Menurut analisis satelit dari Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus Uni Eropa, intensitas hot spot dalam beberapa hari terakhir tidak normal hingga 20 gigawatt atau empat kali lipat nilai tertinggi harian sebelumnya. Ilmuwan Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus Uni Eropa, Mark Parrington mengatakan bahwa “angka ini telah melampaui skala selama 19 tahun terakhir.”
Anadolu Agency melaporkan bahwa sejak 28 Juli, telah terjadi 98 kebakaran hutan di negara itu, yang sebagian besar terjadi di wilayah selatan. Pihak berwenang mengerahkan 3 pesawat, 9 drone, 38 helikopter, 680 truk pemadam kebakaran dan 4.000 orang untuk memadamkan kobaran api. Pihak Rusia juga baru-baru ini mengirim pesawat amfibi jet Be-200 untuk membantu memadamkan kebakaran hutan.
Kebakaran hutan telah menewaskan 6 orang, di mana 88 titik kebakaran telah dikendalikan. Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca menyatakan bahwa 400 orang yang terkena dampak kebakaran di Manavgat telah dipulangkan dan 10 orang masih menerima perawatan.
Sebanyak 159 orang di Marmaris telah dikirim ke rumah sakit, termasuk seorang pasien yang mengalami luka bakar masih dalam perawatan. Kebakaran hutan di provinsi selatan Hatay telah menyebar ke daerah padat penduduk, tetapi kobaran api tampaknya dapat dikendalikan.
Peternak yang terkena kebakaran mengatakan bahwa pemandangan itu sangat tidak normal, seperti neraka : “Semua milik saya terbakar, termasuk semua ternak,” dan bahkan saya hampir mati dalam kebakaran.”
Pada 31 Juli, kebakaran hutan terjadi di pegunungan Bodrum, sebuah resort Turki, membuat banyak turis ketakutan, dan beberapa hotel mengevakuasi tamu mereka. Di Laut Aegea, wisatawan bergegas naik kapal untuk berlindung.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada 30 Juli: “Meskipun kebakaran ini terjadi di lokasi yang berbeda, terjadi hampir bersamaan, dari Manavgat ke Mamaris dan Bodrum. Ini tidak dapat diabaikan.”
Erdogan naik helikopter untuk menginvestigasi bencana dan mengatakan di Manavgat bahwa pihak berwenang tidak berniat mempolitisasi insiden itu, “tetapi mereka juga akan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya sabotase.”
Pihak berwenang sedang menyelidiki penyebab kebakaran hutan di berbagai kota, dan Partai Pekerja Kurdi (PKK) tidak dapat dikesampingkan. Menteri Pertanian dan Kehutanan Turki, Bekir Pakdemirli mengatakan kebakaran yang terjadi serentak di berbagai lokasi tanpa tiupan angin, membuat masyarakat ragu apakah itu sebagai aksi terorisme.
Perusahaan radio dan televisi Turki, TRT World mengatakan bahwa PKK telah membakar hutan di masa lalu.
PKK, yang diakui sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa (UE), berupaya mendirikan negara Kurdi yang merdeka. Mereka telah melakukan pemberontakan berdarah di beberapa bagian Turki selama lebih dari 30 tahun. (hui)