Hasil Jajak Pendapat PKT Justru Mendukung Rencana NATO Mendirikan Kantor Penghubung di Tokyo

 oleh Li Ming

NATO berencana untuk mendirikan kantor penghubung Asia di Tokyo, Jepang. Media resmi PKT dibuat senewen oleh rencana tersebut, lalu meluncurkan jajak pendapat di platform sosial luar negeri. Namun, tanpa diduga, hasil jajak pendapat justru sangat mendukung NATO. Karena alasan tersebut, PKT buru-buru menghentikan jajak pendapat sebelum tibanya jadwal waktu yang direncanakan. 

Baru-baru ini, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida membenarkan berita tentang NATO akan membuka kantor penghubung Asia di Tokyo, Jepang, dan Partai Komunis Tiongkok menyatakan “penentangan” terhadap hal ini. Selanjutnya, Jaringan Televisi Global (CGTN), sebuah agen propaganda yang didirikan oleh PKT di luar negeri, meluncurkan jajak pendapat publik untuk mengetahui sejauh mana publik mendukung sikap PKT yang menentang rencana NATO ini lewat Twitter pada 26 Mei. Jajak pendapat tersebut dibuat simpel hanya berupa 2 pilihan : “Saya menentang” (NATO) atau “Saya mendukung” (NATO). Namun hasil jajak pendapat ternyata jauh di luar ekspektasi resmi PKT.

Tercatat hingga 28 Mei pukul 17:00 waktu Paris, sebanyak 85,3% responden memilih mendukung (NATO), dan hanya 14,7% responden yang memilih menentang (NATO).

Di kolom komentar yang berada di bawah berita terkait, terdapat sejumlah pesan dari para netizen Tiongkok yang cukup menarik.

(foto Internet)

Ada netizen yang berkomentar : “Saya tidak hanya mendukung NATO mendirikan kantor di Jepang, tetapi juga sangat mendukung pendirian kantornya di Taiwan”. Disusul komentar netizen lainnya : “Bukankah itu termasuk campur tangan urusan dalam negeri orang ?”

Ada netizen meninggalkan pesan dengan bercanda : “Apakah ini tergolong kesalahan dalam bekerja ? Tanpa sengaja memasukkan suara yang disiapkan untuk Weibo ke Twitter”. Saya tidak sengaja memberikan suara yang disiapkan untuk Weibo di Twitter. ” Ada netizen yang mengungkapkan keterkejutannya atas langkah PKT yang entah sejak kapan memiliki keberanian dan percaya diri untuk menyinggung isu ini kepada orang asing”.

Banyak netizen bahkan mencemooh tindakan media resmi PKT : “Ini menunjukkan bahwa jumlah para komentator internet yang sering disebut 50 Sen di luar negeri sudah tidak cukup untuk dimanfaatkan”. “Mungkin karena ampuhnya kemampuan firewall, sehingga para little pink, patriot gadungan tidak bisa keluar untuk ikut mengisi jajak pendapat”.

Ada netizen yang meniru kebiasaan wacana para 50 Sen PKT menuliskan komentarnya : “Omong kosong, itu pasti adalah konspirasi dengan imperialis AS. Dilihat dari pilihannya, sudah dapat dipastikan bahwa itu bukan pilihan yang diprakarsai oleh Tiongkok. Jika itu adalah jajak pendapat publik yang diselenggarakan oleh PKT, pilihan dari jawabannya pasti cuma 2 ini, yaitu ‘menentang’ dan ‘sangat menentang’ “.

Pada akhirnya, lima jam sebelum jadwal berakhir, media resmi PKT buru-buru menarik jajak pendapat dari akunnya di Twitter. Saat ini, tweet terkait CGTN ditampilkan sebagai konten telah dihapus oleh pihak bersangkutan.

Menurut informasi publik, kabar bahwa NATO berniat mendirikan kantor penghubung di Tokyo pertama kali dibeberkan oleh media Jepang pada 3 Mei tahun ini. Pada saat itu, surat kabar Nikkei melaporkan bahwa demi menanggapi tantangan geopolitik yang ditimbulkan oleh Tiongkok dan Rusia, dalam rangka untuk memfasilitasi konsultasi regional di antara mitra keamanan NATO seperti Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru, maka NATO berencana mendirikan kantor penghubungnya di Jepang.

Pada 10 Mei, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi menyatakan kepada dunia internasional bahwa sejak dampak agresi Rusia di Ukraina telah melampaui perbatasan Eropa dan membawa ketidakstabilan ke dunia, Jepang dan NATO sedang mendiskusikan pembukaan kantor penghubung.

Pada 24 Mei, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida juga secara terbuka mengonfirmasikan bahwa NATO akan membuka kantor penghubung di Jepang, tetapi ia juga menyatakan bahwa Jepang tidak berniat menjadi anggota atau anggota asosiasi NATO. Kishida mengatakan bahwa Jepang tidak hanya ingin memperbarui kemitraan keamanannya dengan Amerika Serikat, tetapi juga bekerja sama dengan negara-negara lain yang berbagi nilai, dan anggota NATO di Eropa untuk mencegah perubahan status quo secara sepihak. (sin)

FOKUS DUNIA

NEWS