Zhang Ting
Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan melaporkan pada Minggu 23 Januari bahwa Partai Komunis Tiongkok mengirim puluhan unit pesawat pada hari itu di tengah meningkatnya ketegangan baru-baru di seluruh selat Taiwan. Pesawat militer tersebut menyusup ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara Barat Daya Taiwan.
Menurut informasi yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan pada Minggu 23 Januari, militer Tiongkok mengirim total 39 pesawat militer pada hari itu, termasuk 10 unit pesawat J-10, 24 unit J-16, 1 unit H-6, 2 unit penanggulangan komunikasi Yun-9 dan 2 unit Pesawat pengintai listrik Jiayun-8.
Menurut peta yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, pesawat militer itu terbang di daerah timur laut Dongsha. Taiwan mengirim pesawat tempur untuk memperingatkan pesawat militer Tiongkok, mengerahkan sistem rudal anti-pesawat untuk memantau mereka, dan menggunakan penyiaran untuk mengusir pesawat-pesawat itu.
Kini, parta Komunis Tiongkok terus meningkatkan tekanan militer dan politik pada Taiwan untuk menerima klaim kedaulatannya. Pemerintah Taiwan menyatakan keinginannya untuk perdamaian, tetapi tidak akan ragu untuk membela diri jika diserang.
Belum jelas apa motivasi pesawat militer Tiongkok itu mengganggu Taiwan kali ini.
Partai Komunis Tiongkok sering mengirimkan pesawat militer untuk mengganggu Taiwan, ketika pejabat tinggi asing mengunjungi Taiwan atau pada tanggal-tanggal penting tertentu. Partai Komunis Tiongkok mengirim total hampir 150 pesawat militer untuk menyusup ke zona identifikasi pertahanan udara di Taiwan selatan dan barat daya dalam empat hari berturut-turut mulai 1 Oktober 2021.
Taiwan telah melaporkan pesawat militer Tiongkok terbang di wilayah udara yang sama, terjadi hampir setiap hari sejak itu, tetapi pada hari Minggu itu terlihat jumlah pesawat militer terbesar dalam sehari sejak Oktober 2021.
Taiwan menyebut kegiatan militer partai Komunis Tiongkok yang berulang di dekat Taiwan sebagai perang “zona abu-abu”. Tujuannya tidak hanya untuk berulang kali menghabiskan kekuatan militer Taiwan, tetapi juga untuk menguji respon Taiwan.
Laporan Pertahanan Nasional Taiwan yang dirilis pada November 2021 menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, partai Komunis Tiongkok sering menggunakan ancaman “zona abu-abu” terhadap Taiwan dalam berbagai cara, yang dapat dibagi menjadi sarana militer dan pulau non-militer. Insiden yang terakhir termasuk speedboat bertabrakan dengan patroli pantai Taiwan serta kapal penarik pasir yang beroperasi secara ilegal di perairan sekitar Taiwan.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa metode seperti itu seringkali ambigu dan tidak memenuhi ambang perang, dan menggunakan taktik untuk secara bertahap meningkatkan ancaman.
Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan pada saat itu, ia akan secara aktif membangun persenjataan dan mempersiapkan perang, dan memprioritaskan peningkatan kekuatan tempur. Bahkan, terus memperkuat efektivitas operasi bersama, dan pada saat yang sama mempromosikan reformasi cadangan serta memobilisasi untuk membangun kekuatan yang multi fungsi, dan cepat. Pertahanan nasional yang kuat bisa menghalangi musuh, agar tidak berani menyerang. (Hui)