Yu Liang dan Zhang Yuexin
Otoritas Tiongkok mengumumkan pada tahun lalu bahwa penduduk Tiongkok tumbuh negatif untuk pertama kalinya dalam 61 tahun terakhir, dan situasinya menjadi lebih buruk. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan akhir tahun lalu bahwa penduduk India akan melebihi 1,42 miliar pada 14 April tahun ini, menyalip Tiongkok sebagai negara dengan penduduk terpadat di dunia.
Pada akhir tahun lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa total populasi India akan melebihi 1,42 miliar pada tanggal 14 April, menggantikan Tiongkok sebagai negara dengan populasi terbanyak di dunia. Populasi India telah tumbuh lebih dari 200 juta dalam 12 tahun terakhir.
Menurut Biro Statistik Nasional Tiongkok (NBSC), tingkat kelahiran di daratan Tiongkok telah mencapai titik terendah baru yaitu 6,77 per 1.000 pada tahun 2022, turun dari 7,52 per 1.000 pada tahun 2021. Pada akhir tahun lalu, populasi Tiongkok turun sekitar 850.000 menjadi 1,41 miliar, penurunan terbesar sejak 1961.
Para ahli mengatakan bahwa penurunan penduduk terutama disebabkan oleh kebijakan satu anak dari Partai Komunis, yang diterapkan antara tahun 1980 dan 2015, yang menyebabkan distorsi dan ketidakseimbangan yang serius dalam struktur populasi.
Pada tahun 1989, kepala departemen kebidanan sebuah rumah sakit di Beijing pernah menyampaikan: “Di rumah sakit, kami dapat menyediakan berbagai macam alat kontrasepsi, seperti pil KB, IUD, dan lain-lain.
Kebijakan satu anak yang diterapkan Partai Komunis Tiongkok selama beberapa dekade telah menyebabkan masyarakat yang menua, hancurnya lingkungan ekonomi dan meningkatnya biaya pernikahan, pengasuhan anak, dan pendidikan bagi kaum muda, banyak di antara mereka yang mana bahkan tidak jadi menikah atau melahirkan.
Menurut data pencarian Baidu, jumlah pencarian kereta bayi di Tiongkok turun 41% pada tahun 2018, sementara jumlah pencarian botol susu turun sepertiganya. Namun, jumlah pencarian untuk panti jompo melonjak delapan kali lipat tahun lalu.
Sejak tahun 2016, Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menerapkan kebijakan dua dan tiga anak, tetapi tidak berhasil. Tiga tahun pengendalian epidemi yang ketat dan langkah-langkah pembersihan telah menambah masalah demografis Tiongkok.
Di India, yang terjadi justru sebaliknya, dengan Google menunjukkan peningkatan 15% dari tahun ke tahun dalam pencarian botol bayi dan hampir lima kali lebih banyak pencarian tempat tidur bayi pada tahun 2022. (Hui)