oleh Ning Haizhong, Luo Ya
Pada hari jadi Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang ditetapkan 1 Juli, jurnal PKT “Qiu Shi” mempublikasikan artikel berisi pidato sambutan Xi Jinping di depan anggota PKT setahun yang lalu. Saat itu Xi Jinping memperingatkan bahwa jika ideologi berada di luar kendali partai dan anggotanya, maka PKT akan menemui fenomena seperti burung atau binatang buas yang “berhamburan karena panik”, dan “tragedi runtuhnya Partai Komunis Uni Soviet dan disintegrasi Uni Soviet” akan kembali terjadi. Para ahli berpendapat bahwa runtuhnya PKT tinggal tunggu waktu lantaran tidak ada lagi orang yang mau percaya dan menaruh harapan padanya.
Pada 1 Juli jurnal PKT “Qiu Shi” mempublikasikan pidato Xi Jinping di Sekolah Partai Pusat PKT pada Maret tahun lalu. Kepada para kader partai muda dan paruh baya Xi Jinping menyampaikan kekhawatirannya terhadap kemungkinan runtuhnya PKT.
Xi Jinping mengatakan : “Jika generasi penerus yang kita bina kemudian menjadi orang-orang yang tidak lagi percaya kepada Marxisme dan komunisme, dan tidak lagi mau mengibarkan panji sosialisme dengan karakteristik Tiongkok (PKT), maka akan terjadi perubahan drastis seperti di Eropa Timur, runtuhnya Partai Komunis Soviet, dan tragedi disintegrasinya Uni Soviet !”
Profesor Sung Kuo-chen, seorang peneliti senior di Pusat Penelitian Hubungan Internasional Universitas Nasional Chengchi, Taiwan mengatakan kepada “Epoch Times” pada 1 Juli, bahwa ucapan Xi dalam pidatonya itu menunjukkan adanya rasa kekhawatiran yang sangat tinggi dalam dirinya, terutama ia sangat takut PKT juga menemui nasib yang sama seperti Partai Komunis Soviet.
“PKT saat ini sedang berada dalam situasi paling berbahaya sejak berdiri, ia juga berulang kali mendapat ‘gempuran’ dari internasional. Setelah penguncian ekstrem untuk mencegah epidemi tiba-tiba dilepas tanpa persiapan, ekonomi Tiongkok secara umum berada dalam keadaan lesu. Terutama masalah pengangguran dan masalah ‘Tang Ping’ -nya kaum muda (Tang Ping merupakan tren populer yang dianut sebagian warga sipil Tiongkok yang menentang penekanan masyarakat untuk bekerja keras akibat kebijakan pemerintah yang merugikan kepentingan rakyat), juga karena hengkangnya perusahaan, larinya warga ke luar negeri, jadi membuat cemas Xi Jinping. Kalau faktor-faktor ini digabungkan, kemungkinan besar akan mengguncang rezim merahnya Xi,” kata Sung Kuo-chen.
Li Yuanhua, seorang sejarawan yang tinggal di Australia, mengatakan kepada “Epoch Times” pada 1 Juli, tentu saja Xi sangat cemas menghadapi PKT yang sedang berada di ambang kepunahannya.
“Sesungguhnya, banyak orang berharap kepunahan PKT semakin cepat semakin baik bagi negara Tiongkok”.
Xi Jinping menyebutkan bahwa beberapa pejabat sejak awal tidak pernah percaya komunisme, mereka itu masuk partai dengan motivasi yang tidak murni. Xi Jinping meminta pejabat PKT untuk menghindari jadi anggota yang tidak teguh terhadap komunisme, berada dalam lingkungan komunisme tetapi pikirannya terbang menuju kapitalisme, jadi seperti pasangan yang tidur di atas satu ranjang tetapi berbeda mimpi”.
Xi juga memperingatkan, bahwa jika sampai PKT kehilangan cita-cita idealnya, maka ia akan kehilangan tali ikatan spiritualnya, sehingga begitu PKT menghadapi terpaan “badai”, maka anggotanya akan bertingkah laku seperti burung atau binatang buas yang “berhamburan ke segenap penjuru karena panik”.
Sung Kuo-chen mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa Xi Jinping juga sadar bahwa ada banyak anggota PKT yang tidak teguh terhadap komunisme, berada dalam lingkungan komunisme tetapi pikirannya terbang menuju kapitalisme, jadi seperti pasangan yang tidur di atas satu ranjang tetapi berbeda mimpi.
Li Yuanhua mengatakan bahwa Xi Jinping tentu sangat jelas bahwa apa yang dia bicarakan itu adalah situasi PKT secara keseluruhan saat ini. Tapi apa yang disebut cita-cita dan keyakinan PKT itu sudah hilang sejak lama, dan tidak ada orang yang benar-benar percaya terhadap retorika komunisme.
“Saya kira tidak ada orang yang percaya pada apa yang disebut Mimpi Merah Tiongkok. Para anggota PKT itu hanya ingin bergabung dengan kelompok kepentingan agar berkesempatan untuk meraup keuntungan melalui korupsi. Mereka semua masuk ke jajaran PKT dengan niat seperti ini. Mereka itu adalah segerombolan ‘burung atau binatang buas’ yang digambarkan di atas, dan bakal terbang atau lari berhamburan”, katanya.
Li Yuanhua mengatakan bahwa PKT memiliki sejarah pendirian dan perkembangan yang memalukan, karena PKT dikembangkan secara ilegal dengan dukungan kekuatan asing, yakni Komunis Internasional, dan merebut kekuasaan sah dari Republik Tiongkok yang didirikan oleh Partai Kuomintang Tiongkok. Setelah memperoleh kekuasaan, PKT berulang melakukan penganiayaan terhadap masyarakat Tiongkok di seluruh lapisan kali melalui berbagai gerakan politik. Di bawah pimpinan PKT selama sekian dekade, bencana alam dan ulah manusia semakin banyak terjadi. Tampaknya Tiongkok baru akan menghadapi kecerahan setelah runtuhnya PKT.
Xi Jinping juga menghabiskan banyak waktu pidatonya dalam menyinggung soal korupsi. Nyatanya, ketika pertama kali berkuasa, Xi Jinping juga terus memperingatkan bahwa masalah korupsi yang terus berkembang, pada suatu ketika akan membinasakan partai !
Dalam sepuluh tahun terakhir, Xi terus melakukan kampanye anti-korupsi dalam skup besar maupun kecil, namun pada September tahun lalu, artikel dalam majalah yang dikelola sekolah partai, yakni “Teori dan Reformasi” menyebutkan bahwa, korupsi di dalam Partai Komunis Tiongkok sekarang lebih tersembunyi dan licik, dan terus bermutasi seperti virus. (sin)