Li Yan
Komunis Tiongkok terlibat dalam ekspansi militer, dan negara-negara lain sedang memperhatikannya. Perlombaan senjata Indo-Pasifik tampaknya semakin intensif, dan daftar sistem pertahanannya meningkat pesat
Australia
Pada tanggal 15 September, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia mengumumkan pembentukan aliansi keamanan baru, AUKUS. Amerika Serikat dan Inggris akan membantu Australia membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir.
Hanya butuh setengah tahun dari pihak Australia awal menanyakan, apakah Inggris dan Amerika Serikat dapat membantu mereka membangun kapal selam bertenaga nuklir hingga formasi akhir AUKUS. Amerika Serikat sebelumnya hanya berbagi teknologi propulsi nuklir dengan Inggris, dan Australia menjadi negara kedua yang akan memiliki teknologi kapal selam nuklir AS.
Lima tahun lalu, Australia dan Prancis mencapai kontrak senilai 40 miliar dolar AS dan setuju untuk membeli 12 kapal selam diesel-listrik Barracuda dari Prancis. Namun, Australia percaya bahwa kapal selam semacam itu tidak cukup untuk menahan ancaman dari Komunis Tiongkok.
Australia juga akan memperkuat kemampuan serangan jarak jauhnya, menempatkan rudal jelajah Tomahawk di kapal perusak angkatan lautnya, dan melengkapi jet F/A-18 Hornet dan F-35A Lightning II dengan rudal udara-ke-darat.
Selain itu, Australia juga akan mengerahkan rudal anti kapal jarak jauh (LRASM) pada jet tempur F/A-18F Super Hornet. Pada saat yang sama, peralatan tentaranya akan dimasukkan ke dalam sistem peluru kendali yang dapat secara akurat menyerang dalam jarak lebih dari 400 kilometer.
Menurut perjanjian keamanan trilateral AUKUS, negara itu juga akan bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mengembangkan sistem rudal hipersonik.
Selain itu, Departemen Luar Negeri AS menyetujui daftar penjualan senjata senilai US$3,5 miliar pada bulan Juni, yang diharapkan dapat menjual 29 helikopter serang Apache AH-64E yang diproduksi oleh Boeing ke Australia.
Taiwan
Pada tahun lalu, pasukan militer Komunis Tiongkok semakin sering muncul di daerah sekitar Taiwan.
Taiwan mengumumkan rencana pada Jumat 17 September, untuk menginvestasikan 240 miliar Yuan Taiwan atau US$8,69 miliar dalam lima tahun ke depan. Tujuannya untuk meningkatkan sistem senjatanya sebagai respon atas “ancaman serius” dari Komunis Tiongkok.
Pengeluaran khusus ini ditingkatkan berdasarkan anggaran militer tahunan Taiwan tahun 2022. Anggaran akan meningkat 4% tahun depan ke rekor 15,1 miliar dolar AS. Setelah RUU disahkan, pengeluaran baru akan digunakan untuk membeli rudal canggih, kapal angkatan laut berkinerja tinggi, dan sistem senjata kapal perang yang ada.
Rencananya akan mencakup rudal baru, versi upgrade dari rudal jelajah Hsiung Feng. Media Taiwan mengatakan jangkauannya bisa mencapai 1.200 kilometer.
Pada saat yang sama, untuk menunjukkan strategi pertahanan nasional, Taiwan juga terus-menerus membeli persenjataan dari Washington. Tujuannya untuk mewujudkan proses modernisasi tentara nasional yang sangat canggih dan sulit untuk diserang.
Pada tahun 2020, pemerintah AS menyetujui penjualan 100 set Harpoon Coastal Defense Systems buatan Boeing, tiga sistem senjata termasuk rudal, sensor dan artileri, dan empat drone udara canggih dengan nilai total sekitar USD. 5 miliar.
Bulan lalu, Washington lebih lanjut menyetujui penjualan 40 set sistem meriam howitzer ke Taiwan, senilai hingga 750 juta dolar AS.
Korea Selatan
Kantor Berita Yonhap melaporkan pada Selasa 7 September, bahwa Korea Selatan berhasil menguji rudal balistik dari kapal selam, menjadi negara non-nuklir pertama yang mengembangkan sistem tersebut dan negara kedelapan di dunia yang memiliki senjata semacam itu.
Rudal yang diluncurkan dari kapal selam ini dianggap sebagai varian dari rudal balistik Hyunmoo-2B negara tersebut, dengan kode nama “Hyunmoo 4-4”. Negara itu mengembangkan rudal ini tahun lalu dengan jangkauan 800 kilometer dan muatan 2 ton.
Korea Selatan juga mengumumkan rudal baru lainnya, termasuk rudal jelajah supersonik yang akan segera dikerahkan.
Negara ini juga bekerja keras untuk mengembangkan mesin roket berbahan bakar padat dan berhasil melakukan uji peluncuran pada Juli. Ini adalah bagian dari program satelit mata-mata yang akan diluncurkan pada akhir 2020-an.
Dalam rencana jangka menengah yang dirilis pada tahun 2020, Kementerian Pertahanan Korea Selatan merinci proposalnya untuk membangun tiga kapal selam. Para pejabat mengatakan bahwa dua dari kapal, dengan bobot 3.000 ton dan 3.600 ton, akan menggunakan mesin diesel. Akan tetapi, mereka menolak untuk mengatakan sistem tenaga apa yang akan digunakan kapal selam berbobot 4.000 ton.
Selama kampanye, Presiden Moon Jae-in berjanji untuk membangun kapal selam nuklir.
Jepang
Negara matahari terbit ini telah menginvestasikan jutaan dolar dalam pengembangan senjata jarak jauh yang diluncurkan dari udara. Pada saat yang sama, rudal anti-kapal tipe baru juga sedang dikembangkan, rudal Tipe 12, dengan perkiraan jangkauan 1.000 kilometer.
Selain penelitian dan pengembangannya sendiri, Jepang juga menghabiskan banyak uang untuk membeli sistem senjata canggih dari sekutunya.
Pada tahun 2020, Departemen Luar Negeri AS mengizinkan Jepang untuk membeli 105 jet tempur Lockheed F-35 dengan perkiraan biaya $23 miliar.
Pada tanggal 9 September, Pasukan Bela Diri Darat Jepang mengumumkan bahwa mereka akan menggelar latihan militer skala besar selama 28 tahun. Dari 15 September hingga akhir November, sekitar 100.000 tentara akan dikerahkan untuk latihan lapangan. Media Jepang menunjukkan bahwa, langkah ini ditujukan untuk memperkuat kemampuan pertahanan dalam merespon intensnya aktivitas maritim Komunis Tiongkok.
Komunis Tiongkok
Reuters melaporkan bahwa Komunis Tiongkok memproduksi DF-26 secara massal, sistem senjata multiguna yang dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir dan memiliki jangkauan hingga 4.000 kilometer.
Pada parade militer tahun 2019, Komunis Tiongkok juga mengumumkan pesawat tanpa awak baru, rudal antarbenua dan rudal hipersonik yang terus ditingkatkan, ditujukan untuk kapal induk dan pangkalan yang mendukung pasukan militer AS di Asia.
Rudal hipersonik Komunis Tiongkok, DF-17, secara teoritis dapat melaju dengan kecepatan beberapa kali kecepatan suara.
Selain itu, Komunis Tiongkok juga memiliki rudal balistik antarbenua DF-41, yang merupakan tulang punggung kekuatan pencegah nuklirnya dan dapat membawa banyak hulu ledak melawan Amerika Serikat.
Selain gangguan dan eskalasi yang terus menerus meningkat, Komunis Tiongkok juga terus meningkatkan serangkaian invasi ke Kepulauan Senkaku. Sehingga menyebabkan keprihatinan mendalam dan meningkatkan pertahanan terukur dari Jepang. (Hui)