oleh Xiao Jing
Situs web berita AS ‘Axios’ baru-baru ini mengutip informasi yang disampaikan oleh 5 orang pejabat Israel memberitakan bahwa Israel, Yordania dan Uni Emirat Arab diperkirakan akan menandatangani pada Senin (22/11/2021) sebuah perjanjian kerjasama untuk membangun sebuah ladang pembangkit listrik bertenaga surya di gurun Yordania.
Menurut laporan itu, ini adalah proyek kerjasama regional terbesar yang pernah ada antara Israel dan negara tetangganya. Rencana tersebut menghendaki UEA membangun ladang pembangkit listrik bertenaga surya untuk kebutuhan Israel, dan Israel akan membangun pabrik desalinasi (pengawagaraman air laut) di pantai Mediterania untuk memasok air tawar bersih bagi Yordania.
Transaksi ini didasarkan pada “Perjanjian Perdamaian Israel-Arab” (Abraham Accords).
Diharapkan Menteri Energi Israel Karine Elharrar, Menteri Air Yordania Raed Abu Al-Saud, dan Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah Bin Zayed akan bertemu di Dubai untuk menandatangani perjanjian kerjasama tersebut pada 22 November mendatang. Pada saat itu, Utusan Iklim AS John Kerry juga akan menghadiri acara penandatanganan.
Kesepakatan tersebut merupakan hasil pembicaraan rahasia antara pemerintah ketiga negara dan juga akan memperkuat kemitraan strategis antara Israel dan Yordania. Rincian akhir dari perjanjian baru diselesaikan pada 16 November.
Menurut laporan itu, proyek tersebut awalnya diusulkan oleh organisasi non-pemerintah EcoPeace Middle East, yang berdasarkan adanya kebutuhan energi terbarukan di Israel tetapi tidak memiliki lahan untuk membangun ladang tenaga surya berskala besar, sementara Yordania memiliki tanah yang luas, tetapi kekurangan sumber air bersih, sedangkan pabrik desalinasi hanya dapat dibangun di daerah selatan yang terpencil dari negara itu, sementara garis pantai Israel lebih dekat ke pusat populasi besar Yordania.
Ladang untuk pembangkit listrik bertenaga surya akan dibangun oleh Perusahaan Energi Terbarukan Masdar yang dimiliki oleh pemerintah UEA, yang rencananya akan digunakan sebelum tahun 2026.
Pada tahun 2030 nanti, pembangkit listrik tersebut diharapkan mampu memberi Israel 2% energi, sedangkan Israel perlu membayar USD. 180 juta per tahunnya kepada pemerintah Yordania dan perusahaan UEA.
Perjanjian tersebut juga menyebutkan bahwa Yordania berencana untuk membeli hingga dua kali lipat jumlah air bersih dari pabrik desalinasi Israel dan dari fasilitas yang sudah ada. (sin)