Menkeu AS Kunjungi Ukraina, Umumkan Bantuan Uang USD.1,25 Miliar

oleh Lin Yan

Menteri Keuangan AS Janet Yellen melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina pada Senin (27/2) dan mengumumkan bantuan stimulus ekonomi tambahan sebesar USD.1,25 miliar. Langkah itu dimaksudkan untuk menggarisbawahi dukungan AS yang berkelanjutan kepada Ukraina setelah 1 tahun invasi Rusia.

Dana tersebut merupakan bagian pertama dari total hampir USD.10 miliar dukungan anggaran yang dijanjikan oleh Amerika Serikat kepada Ukraina yang ditransfer pada tiga kuartal pertama tahun 2023. Demikian menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan AS.

Yellen bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan meletakkan karangan bunga di Lapangan St. Michael di Kiev untuk mengenang rakyat Ukraina yang tewas dalam perang. Dia juga mengunjungi sekolah lokal yang telah menerima bantuan anggaran AS.

Yellen menekankan bahwa bantuan ekonomi dari Amerika Serikat dan sekutunya membantu menjaga pemerintah Ukraina dan layanan utama agar tetap bisa beroperasi secara normal dan pada gilirannya “memperkuat kemampuan Ukraina untuk menang di medan perang”.

“Kami akan mendukung Ukraina selama diperlukan”, kata Yellen dalam pertemuan bilateral dengan Zelensky pada Senin (27/2).

Dia juga menambahkan : “Amerika Serikat bangga menjadi donor bilateral terbesar bagi Ukraina.”

Hingga saat ini, Amerika Serikat telah memberi Ukraina bantuan keamanan, ekonomi, dan kemanusiaan senilai hampir USD.50 miliar. Tetapi dukungan ekonomi AS yang terus berlanjut untuk Ukraina telah menjadi masalah politik dalam negeri.

Melalui sebuah pernyataan Zelensky berterima kasih kepada Amerika Serikat. “Sejak hari pertama perang ini, (Amerika Serikat) sangat mendukung kami, tidak hanya dengan senjata, tetapi juga dengan dukungan finansial”, demikian isi pernyataan itu.

Yellen mengatakan pada Senin bahwa Amerika Serikat bekerja sama dengan sekutu melalui Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan, juga dengan Bank Dunia, Komisi Eropa, dan anggota lain dari G7 untuk menjamin agar infrastruktur dasar dan rantai pasokan Ukraina dapat berfungsi normal. Sementara itu, dia menekankan bahwa Amerika Serikat berharap kepada IMF dapat bergerak cepat untuk menciptakan sebuah program ambisius yang didanai dengan baik bagi Ukraina.

Janet Yellen juga menekankan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya tidak akan berhenti menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, supaya dapat “melemahkan mesin perang Rusia” dan membatasi kelanjutannya untuk membiayai perangnya.

Yellen baru saja mengakhiri pertemuan Menteri Keuangan G20 di India. Dalam sebuah wawancara dengan Axios pada bulan Januari, dia mengakui bahwa sanksi terhadap Rusia tidak mempengaruhi nilai rubel, tetapi mengatakan : “Tujuan dari sanksi kami adalah merusak kemampuan mereka untuk berperang.”

“Mereka mengais suku cadang pesawat yang layak digunakan karena mereka tidak dapat membeli suku cadang untuk memperbaiki pesawat. Mereka memiliki dua pabrik tank terbesar tetapi tidak dapat memperbaiki tank yang rusak (karena kekurangan suku cadang),” katanya. (sin)