Jin Shi – NTD
Presiden Republik Tiongkok Tsai Ing-wen baru-baru ini menerima wawancara eksklusif dengan media AS. Ia mengonfirmasi untuk pertama kalinya ada pasukan AS yang aktif di Taiwan. Dia juga menyatakan bahwa dia bersedia untuk “duduk dan berbicara” dengan Xi Jinping
CNN menyiarkan wawancara dengan Presiden Republik Tiongkok Tsai Ing-wen pada Rabu 27 Oktober. Ini merupakan wawancara pertama Tsai Ing-wen dengan media asing setelah terpilih kembali pada tahun 2020.
Dua poin yang disebutkan oleh Tsai Ing-wen dalam wawancara tersebut secara khusus telah menarik perhatian dunia luar. Salah satunya adalah dia mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa ada pasukan AS di Taiwan yang membantu pelatihan militer Taiwan. Ini adalah pertama kalinya sejak penarikan pasukan AS yang ditempatkan di Taiwan pada tahun 1979.Â
Reporter CNN bertanya: “Berapa banyak anggota militer AS yang saat ini dikerahkan di Taiwan?”
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen: “Tidak sebanyak yang Anda pikirkan.”
Topik sensitif terkait “penempatan militer AS di Taiwan” telah diungkapkan oleh media sejak Oktober tahun ini .Sebelum ini, para pejabat Taiwan tidak menonjolkan diri.
Pada 25 Oktober, Presiden AS Biden menyatakan di sebuah program TV bahwa jika Taiwan diserang oleh Komunis Tiongkok, Amerika Serikat akan membela Taiwan.
Komentator Tang Jingyuan menilai “perkataan Tsai Ing-wen tidak diragukan lagi menggemakan Biden. Yang kedua adalah bahwa Tsai Ing-wen mengirimkan sinyal yang sangat jelas kepada komunitas internasional melalui metode seperti itu: Amerika Serikat akan membantu Taiwan dan membela Taiwan.Ttidak hanya verbal, tetapi juga tindakan dan penyebaran.”
Aspek lain dari wawancara Tsai Ing-wen yang patut mendapat perhatian adalah bahwa Tsai Ing-wen mengatakan bahwa dia bersedia untuk “duduk dan berbicara” dengan Presiden Komunis Tiongkok Xi Jinping untuk menghindari kesalahpahaman dan salah penilaian.
Jadi, apakah ada kemungkinan”pertemuan Tsai dan Xi” di masa depan? Tang Jingyuan mengatakan bahwa mengingat situasi saat ini di Selat Taiwan, dia tidak optimis tentang hal ini.
Pasalnya, Komunis Tiongkok sendiri menyebut prinsip “Satu Tiongkok”, mereka sebenarnya telah meniadakan status negosiasi timbal balik dengan pemerintah Taiwan. Meskipun Tsai Ing-wen telah merilis niat baik secara relatif rasional. Namun, dari perspektif otoritas Komunis Tiongkok, mereka tidak mungkin menerima pertemuan seperti itu.”
Baru-baru ini, ketika ketegangan antara kedua sisi Selat Taiwan meningkat, hubungan antara Amerika Serikat dan Taiwan terus semakin dalam. Pada hari Rabu 27 Oktober, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menyatakan mendukung partisipasi Taiwan dalam sistem PBB. Mengenai hal ini, Tsai Ing-wen mengatakan: Taiwan ingin menjadi bagian dari sistem PBB, “dan Tiongkok juga memiliki argumennya sendiri, dan ini harus dinilai oleh komunitas internasional.”
Dalam hal pertahanan, Tsai Ing-wen mengatakan bahwa selama dua tahun sisa masa jabatannya, ia akan mempercepat modernisasi militer Taiwan.
Pada bulan Agustus tahun ini, Taiwan mengumumkan bahwa mereka akan menghabiskan 1,4 miliar dolar AS untuk membeli pesawat tempur baru. Selain itu, dunia luar memperkirakan pesawat tempur F-16 Amerika adalah yang lebih baik. Pada bulan Desember tahun lalu, militer Taiwan telah mulai secara mandiri membangun armada kapal selam yang terdiri dari delapan kapal selam.
Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan pada Kamis 28 Oktober bahwa militer Taiwan dan militer AS sering bertukar pikiran, tetapi pertahanan negara masih bergantung pada diri sendiri.
“Untuk negara sahabat lainnya atau tim mana pun yang dapat membantu kami, kami optimis (keberhasilannya), tetapi kami tidak bisa hanya mengandalkan (yang lain),” ujarnya. (hui)