NTD
Korea Selatan dan Jepang telah melaporkan bahwa Korea Utara meluncurkan sebuah rudal balistik jarak menengah ke Laut Cina Timur sekitar pukul 07.00 pagi (13/4/2023), dan Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan bahwa rudal tersebut tidak mendarat di wilayah Jepang.
“Setidaknya satu rudal balistik, kemungkinan kelas ICBM, ditembakkan dari pedalaman Korea Utara sekitar pukul 07.22 hari ini, dengan arah yang cukup tinggi ke arah timur. Kami telah mengonfirmasi bahwa rudal balistik yang diluncurkan itu tidak mendarat di wilayah kami dan belum mengonfirmasi apakah rudal itu mendarat di ZEE kami. Rincian lebih lanjut sedang dianalisis,” kata Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada.
Di Sapporo, Hokkaido, 13 April 2023, pejabat pemerintah Hokkaido berkumpul untuk mengumpulkan informasi sebagai tanggapan atas peringatan dari sistem peringatan darurat Jepang (J-Alert). (STR/JI Press/AFP melalui Getty Images)
Pada pukul 7:26 pagi, Kementerian Pertahanan Jepang mengeluarkan peringatan darurat J-Alert untuk daerah Hokkaido dan sekitarnya, mengatakan bahwa Korea Utara mungkin akan meluncurkan rudal balistik dan mendesak orang-orang untuk berlindung di gedung-gedung yang kokoh atau ruang bawah tanah.
Kemudian pada pukul 8:16 pagi, pemerintah Jepang mengoreksi sistem informasi darurat (Em-Net) dengan mengatakan bahwa “J-Alert yang dikeluarkan pada pukul 7:55 pagi dan Em-Net pada pukul 7:56 pagi hari ini menginformasikan bahwa salah satu rudal balistik yang ditembakkan Korea Utara mungkin telah mendarat di sekitar Hokkaido, namun kemudian mengonfirmasi bahwa tidak ada kemungkinan rudal balistik tersebut mendarat di dalam dan di sekitar Hokkaido.”
Sekitar pukul 8.19 pagi, kementerian pertahanan Jepang mengumumkan lagi bahwa rudal balistik yang diluncurkan oleh Korea Utara telah jatuh, tetapi tidak mengatakan di mana rudal itu mendarat.
Militer Korea Selatan kemudian mengatakan bahwa Korea Utara mungkin telah meluncurkan rudal balistik “tipe baru” hari ini dengan menggunakan bahan bakar padat yang canggih, yang mana merupakan terobosan teknologi yang mungkin terjadi dalam program senjata terlarang di negara itu.
AS mengutuk keras uji coba rudal balistik jarak jauh Korea Utara dan menuduh Pyongyang memicu ketegangan regional.
“Presiden (Biden) dan tim keamanan nasionalnya bekerja sama dengan sekutu-sekutu kami untuk menilai situasi ini,” ujar Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dalam sebuah pernyataan. Ia menambahkan bahwa peluncuran tersebut merupakan “pelanggaran mencolok terhadap berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB… dan berpotensi merusak situasi keamanan di wilayah tersebut.
“Pintu diplomatik tidak tertutup. AS akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan keamanan tanah air AS dan sekutu-sekutu kami di Korea dan Jepang,” kata Watson. (Hui)