Louise Chambers
Moms, seorang dokter di Afrika Selatan mengatakan berbagi tempat tidur dengan ibu dan bayi yang baru lahir bermanfaat bagi ibu dan bayinya. Manfaatnya, dapat dengan mudah melebihi risikonya.
Nils Bergman dari University of Cape Town berpesan kepada para ibu baru bahwa tidur bersama bayi mereka yang baru lahir baik untuk kesehatan jantung bayi, kualitas tidurnya, dan bahkan untuk ikatan antara orangtua dan bayi.
Bergman mempelajari 16 bayi berusia dua hari selama penelitiannya di tahun 2011, yang diterbitkan dalam jurnal Biological Psychiatry. Pemisahan ibu dan bayi merupakan “norma Barat,” kata Dr. Bergman, tetapi dampak fisiologis dari praktik ini telah lama tidak diketahui.
Dalam penelitian ini, 16 bayi yang baru lahir tidur bersentuhan langsung dengan kulit di dada ibunya selama sejam dan di ranjang bayi di samping tempat tidurnya selama sejam sebelum dipulangkan dari rumah sakit. Selama waktu tersebut, pemantauan detak jantung secara konstan menunjukkan adanya peningkatan respons stres sebesar 176 persen saat bayi-bayi tersebut tidur sendirian.
Tidur sendirian di ranjang bayi juga memiliki dampak negatif yang sangat besar pada durasi tidur bayi. Bayi-bayi yang diteliti oleh Dr. Bergman mengalami penurunan 86 persen dalam durasi “tidur nyenyak” ketika tidur tanpa ibu mereka. Tidur yang tenang diperlukan untuk perkembangan yang normal dan sehat.
Namun, ketika bayi-bayi itu tidur di dada ibu mereka, mereka menunjukkan lebih sedikit tanda-tanda stres, tidur lebih nyenyak, dan tidur lebih lama dalam setiap siklus tidur. “Perpisahan dengan ibu mungkin merupakan pemicu stres yang tidak dapat diatasi oleh bayi baru lahir,” ujar Bergman.
Dr. Bergman telah lama menjadi pegiat kontak dekat antara ibu dan bayinya. Namun, temuannya menjadi kontroversi di kalangan orangtua yang selama ini disarankan untuk tidur terpisah dari bayi mereka yang baru lahir.
Sejumlah penelitian mengaitkan berbagi tempat tidur dengan peningkatan risiko kematian bayi, dan banyak ibu menjadi takut akan potensi berguling dan membekap anak mereka di tengah malam.
Sebuah studi tahun 2016 oleh Per Möllborg dari University of Gothenberg menemukan bahwa “lebih banyak nyawa yang berpotensi diselamatkan jika lebih sedikit bayi yang tidur tengkurap atau miring, jika lebih sedikit ibu yang merokok selama kehamilan, dan jika bayi tidur di tempat tidur mereka sendiri di kamar tidur orangtua mereka selama tiga bulan pertama.”
National Childbirth Trust di Inggris mengakui kedua sisi argumen tersebut. “Tempat teraman bagi bayi Anda untuk tidur dalam enam bulan pertama adalah di Moses basket (keranjang bayi) yang terpisah atau ranjang bayi di kamar yang sama dengan Anda,” saran mereka.
“Namun, pada beberapa bulan pertama setelah memiliki bayi,” kata mereka, “sekitar separuh dari semua orangtua di Inggris tidur bersama atau berbagi ranjang dengan bayi mereka yang baru lahir.”
Cara terbaik untuk melakukannya, menurut mereka, ada empat.
1. Pastikan bayi Anda tidak bisa jatuh dari tempat tidur, atau terjebak di antara kasur dan dinding.
2. Jauhkan seprai dari bayi Anda untuk menghindari kepanasan atau menghalangi pernapasannya.
3. Hindari membiarkan hewan peliharaan atau anak-anak lain tidur di tempat tidur bersama ibu dan bayi secara bersamaan.
4. Selalu menidurkan bayi Anda dengan posisi telentang.
“Yang harus dilakukan ibu hanyalah menggendong bayinya dan menyayangi bayinya,” tambah Dr. Bergman, dalam sebuah video tentang teorinya pentingnya kontak kulit ke kulit di YouTube.
“Ketika bayi lahir, salah satu hal yang ingin disampaikan kepada para ibu dan ayah adalah bahwa bayi ini mengenal ibu […] ‘ibu memberitahu saya bahwa saya aman.’”