Li Mei dan Lin Mingdi – NTD
Tak termasuk daratan Tiongkok, lebih dari 359 juta orang di seluruh dunia didiagnosis dengan COVID-19, dan sekitar 5,61 juta orang meninggal dunia pada Rabu (26/1/2022).
Penyebaran Omicron telah mencapai puncaknya di Eropa, di mana Uni Eropa menyarankan perjalanan antar negara anggota tanpa isolasi atau pengujian. Austria memiliki lebih dari 30.000 kasus yang dikonfirmasi dalam sehari, dan pihak berwenang telah mencabut pembatasan pada mereka yang belum divaksin.
Austria menambahkan lebih dari 30.000 orang pada Rabu 26 Januari, yang menjadi rekor. Namun demikian, penerimaan rumah sakit di bangsal umum dan unit perawatan intensif telah menurun.
Kanselir Austria Austria Karl Nehammer mengumumkan bahwa pembatasan penguncian bagi orang-orang yang belum sepenuhnya divaksinasi akan dicabut mulai Senin 31 Januari.
“Atas dasar ini, pembatasan pada orang yang tidak divaksinasi akan berakhir Senin depan,” ujarnya.
Menteri Kesehatan Austria, Wolfgang Mueckstein mengatakan jumlah kasus akan memuncak antara 35.000 dan 40.000 dalam dua minggu ke depan.
Uni Eropa mengatakan pada Selasa 25 Januari, bahwa mereka merekomendasikan orang yang telah divaksinasi atau pulih dari virus dalam sembilan bulan terakhir, harus bebas dari pembatasan seperti isolasi atau testing ketika bepergian antara 27 negara anggota Uni Eropa, mengingat tingkat vaksinasi penuh 70%.
Wakil Presiden Komisi Eropa, Sergei Szefkovic mengatakan: “Kita harus beralih ke pendekatan yang berpusat pada orang, yang berarti bagaimana melindungi diri kita sendiri sebagai individu dari kemungkinan infeksi, bukan secara nasional atau regional.”
Usulan tersebut akan berlaku efektif pada 1 Februari, tidak memiliki kekuatan hukum.
Penyebaran Omicron mencapai puncaknya di berbagai negara Eropa. Prancis menambahkan 501.000 kasus dalam sehari, Rusia 74.000 kasus, dan Jerman 164.000 kasus. Semuanya mencapai level tertinggi baru. Inggris menambahkan 94.000 kasus, dan epidemi terus menurun.
Korea Selatan melaporkan 13.000 kasus diagnosis baru dalam sehari,yang menjadi rekor tertinggi terbaru.
Namun, pihak berwenang mengatakan mereka siap untuk menanggapi dan memperingatkan masyarakat untuk tidak khawatir dengan peningkatan jumlah kasus.
“Jumlah kasus akan meningkat, tetapi secara umum, sistem respons kami kuat dan dapat meminimalkan kerusakan. Saya menghimbau masyarakat untuk tidak takut hanya dengan melihat jumlah kasus,” kata Sun Young-rai, seorang pejabat di Kementerian Kesehatan Korea Selatan.
Korsel mulai menerapkan langkah-langkah baru, memperpendek masa karantina dari 10 hari menjadi 7 hari, memperluas rapid test, dan jika hasilnya positif akan menjalani tes PCR. (hui)