NTD
Kebutuhan kantong jenazah mengalami peningkatan yang signifikan akibat banyaknya kematian warga di Tiongkok, Sebuah pabrik di Provinsi Hebei yang memproduksi kantong jenazah mengungkapkan bahwa kenaikan permintaan terhadap kantong jenazah yang mencapai puluhan kali lipat dari sebelumnya telah menyebabkan persediaan kantong jenazah habis.
Pada 1 Januari, sebuah dialog di lingkaran WeChat yang diposting di Internet menunjukkan, bahwa seorang staf yang mengaku berasal dari “Pabrik Kerajinan Hebei Longda” meninggalkan pesan yang berbunyi : Persedian kantong jenazah sudah habis. Pabrik hanya dapat menerima pesanan untuk tahun 2023.
Selain itu, ia juga memposting tulisan : Peti jenazah kristal masih tersisa beberapa buah. Perlu menunggu sampai tahun depan (2023) kalau sampai cangkangnya habis terjual. Guci untuk abu jenazah, karangan bunga, dan lain-lain, perlu dipesan 3 hingga 5 hari sebelumnya, karena permintaan sampai akhir bulan Desember ini sudah penuh.
Ketika sebuah toko yang mengkhususkan diri dalam penjualan perlengkapan untuk upacara pernikahan atau kematian bertanya : “Benarkah begitu banyak orang yang meninggal hingga persediaan kantong jenazah habis terjual ? Staf pabrik tersebut lebih lanjut menjelaskan : Beginilah kira-kira penjelasan saya, pelanggan yang sebelumnya mengorder 100 atau 200 kantong, sekarang meminta 2.000 buah. Ada rumah duka di Wuhan yang sebelumnya meminta antara 300 hingga 500 buah kantong jenazah, baru saja menelepon dan mengatakan mereka minta pengiriman sebanyak 20.000 buah kantong jenazah, paling tidak agar kita bisa secepatnya mengirimkan 5.000 ~ 10.000 buah kantong jenazah.
Wartawan dapat menemukan di Internet Tiongkok bahwa sedang terjadi kenaikan omzet penjualan seperti pakaian untuk jenazah, karangan bunga, peti mati, kantong jenazah dan lain-lain. Bagi perusahaan Longda yang berkecimpung dalam produksi dan penjualan alat perlengkapan pemakaman yang berlokasi di Baoding, Provinsi Hebei, Tiongkok.
Setelah merebaknya wabah di daratan Tiongkok, jumlah kematian meningkat tajam, di mana-mana terlihat antrian panjang di rumah duka dan krematorium, rumah sakit. Bahkan kontainer berfasilitas pendingin pun dimanfaatkan untuk menyimpan jenazah. Diikuti dengan kekurangan berbagai perlengkapan pemakaman.
Kemarin, sebuah foto juga beredar di Twitter memperlihatkan pengurus krematorium memasukkan abu jenazah ke dalam kantong merah sederhana lalu diletakkan secara berjajar dalam keranjang plastik yang ada di lantai. Di atas tembok terdapat tulisan berbunyi : Mohon anggota keluarga mengambil sendiri kantong abu jenazah. Dan, ketika pengambilan agar dicocokkan secara saksama namanya agar tidak terjadi kekeliruan. Ada dugaan krematorium sedang kehabisan guci tempat abu, sehingga menggunakan kantong kain berwarna merah.
(Twitter)
Ada warganet menyebutkan : Sebelum orang-orang berebut membeli obat penurun demam seperti Lianhua Qingwen, ibuprofen, sekarang giliran bubuk montmorillonit menjadi obat rebutan. Saya sarankan agar cepat-cepat membeli guci abu jenazah daripada nanti kehabisan stok !
Sebuah video yang diunggah pada 31 Desember menunjukkan bahwa sebuah halaman keluarga di suatu tempat di Tiongkok mengkremasi sendiri jenazah anggota keluarganya yang meninggal dunia, terdengar juga tangisan anggota keluarga. Ini juga sebagai salah satu bukti nyata bahwa akhir-akhir ini banyak juga warga yang melakukan kremasi sendiri jenazah anggota keluarganya karena kelumpuhan sistem yang terjadi.
Dengan merebaknya epidemi di Tiongkok, harga saham Perusahaan Internasional Fushouyuan yang menyandang “Grup utama bidang industri pemakaman dan kremasi di Tiongkok” naik berlipat ganda di bursa saham Tiongkok, mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022. (sin)