oleh Tim “Fakta dalam Abad ini
Pada 6 Februari 2012, Wang Lijun, mantan kepala keamanan publik Kota Chongqing dengan menyamar sebagai warga biasa melarikan diri ke dalam gedung konsulat Amerika Serikat di Kota Chengdu. Dalam pelarian itu ia membawa serta sebuah koper yang berisikan sejumlah dokumen rahasia dan uang dolar AS sebanyak 100.000,-. Masuk ke gedung konsulat AS di malam yang gelap. Dia mengatakan kepada diplomat AS bahwa keselamatan dirinya sedang terancam sehingga bermaksud meminta suaka kepada AS.
Ini menjadi kasus pelarian dari seorang pejabat senior PKT yang paling serius selama lebih dari 40 tahun dan langsung menghebohkan dunia.
Hallo para pemirsa semuanya, selamat datang di program “Fakta dalam abad ini”. Hari ini, kita akan bercerita tentang kasus pembelotan seorang pejabat senior PKT Wang Lijun.
Setelah memasuki gedung konsulat AS, Wang Lijun mengajukan permohonan suaka politik. Namun, melalui negosiasi darurat dengan pihak Tiongkok, Amerika Serikat akhirnya menyerahkan Wang Lijun kepada Tiongkok untuk ditangani sendiri oleh pemerintahnya. Setelah itu Wang dibawa oleh pihak berwenang Tiongkok ke Beijing untuk menjalani pemeriksaan.
Wang Lijun pernah menjadi orang yang paling dipercaya oleh Bo Xilai
Pada Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-17 tahun 2007, Bo Xilai terpilih sebagai anggota Biro Politik Partai Komunis Tiongkok, dan hampir bersamaan waktu ia diangkat untuk menduduki jabatan Sekretaris Komite Partai Kota Chongqing. Dengan ambisi dapat terpilih untuk masuk jajaran di Komite Tetap Politbiro pada Kongres Nasional ke-18 tahun 2012. Bo Xilai langsung mengambil langkah besar untuk memamerkan kebolehannya segera setelah ia berada di Kota Chongqing, ia langsung meluncurkan 2 kampanye politik kontroversial pada waktu bersamaan. Apa itu ? Yakni Gerakan Kampanye Merah dan Kampanye Penumpasan Kejahatan yang kemudian lebih populer dengan nama “Gerakan Nyanyi Merah Basmi Hitam”.
“Gerakan Nyanyi Merah Basmi Hitam” membutuhkan tangan kanan, dan Wang Lijun, seorang “jagoan penumpas kejahatan” yang pernah ia kenal sewaktu bertugas di Provinsi Liaoning langsung masuk dalam ingatan Bo Xilai.
Pada bulan Juni 2008, Bo memindahkan Wang Lijun dari posisi Kepala Biro Keamanan Publik di Kota Jinzhou, Liaoning, menjadi Wakil Kepala Biro Keamanan Publik Kota Chongqing. Tidak lama kemudian, ia dipromosikan menjadi Kepala Biro Keamanan Publik Chongqing.
Menurut Jiang Weiping, mantan reporter media Hongkong Wen Wei Po di Kota Dalian, karena memperoleh dukungan dari Bo Xilai serta bantuan sekelompok “kaki tangan” yang tidak berbeda dengan preman, yang ikut dipindahkan dari Liaoning, maka Wang Lijun berhasil dalam waktu relatif singkat membasmi 533 “organisasi dunia hitam”. Puluhan ribuan orang terjaring dalam operasi “Basmi Hitam”, dan dijatuhi hukuman berat. Karena main tangkap, jadi banyak juga kasus yang masuk kategori “keyakinan yang salah”.
Wang Lijun membantu Bo Xilai menggunakan “kaki tangan” untuk membasmi kejahatan, secara politik, ia menaikan “kewibawaan” Bo Xilai, dan secara ekonomi, ia secara kontroversial berhasil merampas ratusan miliar renminbi aset pengusaha swasta. Jadi Wang Lijun sesungguhnya telah memberikan sumbangsih buat Bo Xilai agar lancar dalam perjalanan menuju jenjang kedudukan yang lebih tinggi di Komite Tetap Biro Politik berikutnya.
Wang Lijun Membantu istri Bo Xilai membunuh orang
Ketika Wang Lijun bertindak sebagai preman Bo Xilai, ia juga menjadi kaki tangan Gu Kailai, istri Bo Xilai dalam pembunuhan.
Pengusaha Inggris Neil Heywood pernah menjalin hubungan yang sangat dekat dengan keluarga Bo. Ia pernah menjadi guru bahasa Inggris putra Bo Xilai, yaitu Bo Guagua, membantu Bo Guagua studi di Inggris, dan merupakan salah satu perwakilan yang ditunjuk untuk mengurusi aset luar negeri keluarga Bo. Tetapi kemudian, karena Gu Kailai tidak lagi mempercayai Heywood, ingin menarik kembali aset yang dia pegang atas namanya. Heywood menuntut agar Gu Kailai memberinya kompensasi sebesar 1,4 juta pound (setara 15 juta renminbi dengan nilai tukar saat itu), dan mengancam akan “membongkar semuanya” jika tuntutannya tidak dipenuhi.
Kemudian, muncullah kasus Gu Kailai membunuh Heywood.
Menurut Kantor Berita Xinhua, pada 13 November 2011 sekitar jam 9 malam, Gu Kailai bersama Zhang Xiaojun, seorang pelayan keluarga Bo, menemui Heywood di tempat penginapannya, yaitu Nanshan Lijing Holiday Hotel di Kota Chongqing, keduanya berkunjung ke hotel dengan membawa serta obat-obatan, minuman beralkohol, teh serta racun. Gu Kailai dan Heywood keduanya juga minum minuman beralkohol lalu minum teh, namun sekembalinya Heywood yang sudah sempoyongan karena mabuk dari kamar kecil karena muntah, dan ketika ia ingin minum air putih, Kedua tamu tersebut memanfaatkan kesempatan itu untuk menuangkan racun ke mulut Heywood yang kemudian menyebabkan kematiannya.
Dalam kesaksiannya di pengadilan Gu Kailai mengatakan : Pada 14 November siang, saat Wang Lijun berkunjung ke kediamannya, dia secara rinci memberitahu Wang Lijun dari pertemuan hingga proses meracuni Heywood pada 13 November malam. Wang Lijun menyuruhnya untuk berhenti memikirkan masalah itu, mengatakan bahwa anggap saja masalah ini untuk selanjutnya tidak lagi ada hubungannya dengan Anda. Gu Kailai mengatakan bahwa dirinya masih merasa khawatir, tetapi Wang Lijun mengatakan selewatnya satu atau dua minggu segalanya akan normal kembali.
Tetapi hal yang di luar dugaan Gu Kailai adalah ketika dia berbicara dengan Wang Lijun tentang pembunuhan itu, Wang Li Jun diam-diam merekamnya.
Setelah itu, Wang Lijun mengutus petugas Biro Keamanan Publik yang dipindahkan dari Liaoning seperti Guo Weiguo, Li Yang, Wang Pengfei, dan Wang Zhi untuk menangani kematian Heywood. Pada akhirnya, kematian Heywood diidentifikasikan sebagai “kematian mendadak akibat minuman keras”. Pada 18 November, jenazah Heywood langsung dikremasi tanpa otopsi. Malam itu, Wang Lijun menelepon Gu Kailai dan memberitahunya dengan nada yang cukup enteng, yaitu ia (heywood) sudah berubah jadi asap, dibawa burung jenjang terbang ke barat.
Setelah abu jenazah Heywood tiba di London, keluarganya tidak meragukan penyebab kematiannya, juga tidak berniat untuk mengusut lebih lanjut.
Istri Bo Xilai yang terus mengada-adaÂ
Setelah kejadian pembunuhan itu, Gu Kailai terus diselimuti rasa cemas, gelisah, acap kali timbul kekhawatiran yang tak terkendalikan sampai-sampai mencurigai Wang Lijun akan mencelakakan dirinya.
Gu mengambil banyak tindakan terhadap Wang Lijun dan anak buahnya. Misalnya, ketika Wang Lijun pergi ke Beijing untuk menghadiri rapat, ia bersama petugas rumah tangga keluarga Bo pergi ke kediaman Wang Lijun untuk menggeledah rumah dan memberitahu putri Wang bahwa Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin akan melakukan penyelidikan terhadap Wang Lijun.
Kejadian-kejadian ini membuat hubungan kedua individu ini memburuk tajam.
Menurut catatan pengadilan umum bahwa, pada 28 Januari 2012 malam, Wang Lijun mengeluh kepada Bo Xilai tentang Gu Kailai yang mengatakan bahwa ada seseorang telah mengadukan dugaan kriminal bahwa Gu Kailai yang membunuh Heywood. Malam itu, Bo Xilai langsung bertanya kepada Gu Kailai apakah dirinya terkait dengan kematian Heywood. Gu mengatakan bahwa Wang Lijun lah orang yang memfitnahnya, ia bahkan mengatakan bahwa para whistleblower itu adalah orang-orang suruhan Wang Lijun.
Bo Xilai menampar muka Wang Lijun
Keesokan harinya, Bo Xilai memanggil Wang Lijun datang ke kantornya untuk dimarahi dan ditanyai soal apakah benar ada orang yang mengadukan Gu Kailai kepada pihak yang berwenang, dan apakah Wang yang memberikan instruksi itu, atau itu inisiatif dari anak buah Wang sendiri ? Wang Lijun terdiam, karena itu Bo Xilai beranggapan bahwa mereka telah mengadukan hal itu kepada pihak berwenang atas instruksi dari Wang, sehingga Bo semakin marah dan langsung menampar wajah Wang Lijun.
Ketika Wang Lijun bersaksi di pengadilan mengenai topik tersebut, dia mengatakan : “Yang saya ingat bahwa dalam waktu sekitar tiga menit itu, kita bukannya berbincang-bincang, tetapi Bo Xilai terus melontarkan kata-kata kemarahan, kemudian dia berjalan mendekat ke saya dan menunjuk-nunjuk hidung saya sambil mengatakan : ‘Kamu harus menarik kembali ucapan itu, siapa yang jadi pembunuhnya ?’ Dengan menepuk-nepuk dadanya Bo Xilai meneruskan : ‘Apakah saya seorang pembunuh ?’ ” Sambil meletakkan telapak tangan kirinya di telinga sebelah kiri Wang Lijun mengatakan : “Dia kemudian meninju kepala saya yang mengenai telinga sebelah kiri saya. Itu bukan persoalan tamparan semata”.
Pada 2 Februari 2012, Wang Lijun digeser dari Kepala Biro Keamanan Publik Chongqing, dan jabatan yang masih tersisa adalah wakil walikota yang membidangi kebudayaan dan pendidikan. Selain itu, sejak awal bulan Februari, tiga orang anak buahnya diperiksa secara ilegal. Akibat khawatir menjadi target pembunuhan oleh Bo Xilai, Wang Lijun memutuskan untuk membelot ke konsulat AS.
Pembelotan Wang Lijun menimbulkan 4 konsekuensi utama
Konsekuensi pertama, mengakhiri kehidupan politik Bo Xilai.
Bo Xilai pernah bermimpi memasuki Zhongnanhai. Tapi setelah Wang Lijun membelot, kasus pembunuhan Heywood oleh Gu Kailai yang sedianya akan disembunyikan menjadi muncul ke permukaan. Seakan Bo ditusuk-tusuk dari belakang oleh Wang Lijun.
Pada 15 Maret 2012, Bo Xilai ditangkap pada saat mengikuti hari terakhir pertemuan Kongres Rakyat Nasional Beijing. Pada 25 Oktober 2013, ia didakwa dengan tuduhan menerima suap, penggelapan dan penyalahgunaan kekuasaan, kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Pihak berwenang PKT juga mengumumkan bahwa Bo adalah salah satu dari kariris dan konspirator yang mencoba untuk merebut kekuasaan partai dan negara.
Konsekuensi kedua, Gu Kailai dijatuhi hukuman mati yang ditangguhkan.
Tidak lama setelah Wang Lijun dibawa ke Beijing, Gu Kailai dan yang lainnya ditangkap. Pada 20 Agustus 2012, Gu Kailai dijatuhi hukuman mati yang pelaksanaannya ditangguhkan selama 2 tahun oleh pengadilan negeri Tiongkok atas perbuatannya sengaja menghilangkan nyawa pengusaha Inggris Neil Heywood.
Konsekuensi ketiga, pada 24 September 2012, Wang Lijun sendiri didakwa dengan kejahatan membelot, memutarbalikkan hukum untuk keuntungan pribadi, menyalahgunakan kekuasaan, dan menerima suap, untuk itu ia dijatuhi hukuman 15 tahun penjara oleh pengadilan.
Wang yang mengira dirinya telah memberikan kontribusi besar dalam membantu Bo Xilai mensukseskan Gerakan Kampanye Merah dan Kampanye Penumpasan Kejahatan, dan memberikan kontribusi kepada Gu Kailai untuk menyelesaikan kasus pembunuhan, Gu Kailai yang seharusnya berita kasih kepadanya, Bo Xilai juga sepantasnya memberikan balasan dengan mempromosikan dirinya. Andaikan Bo Xilai benar saja terpilih menjadi anggota Komite Tetap Biro Politik Partai Komunis Tiongkok dan Sekretaris Komisi Pusat Politik dan Hukum dalam Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-18, Wang Lijun setidaknya akan dipromosikan untuk menduduki jabatan Penasihat Negara, atau Menteri Keamanan Publik. Namun demikian, nasib manusia berada di tangan Yang Maha Kuasa. Ketiga orang itu, Bo, Gu dan Wang kini hanya bisa merenungi buyarnya rencana untuk merealisasikan ambisi mereka dalam ruang penjara.
Konsekuensi keempat, mendorong Xi Jinping untuk meluncurkan kampanye antikorupsi.
Pada 6 Februari 2012, setelah Wang Lijun membelot ke konsulat AS, ia memberitahu AS tentang rencana kudeta yang akan dilakukan oleh Bo Xilai dan Zhou Yongkang, yang pada waktu itu menjabat anggota Komite Tetap Biro Politik Partai Komunis Tiongkok merangkap Sekretaris Komisi Pusat Politik dan Hukum. Bo Xilai dan Zhou Yongkang sebelumnya telah bersekongkol agar melalui Kongres Nasional ke-18 Bo Xilai menggantikan kedudukan Zhou Yongkong. Dan setelah itu, mencari waktu yang tepat untuk menggulingkan Xi Jinping dan menggantikannya dengan Bo Xilai.
Dari 13 hingga 17 Februari 2012, Xi Jinping, yang saat itu menjabat sebagai wakil kepala negara mengetahui konspirasi tersebut saat berkunjung ke Amerika Serikat. Pada bulan November 2012, di Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-18, Xi dikukuhkan menjadi Sekretaris Jenderal Komite Sentral PKT dan Ketua Komisi Militer Pusat. Ketika diadakan Sidang Pleno Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin pada bulan Januari 2013, Xi Jinping meluncurkan kampanye anti-korupsi.
Bo Xilai dan Wang Lijun masih menghadapi 1 tuntutan atas kejahatan besar mereka yang belum divonis
Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Organisasi Internasional untuk Investigasi Penganiayaan terhadap Falun Gong (World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong), keduanya adalah penjahat yang terlibat langsung dalam kegiatan pengambilan paksa organ dari tubuh hidup para praktisi Falun Gong di Tiongkok.
Pada bulan Agustus 1999, ketika Bo Xilai menjabat Walikota Dalian, dia menyetujui warga Jerman Gunther von Hagens untuk mendirikan pabrik pengolahan mayat, Hagens Bioplastination Co., Ltd. di Zona Pengembangan Industri Teknologi Tinggi Dalian.
Pada tahun 2003, media PKT “Oriental Outlook Weekly” menyebutnya sebagai “pabrik pengolahan mayat terbesar di dunia”.
Ketika Bo Xilai menjabat Gubernur Provinsi Liaoning, dia mempromosikan Wang Lijun menjadi Kepala Biro Keamanan Publik Kota Jinzhou. Setelah Wang Lijun menjabat, ia menciptakan “Pusat Penelitian Psikologis Lapangan” untuk melakukan pengambilan organ manusia langsung di tempat kejadian perkara yang disebut “penelitian”.
Pada 17 September 2006, Yayasan Sains dan Teknologi Guanghua Tiongkok menganugerahkan “Penghargaan Kontribusi Khusus Inovasi Guanghua” kepada “Pusat Penelitian Psikologis Lapangan”. Wang Lijun mengatakan pada upacara penghargaan : “Prestasi dari ilmiah dan teknologi yang kami capai ini merupakan kristalisasi dari ribuan pengalaman yang kami dapatkan di lapangan … Ketika seseorang dibawa menuju tempat eksekusi, di saat peralihan yang terjadi hanya beberapa menit itu, nyawa seseorang mampu memperpanjang hidup orang lain, itu menjadi hal yang sangat mengejutkan”.
Apa yang dikatakan Wang Lijun tentang “kristalisasi dari ribuan pengalaman yang kami dapatkan di lapangan”, itu berarti “ribuan pengambilan organ manusia di tempat eksekusi”. (sin)
https://www.youtube.com/channel/UCJ0WwxWijk8NemAqLtqj4Sw
https://t.me/bainianzhenxiang