Xiao Jing
Laporan media Inggris, beberapa hari setelah Taliban mengambil alih pemerintah Afghanistan, para pemimpin dua faksi yang bersaing terlibat bentrok di Istana Presiden, ibu kota Kabul. Namun demikian, pihak Taliban membantah kabar tersebut.
MenurutĀ laporanĀ BBC Pashto pada Rabu 15 September, seorang pejabat senior Taliban mengungkapkan bahwa fokus konflik adalah siapa yang memberikan kontribusi paling besar terhadap perebutan kekuasaan Taliban di Afghanistan, dan wakil perdana menteri yang baru. Adapun, Mullah Abdul Ghani Baradar tidak puas dengan distribusi kekuasaan pemerintahan sementara. Sehingga menyebabkan, pendukung dua faksi yang bertikaiĀ bentrok di Istana Kepresidenan.
Seorang anggota senior Taliban yang berbasis di Qatar dan seseorang yang berhubungan dengan pihak yang terlibat, juga mengonfirmasi bahwa ada konflik di internal Taliban akhir pekan lalu.
Sumber Taliban lainnya mengatakan kepada BBC, bahwa Baradar memiliki konfrontasi verbal yang kuat dengan Khalil ur-Rahman Haqqani, Menteri Urusan Pengungsi dan pendiri jaringan organisasi bersenjata Haqqani. Pada saat yang sama, para pendukung mereka juga bertengkar di dekatnya.
Baradar percaya bahwa fokusnya harus pada kegiatan diplomatik yang dipusatkan padanya; sementara Haqqani percaya merebut kekuasaan Afghanistan dicapai melalui pertempuran.
“Jaringan Haqqani” selalu dituduh melakukan serangkaian serangan kekerasan terhadap tentara Afghanistan dan sekutu Baratnya (pasukan AS dan NATO) di Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk serangan tahun 2011 terhadap kedutaan AS di Kabul. Organisasi tersebut ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat. Pemimpinnya, Sirajuddin Haqqani, adalah menteri dalam negeri pemerintah baru.
Baradar menghilang dari muka publik tak lama setelah konflik pecah. Ada spekulasi di media sosial bahwa dia mungkin sudah tewas. Tetapi, sumber-sumber Taliban mengatakan kepada BBC, bahwa Baradar meninggalkan Kabul setelah pertengkaran itu dan pergi ke Kandahar.
Dalam rekaman yang diduga Baradar dirilis pada Senin 13 September, Baradar mengklaim bahwa dia hanya “berjalan-jalan.” Namun demikian, keaslian rekaman ini belum terbukti.
Para pejabat Taliban bersikeras mengatakan “tidak ada konflik,” dan menekankanĀ Baradar tetap aman. Namun demikian, dalam pernyataan resminya, klaim kontradiktif muncul.
Seorang juru bicara Taliban mengatakan, Baradar pergi ke Kandahar untuk bertemu dengan pemimpin tertinggi Taliban. Akan tetapi, kemudian mengatakan kepada BBC bahwa dia “lelah dan ingin istirahat.”
Banyak rakyat Afghanistan percaya bahwa mereka memiliki alasan yang baik untuk meragukan klaim resmi Taliban. Pada tahun 2015, organisasi itu mengaku menutupi kematian pemimpinnya, Mullah Omar, selama lebih dari dua tahun.Ā Sementara itu,Ā Taliban masih terus membuat pernyataan atas namanya. (hui)