Detektor Logam Temukan Belati Romawi Berusia 2.000 Tahun dari Medan Pertempuran Zaman Kuno

Michael Wing

Arkeolog amatir Lucas Schmid membawa detektor logamnya ke sebuah bukit kecil di samping ngarai sungai dekat desa pegunungan Tiefencastel, Swiss. Ia kemudian memeriksa padang rumput yang dulunya pernah menjadi sebagai medan pertempuran zaman kuno. Dia langsung menemukan belati Romawi dari dalam tanah selama penggalian.

Rumor mengatakan pertempuran  antara Romawi dan kaum Rhaetian meletus di lokasi itu sekitar 2.000 tahun lalu—karena penggalian arkeologi pada tahun 2003 telah menghasilkan jejak tentara Romawi kuno di dekatnya.

Namun demikian, Schmidt mempunyai firasat dari lokasi temuan belati yang diperkirakan belum dibersihkan dengan cermat dari artefak kuno. Dia mulai mensurvei daerah itu pada 2018; dan setahun kemudian, pada musim semi 2019, detektor logamnya menangkap sinyal dari atas bukit itu.

Arkeolog amatir Lucas Schmid menjelajahi lanskap untuk mencari artefak di dekat desa pegunungan Tiefencastel, Swiss. (Courtesy of Peter-Andrew Schwarz, Universitas Basel)

Dengan asumsi adanya keberadaan sebuah benda logam kecil ,  Schmid menyadari  sesuatu yang jauh lebih besar terkubur lebih dalam di bawah tanah. Dari kedalaman 12 inci, ia menggali belati Romawi berornamen dengan pegangan berbentuk salib dan tatahan serta perhiasan kuningan dan perak yang indah.

Penemuan belati Romawi oleh Schmid  yang memimpin tim arkeolog pada September tahun ini sebagai penjelajahan wilayah  di kanton Graubünden Tenggara — di mana mereka menemukan ratusan artefak lainnya, setelah medan pertempuran kuno, yang tersebar di wilayah 370.000 kaki persegi. 

Dikutip dari Livescience, penggalian berakhir pada akhir bulan, menemukan koin Romawi, katapel timah “peluru,” mata panah, ujung tombak, potongan perisai dan alat pertahanan lainnya, dan hobnail dari sandal bersol Romawi yang disebut dengan nama “caligae.”

Adapun belati Romawi yang ditemukan oleh Schmid, para peneliti percaya  mungkin  dikubur oleh legiun Romawi sebagai persembahan terima kasih karena menang dalam peperangan. Artefak tersebut kini dimiliki oleh Archäologischen Dienst Graubünden (ADG), sesuai dengan Undang-Undang Swiss.  Saat ini sedang dilestarikan dan dievaluasi secara ilmiah.

(Courtesy of Archaeological Service Graubünden via Peter-Andrew Schwarz)

“Bukan hanya objek individu yang luar biasa seperti belati (pugio) yang menarik, tetapi juga sejumlah besar dan komposisi objek yang ditemukan,” kata anggota tim studi dan arkeolog dari Universitas Basel, Peter-Andrew Schwarz kepada Live Science melalui email.

Dia mencatat bahwa peluru ketapel ditandai dengan huruf yang menunjukkan legiun Romawi yang membuatnya. Selain itu, hobnail dan senjata lainnya yang ditemukan tampaknya buatan Romawi. Fragmen tertentu dari pedang, perisai, dan ujung tombak, dinilai sebagai  peralatan dari lawannya kaum Rhaetian.

Kaum Rhaetian adalah konfederasi suku Alpine yang terkait dengan Etruria. Mereka mendiami Italia sebelum berdirinya Roma. Beberapa orang Rhaetian menolak ekspansi Romawi ke wilayah pegunungan mereka, dan  menunjukkan terjadinya bentrokan bersenjata  antara tahun 50 dan 30 SM, kata arkeolog Thomas Reitmaier, selaku direktur ADG seperti yang dilaporkan Live Science.

Arkeolog amatir Lucas Schmid menjelajahi lanskap untuk mencari artefak di dekat desa pegunungan Tiefencastel, Swiss. (Courtesy of Peter-Andrew Schwarz, Universitas Basel)

Diyakini Temuan di dekat Tiefencastel dapat mengacu pada saat ini, tetapi ada kemungkinan lainnya yakni bentrokan mungkin terjadi kemudian—pada tahun 15 SM, ketika Kaisar Romawi Augustus memulai kampanye militer di Pegunungan Alpen yang akhirnya menaklukkan Rhaetian.

“Kerja lapangan akan berlanjut tahun depan, dan kami berasumsi ada lebih banyak koin atau penemuan lainnya akan terungkap yang memungkinkan penanggalan yang lebih tepat,” kata Schwarz.

Adapun Schmid—yang bekerja sebagai arkeolog secara sukarela, dan berkontribusi selama 70 hari dengan penggalian ADG—ia akan bertransisi ke bidang yang berbeda; sebagai mantan mahasiswa kedokteran gigi yang baru-baru ini memenuhi syarat sebagai dokter gigi, rencana masa depannya tidak akan sepenuhnya melibatkan penggunaan detektor logam. (asr)