Chen Ting
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin yang mengatakan Amerika Serikat berjanji untuk membantu negara-negara Asia menghadapi rezim Tiongkok yang “lebih memaksa dan agresif”. Upaya itu diperlukan untuk mencegah terulangnya krisis Ukraina di Pasifik.
Berbicara di Dialog Shangri-La, konferensi keamanan terbesar di Asia, pada Sabtu 11 Juni, Menhan AS Lloyd Austin berusaha meyakinkan Indo-PasifikĀ adalah “jantung dari strategi keamanan nasional Amerika Serikat.”
Dalam pidatonya, Austin berulang kali membandingkan agresi Rusia dengan sikap Tiongkok yang semakin tegas.
Dia mengatakan AS akan tetap “sepenuhnya siap untuk mencegah dan mengalahkan agresi di masa depan”. Pasalnya, Beijing mengambil “pendekatan yang lebih koersif dan agresif” untuk klaim teritorial, meskipun diplomasi menjadi pilihan pertama.
Austin mengatakan invasi Rusia ke Ukraina adalah apa yang terjadi ketika penindas menginjak-injak aturan yang melindungi kita semua. Hal demikian disampaikannya kepada pejabat pertahanan dan keamanan di seluruh dunia. Apa yang terjadi ketika hak-hak tetangga mereka yang damai lebih penting. Hal ini menandakan dunia yang bisa menghadapi kekacauan dan ketidakstabilan, di mana kita semua tidak mau hidup dalam kondisi demikian.ā
Austin mengatakan kehadirannya saat ini karena tatanan internasional berbasis aturan sama pentingnya di Indo-Pasifik seperti di Eropa.
Menteri Pertahanan AS Austin berpidato di KTT Dialog Shangri-La pada 11 Juni 2022. (ROSLAN RAHMAN/AFP via Getty Images)
Austin mengatakan bahwa Beijing sedang menguji dasar komunitas internasional di Laut China Timur dan Laut China Selatan. Bahkan, menjadi semakin sebuah tirani dalam masalah perbatasan Tiongkok-India.
Austin mengatakan, Negara-negara Indo-Pasifik seharusnya tidak menghadapi intimidasi politik, paksaan ekonomi atau pelecehan oleh milisi maritim.
Austin berjanji bahwa Amerika Serikat akan terus memperkuat kemitraannya dengan negara-negara Asia dan mendukung sekutunya, termasuk Taiwan. Dia mengatakan kebijakan AS terhadap Taiwan menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo.
Sebelumnya, pejabat pertahanan dan intelijen AS percaya bahwa rezim Tiongkok sedang mempertimbangkan tanggapan AS terhadap Ukraina, tak lain untuk menentukan bagaimana mengambil tindakan yang lebih agresif terhadap Taiwan.
Purnawirawan jenderal bintang empat Amerika Serikat itu mengatakan, pihaknya melihat semakin banyak paksaan dari Beijing. AS juga menyaksikan peningkatan aktivitas militer yang provokatif dan tidak stabil di dekat Taiwan.
Ia juga dengan tegas mendukung prinsip bahwa perbedaan lintas selat harus diselesaikan melalui cara damai.
Jenderal Angkatan Darat AS itu juga menuturkan, Amerika Serikat akan terus memenuhi komitmennya di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan, termasuk membantu Taiwan dalam mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang memadai.
Selain itu, AS akan mempertahankan kemampuannya untuk melawan segala kekuatan dan paksaan lain yang membahayakan keamanan rakyat Taiwan dan sistem sosial ekonomi.Ā
Dia mengatakan bahwa menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan tidak hanya menyangkut kepentingan Amerika Serikat, tetapi juga menjadi masalah yang menjadi perhatian internasional.
Berbicara pada konferensi keamanan yang sama pada hari Jumat, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyarankan bahwa Jepang akan memainkan peran yang lebih besar dalam keamanan regional.
Kishida mengatakan ia memiliki rasa urgensi yang kuat bahwa Ukraina saat ini bisa menjadi Asia Timur masa depan.
Dalam sambutannya, Austin memaparkan situasi penguatan kerja sama dengan negara-negara Indo-Pasifik, termasuk kerja sama dengan Kelompok Kuartet (QUAD) dan Aliansi Australia-Inggris-AS (AUKUS). AS sedang bekerja untuk membawa kemitraannya dengan Singapura, Indonesia dan Vietnam ke tingkat berikutnya.
Austin mengatakan Amerika Serikat akan bekerja untuk memastikan bahwa mitranya memiliki “kemampuan untuk mempertahankan kepentingan mereka”, melalui pelatihan dan latihan bersama. Kemudian untuk menghubungkan basis industri pertahanan negara dengan mengembangkan kemampuan yang lebih menjanjikan dengan cepat.
Austin menegaskan, tidak ada wilayah yang mendefinisikan lintasan abad ke-21 lebih dari Indo-Pasifik.Ā (hui)