Tiongkok Mendanai Setara Lebih Rp 500 Miliar untuk Pendidikan Model Pemerintahan PKT Bagi Politisi di 6 Negara Afrika

Pemerintah Tiongkok menginvestasikan USD.40 juta atau setara lebih Rp 500 miliar (Kurs dolar Rp 14.850) untuk melatih para pejabat muda dari partai-partai yang berkuasa di 6 negara Afrika untuk menguasai “model pemerintahan PKT”.

Analis percaya bahwa tujuan pemerintah Tiongkok membuka cadang sekolah partai ini tak lain adalah untuk mengekspor model “dominasi satu partai” yang berkuasa.

NTD

Menurut “South China Morning Post” Hongkong, pada Maret tahun ini “Sekolah Kepemimpinan Mwalimu Julius Nyerere” (Mwalimu Julius Nyerere Leadership School) di Tanzania secara resmi dibuka. Perguruan tinggi ini didanai dan didirikan bersama oleh 6 negara Afrika yakni Tanzania, Afrika Selatan, Mozambik, Angola, Namibia, dan Zimbabwe. Departemen Penghubung Internasional Partai Komunis Tiongkok telah mendanai keperluan pendidikan ini sebesar USD.40 juta dan bertanggung jawab atas sesi pelatihan yang dimulai pada awal bulan ini.

Departemen Penghubung Internasional PKT secara khusus bertanggung jawab untuk mempromosikan ideologi PKT di luar negeri dan mempromosikan diplomasi lintas partai. Akademi-akademi yang disebutkan di atas diduga menggunakan bentuk “diplomasi partai” untuk membangun platform yang bermanfaat bagi peningkatan pertukaran antara pemimpin Tiongkok dengan pemimpin Afrika.

Gelombang pertama pendidikan diikuti oleh 120 orang peserta kader dari partai-partai yang berkuasa dari enam negara Afrika, termasuk menyelesaikan 10 hari seminar untuk kader muda dan setengah baya yang diadakan dari 25 Mei hingga awal Juni tahun ini. 

Sesi pelatihan diselenggarakan oleh Kantor Departemen Penghubung Internasional PKT. Setelah pertemuan itu, seorang pejabat Zimbabwe mengaku telah “belajar cukup mendalam dan memahami jalur pembangunan di Tiongkok”, dan seterusnya.

VOA mengutip penjelasan dari para analis kemudian melaporkan bahwa, selain memperkuat “diplomasi partai”, sekolah tersebut juga mencoba untuk mengajarkan apa yang disebut “model pemerintahan komunis Tiongkok” kepada para peserta pelatihan, terutama menyangkut aturan “dominasi satu partai” dan bagaimana cara untuk mencapai satu partai yang mendominasi pemerintahan. Oleh karena itu, sekolahan tersebut dapat disebut sebagai  Sekolah Partai Komunis Tiongkok cabang Afrika.

Selain itu, PKT juga mengundang negara-negara di Tanduk Afrika untuk mengikuti Konferensi pertama yang bertemakan “Keamanan, Pemerintahan dan Pembangunan” (Conference on Security, Governance and Development) yang diadakan di Ethiopia bulan ini. 

Konferensi diikuti oleh para pejabat dari Djibouti, Somalia, Kenya, Uganda, Sudan dan pejabat senior dari 6 negara lainnya. Usai pertemuan itu pejabat Partai Komunis Tiongkok mengatakan bahwa para pemimpin bilateral tingkat tinggi Tiongkok – Afrika telah mengadakan pertukaran pandangan tentang isu-isu mengenai tantangan yang dihadapi dalam segi seperti keamanan regional, pembangunan dan pemerintahan.

Analis menunjukkan bahwa langkah-langkah pemerintah komunis Tiongkok ini menunjukkan bahwa mereka telah melanggar apa yang disebut prinsip “tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain”, yang menunjukkan kuatnya ambisi untuk bercampur tangan dalam masalah politik di Afrika. (sin)