ETIndonesia- Kekurangan tenaga kerja pertanian dan populasi yang menua telah menjadi masalah yang dihadapi oleh negara-negara di seluruh dunia. Pemerintah berbagai negara secara aktif mendorong generasi muda untuk terjun ke bidang pertanian untuk mengatasi masalah tersebut.
Dikutip dari siaran pers TETO Indonesia Senin (3/4/2023), dalam konteks ini, promosi pertanian pintar telah menjadi pemufakatan internasional yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi permintaan tenaga kerja.Â
Oleh karena itu, beberapa tahun terakhir, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Pertanian telah mempromosikan kebijakan yang disebut “Petani Milenial,” yang menggabungkan pertanian cerdas dan teknologi modern untuk mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan pertanian tradisional, sekaligus meningkatkan pendapatan petani untuk menarik lebih banyak generasi muda untuk memasuki bidang pertanian.
Pesawat tanpa awak (UAV) dapat memberikan bantuan yang signifikan dalam mengurangi permintaan tenaga kerja pertanian.
Taiwan Technical Mission juga telah berkolaborasi dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) di Sulawesi Selatan untuk mempromosikan penggunaan UAV pertanian, untuk mengatasi populasi yang menua dan kekurangan tenaga kerja di daerah pedesaan, serta untuk mengurangi dampak lingkungan dari bahan kimia pertanian.
Fokusnya terutama pada aplikasi perlindungan tanaman, seperti penyemprotan pupuk dan pestisida yakni insektisida, fungisida, herbisida. Melalui demonstrasi ini, personel sektor publik yang relevan diundang untuk berpartisipasi, dan diinstruksikan dalam penggunaan perangkat lunak tambahan seperti navigasi otomatis dan pemetaan medan, untuk membantu mereka memahami potensi UAV sebagai mesin pelindung tanaman.
Apalagi, pertanian tradisional membutuhkan banyak tenaga kerja untuk pemupukan dan penyemprotan pestisida, sehingga mempromosikan penggunaan UAV dapat secara efektif membantu mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja di daerah pedesaan.
Pada saat yang sama, penggunaan UAV untuk pemupukan dan penyemprotan pestisida juga dapat mengurangi dampak lingkungan. Tidak hanya jumlah bahan kimia yang digunakan lebih sedikit, penyemprotan juga lebih merata.
Taiwan Technical Mission melakukan eksperimen di wilayah Gowa, yang menunjukkan bahwa mengganti penyemprotan manual dengan UAV dapat menghemat lebih dari 80% ongkos serta waktu dan mengurangi penggunaan air hingga lebih dari 90%. Oleh karena itu, tidak hanya membantu memecahkan masalah kekurangan tenaga kerja di daerah pedesaan, tetapi juga membantu mengurangi dampak lingkungan. (TETO Indonesia)