Luo Tingting/Wen Hui
Para pejabat intelijen AS mengatakan bahwa mereka memiliki informasi mengenai pemberontakan Wagner sebelum meluncurkannya. Presiden Rusia Vladimir Putin dicurigai memiliki mata-mata di pihaknya, dan beberapa jenderal Rusia mungkin telah mengetahui tentang rencana pembelotan pimpinan tentara bayaran Wagner, Prigozhin.
CNN melaporkan bahwa seorang pejabat intelijen Barat dan seorang sumber mengatakan bahwa sebelum Wagner memasuki Moskow, diketahui bahwa Prigozhin telah menghimpun senjata dan amunisi untuk persiapan suatu operasi.
Awal pekan ini, para pejabat intelijen memberikan keterangan kepada para pemimpin parlemen tentang persiapan pasukan Wagner, demikian ungkap dua sumber lainnya.
The New York Times juga melaporkan bahwa beberapa pejabat AS mengatakan bahwa ada dugaan adanya mata-mata di pihak Putin dan lebih dari satu jenderal senior Rusia mungkin mendukung perlawanan Prigozhin terhadap kepemimpinan kementerian pertahanan Rusia.
Mereka kini mencoba mencari tahu apakah Jenderal Sergei Surovikin, yang menjabat sebagai komandan Rusia dalam perang Ukraina, membantu merencanakan pemberontakan Prigozhin.
Mereka juga mengatakan bahwa ada indikasi bahwa lebih dari satu jenderal top Rusia mungkin mendukung pemberontakan di Prigozhin.
Para pejabat AS saat ini dan mantan pejabat AS percaya bahwa Prigozhin tidak akan bertindak tanpa bantuan jenderal lain di belakangnya.
Michael McFaul, mantan duta besar AS untuk Rusia, mengatakan, “Bayangkan betapa mudahnya [Wagner] merebut kota Rostov-on-Don di Rusia selatan.
Dia juga berkata: “Ada polisi bersenjata di mana-mana di Rusia, tapi tiba-tiba tidak ada yang melakukan apa pun?
Prigozhin memposting di media sosial pada dini hari bahwa pasukan Wagner-nya telah berhasil menyerbu Rostov dan mengambil alih markas distrik militer selatan tanpa melepaskan tembakan ke arah para tentara muda Rusia.
Sebuah video yang diunggah secara online menunjukkan Prigozhin dan dua jenderal Rusia duduk bersama di dalam markas militer selatan, mengobrol dengan santai tanpa sedikit pun mesiu.
Bahkan, pasukan Wagner juga nyaris tak pernah dicegat dalam perjalanan menuju ibu kota Rusia, Moskow.
Surovkin sebelumnya menjabat sebagai komandan perang Ukraina, tetapi ia digantikan setelah hanya tiga bulan menjabat. Seorang mantan pejabat mengatakan bahwa Surovkin maupun Prigozhin tidak senang dengan Menteri Pertahanan Shoigu, tetapi dia tidak mendukung penggulingan Putin dari kekuasaan.
Jika Surovkin ikut serta dalam pemberontakan tersebut, ini akan menjadi tanda terbaru pertikaian dalam kepemimpinan militer Rusia sejak dimulainya perang Putin di Ukraina, yang menjadi ancaman serius bagi Putin yang telah berkuasa selama 23 tahun.
The Guardian melaporkan bahwa Jenderal Surovkin belum terlihat di depan umum sejak pemberontakan 24 Juni. (Hui)