Korea Utara Masih Gencar Meluncurkan Rudal Pada September, Apa Sebenarnya yang Diinginkan Kim Jong-un?

Li Lan

Media pemerintah Korea Utara melaporkan pada 1 Oktober bahwa pihak berwenang telah menguji rudal pertahanan udara jenis baru sehari sebelumnya. Kim Jong-un baru saja menyatakan kesediaannya untuk melanjutkan hotline hubungan antar-Korea pada awal Oktober. Apa arti sinyal kontradiktif ini, simak berita selengkapnya .

Korea Utara mengklaim berhasil menguji coba rudal hipersonik “Mars 8” pada 28 September. Pada 30 September, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken  mengkritik tindakan Korea Utara karena “meningkatkan ketidakstabilan dan ketidakamanan”. Ini adalah keempat kalinya Korea Utara menggelar uji coba rudal dalam sebulan terakhir.

Dalam celah antara dua uji coba rudal Korea Utara baru-baru ini, Kim Jong Un menyatakan kesediaannya untuk memulihkan hotline antar-Korea pada awal Oktober. Namun, Wakil Juru Bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan Cha Duk-chul mengatakan pada Jumat 1 Oktober,  bahwa pihak Korea Selatan telah menelepon hotline di pagi hari, tetapi pihak Korea Utara masih menolak untuk menjawab panggilan tersebut.

Hal tersebut juga ditanggapi oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat menghadiri acara hari itu.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in: “Pemerintah dan militer akan menanggapi dengan keras setiap tindakan yang mengancam kehidupan rakyat kami.”

Mengenai sinyal kontradiktif yang dikeluarkan oleh Korea Utara, analisis percaya bahwa Kim Jong-un masih memainkan trik lama dan berharap untuk mendapatkan perhatian masyarakat internasional.

Komentator Tang Jingyuan mengatakan, “Peluncuran rudal Korea Utara kemungkinan merupakan kelanjutan dari demonstrasi sebelumnya dan strategi pemerasan, yaitu menggunakan rudal untuk menciptakan ketegangan dan kemudian melepaskan apa yang disebut niat baik untuk meningkatkan hubungan. Tujuannya adalah untuk membangkitkan perhatian Amerika, Korea Selatan dan bahkan Jepang.  Kemudian Kim Jong-un dapat mengajukan apa yang disebut kondisi untuk meningkatkan hubungan. Ini terkait erat dengan kesulitan ekonomi secara serius yang dihadapi Korea Utara saat ini.”

Pada 1 Oktober, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat tertutup, karena uji coba rudal Korea Utara baru-baru ini. Akan tetapi karena halangan dari Komunis Tiongkok, tidak ada pernyataan bersama yang dikeluarkan. (hui)